Mobilitas sosial berasal dari kata mobilitas dan sosial. Mobilitas merupakan kata baku dari bahasa Inggris mobility, yang artinya pergerakan. Sesuatu yang bergerak berarti terdapat perubahan, yaitu berpindah posisi dari satu daerah ke daerah lainnya. Jadi, mobilitas sosial yaitu perubahan posisi seseorang dalam masyarakat.
Mobilitas atau pergerakkan sosial dalam masyarakat akan terjadi setiap saat, mengapa? Karena masyarakat yaitu kelompok insan yang bersifat dinamis. Setiap insan tidak pernah puas dengan keadaan dirinya. Ia akan selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik.
Menurut Soerjono Soekanto (249 ; 2005) gerak sosial atau social mobility diartikan sebagai suatu gerak dalam struktur sosial (social structure), yaitu pola-pola tertentu yang
mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
Sebagai contoh: seorang yang hidupnya menganggur niscaya tidak akan betah dengan keadaannya. Dalam keadaan menganggur, ia mungkin tidak mempunyai penghasilan. Padahal kebutuhan hidupnya akan selalu ada dan bertambah. Oleh sebab itu, ia akan berpikir keras dan berusaha untuk sanggup keluar dari keadaan tersebut. Mulailah ia berdagang kecil-kecilan untuk mendapat penghasilan. Dalam dirinya akan timbul ketidakpuasan dengan apa yang diperolehnya. Ia akan berusaha keras untuk meningkatkan usaha dagangnya dengan impian akan meningkat pula penghasilannya.
Dengan meningkatkan penghasilan maka akan meningkatkan status sosialnya. Contoh lainnya yaitu seorang siswa yang ulet belajar. Ia berguru ulet dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensinya. Dengan bekal pendidikan yang tinggi diperlukan ia akan sanggup meningkatkan dan melaksanakan perubahan status sosialnya. Dalam hal ini pada diri siswa tersebut akan terjadi mobilitas sosial naik.
Contoh lainnya yaitu Kepala Sekolah Menengan Atas X yang dipindah tugaskan menjadi Kepala Sekolah Menengan Atas Y. Dalam hal ini berarti pada kepala sekolah tersebut terjadi mobilitas/berpindah posisi tetapi masih dalam status yang sama. Coba Anda simpulkan! Apakah seorang pedagang rokok eceran beralih menjadi pedagang koran eceran terjadi mobilitas horizontal? Jika balasan Anda ya, berarti Anda sudah sanggup menjawab dengan benar. Pada pedagang tersebut tidak terjadi perubahan yang meningkat atau menurun. Mobilitas sosial yang berkaitan dengan status atau tingkatan pada posisi sosial yang sama ini dinamakan dengan mobilitas sosial horizontal.
Perpindahan penduduk secara permanen ibarat pindah daerah tinggal juga merupakan rujukan mobilitas sosial horizontal. Pada zaman kini dengan pemberian dari sarana transportasi yang modern frekuensi terjadinya mobilitas sosial horizontal sangat tinggi.
Ilustrasi ihwal kenaikan kelas di atas mengatakan adanya mobilitas sosial vertikal dalam pendidikan. Selain pendidikan, masih ada unsur-unsur lain yang sanggup memengaruhi mobilitas sosial vertikal, di antaranya sebagai berikut:
Sesuai dengan arahnya, maka terdapat dua jenis mobilitas sosial vertikal, yaitu yang naik ( social climbing) dan yang turun ( social sinking).
Mobilitas vertikal yang naik mempunyai dua bentuk utama, yaitu:
Gerak sosial vertikal yang menurun juga mempunyai bentuk yang utama, yaitu:
Mobilitas atau pergerakkan sosial dalam masyarakat akan terjadi setiap saat, mengapa? Karena masyarakat yaitu kelompok insan yang bersifat dinamis. Setiap insan tidak pernah puas dengan keadaan dirinya. Ia akan selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik.
Menurut Soerjono Soekanto (249 ; 2005) gerak sosial atau social mobility diartikan sebagai suatu gerak dalam struktur sosial (social structure), yaitu pola-pola tertentu yang
mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
Sebagai contoh: seorang yang hidupnya menganggur niscaya tidak akan betah dengan keadaannya. Dalam keadaan menganggur, ia mungkin tidak mempunyai penghasilan. Padahal kebutuhan hidupnya akan selalu ada dan bertambah. Oleh sebab itu, ia akan berpikir keras dan berusaha untuk sanggup keluar dari keadaan tersebut. Mulailah ia berdagang kecil-kecilan untuk mendapat penghasilan. Dalam dirinya akan timbul ketidakpuasan dengan apa yang diperolehnya. Ia akan berusaha keras untuk meningkatkan usaha dagangnya dengan impian akan meningkat pula penghasilannya.
Dengan meningkatkan penghasilan maka akan meningkatkan status sosialnya. Contoh lainnya yaitu seorang siswa yang ulet belajar. Ia berguru ulet dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensinya. Dengan bekal pendidikan yang tinggi diperlukan ia akan sanggup meningkatkan dan melaksanakan perubahan status sosialnya. Dalam hal ini pada diri siswa tersebut akan terjadi mobilitas sosial naik.
Jenis-Jenis Mobilitas Sosial
Tipe-tipe mobilitas sosial yang prinsipil ada dua macam, yaitu mobilitas horizontal dan mobilitas vertikal. Untuk jelasnya pahamilah uraian mengenai kedua tipe mobilitas berikut:Mobilitas Horizontal
- Tingkatan atau status
Contoh lainnya yaitu Kepala Sekolah Menengan Atas X yang dipindah tugaskan menjadi Kepala Sekolah Menengan Atas Y. Dalam hal ini berarti pada kepala sekolah tersebut terjadi mobilitas/berpindah posisi tetapi masih dalam status yang sama. Coba Anda simpulkan! Apakah seorang pedagang rokok eceran beralih menjadi pedagang koran eceran terjadi mobilitas horizontal? Jika balasan Anda ya, berarti Anda sudah sanggup menjawab dengan benar. Pada pedagang tersebut tidak terjadi perubahan yang meningkat atau menurun. Mobilitas sosial yang berkaitan dengan status atau tingkatan pada posisi sosial yang sama ini dinamakan dengan mobilitas sosial horizontal.
- Wilayah
Perpindahan penduduk secara permanen ibarat pindah daerah tinggal juga merupakan rujukan mobilitas sosial horizontal. Pada zaman kini dengan pemberian dari sarana transportasi yang modern frekuensi terjadinya mobilitas sosial horizontal sangat tinggi.
Mobilitas Vertikal
Ilustrasi ihwal kenaikan kelas di atas mengatakan adanya mobilitas sosial vertikal dalam pendidikan. Selain pendidikan, masih ada unsur-unsur lain yang sanggup memengaruhi mobilitas sosial vertikal, di antaranya sebagai berikut:
- Kekayaan
- Kekuasaan
- Pendidikan
Sesuai dengan arahnya, maka terdapat dua jenis mobilitas sosial vertikal, yaitu yang naik ( social climbing) dan yang turun ( social sinking).
Mobilitas vertikal naik
Mobilitas vertikal naik ( climbing mobility) berarti terjadi perubahan kedudukan menjadi lebih tinggi. Pada mobilitas sosial vertikal naik akan mengubah status dan kiprah sosial seseorang.Mobilitas vertikal yang naik mempunyai dua bentuk utama, yaitu:
- Masuknya individu dengan kedudukan rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. Contohnya seorang lurah yang sebab prestasi kerjanya dinilai baik, maka diangkat menjadi camat. Dalam hal ini terjadi mobilitas vertikal naik pada dirinya. Kedudukan camat lebih tinggi dari lurah. Dengan jabatan atau kedudukan yang naik menjadi camat, maka kekuasaannya juga akan semakin besar. Ketika menjadi lurah, ia hanya mempunyai wilayah kekuasaan pada satu kelurahan saja, namun kini kekuasaannya menjelma satu kecamatan. Naiknya kedudukan ini diikuti pula oleh naiknya pendapatan sebagai konsekuensi dari jabatan yang disandangnya.
- Pembentukan suatu kelompok baru, yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari kedudukan individu-individu pembentuk kelompok tersebut. Contohnya untuk menampung aspirasi, kepentingan, dan menjadi wadah usaha bagi para pekerja, maka dibentuklah SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia). Di mana dalam hal ini SPSI mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada para pembentuk dan pekerja-pekerja yang tergabung di dalamnya.
Mobilitas vertikal turun
Di samping mobilitas sosial vertikal naik, ada pula mobilitas sosial vertikal turun (sinking mobility). Pada mobilitas sosial vertikal turun, terjadi penurunan tingkat sosial seseorang.Gerak sosial vertikal yang menurun juga mempunyai bentuk yang utama, yaitu:
- Turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya. Contohnya seorang pegawai negeri yang pensiun dari dinas aktif. Ia mengalami penurunan dari status pegawai negeri aktif menjadi pensiunan pegawai negeri. Hal ini berarti terjadi penurunan pada kekuasaan yang dimilikinya. Demikian pula terjadi penurunan pada pendapatannya. Contoh lainnya, seorang pedagang besar tentunya ia mempunyai pendapatan yang besar pula. Dari kriteria kekayaan, ia mempunyai kedudukan yang tinggi. Namun, ketika terjadi krisis ekonomi, maka usahanya mengalami kebangkrutan. Dengan bangkrutnya perusahaan, maka berdampak pada tingkat pendapatannya. Dalam hal ini terjadi penurunan pendapatan, sehingga mengakibatkan kedudukan sosialnya menjadi lebih rendah (mengalami penurunan).
- Turunnya derajat sekelompok individu yang sanggup berupa disintegrasi kelompok sebagai kesatuan. Contohnya dalam sebuah desa dibuat sebuah kelompok (organisasi) kepemudaan sebagai wadah aspirasi dan aktualisasi keinginan dan potensi pemuda. Setelah berjalan beberapa waktu, banyak kendala yang menghalangi perjalanan kelompok tersebut. Mulai dari sikap indisipliner dari anggotanya, ibarat kekurangan anggota sebab banyak yang merantau, hingga pada kekurangan anggaran untuk membiayai semua kegiatannya.
0 Response to "Pengertian, Jenis, Dan Pola Mobilitas Sosial"