Teori Tumbukan Dan Keadaan Transisi

Teori tumbukan didasarkan atas teori kinetik gas yang mengamati ihwal bagaimana suatu reaksi kimia sanggup terjadi. Menurut teori tersebut kecepatan reaksi antara dua jenis molekul A dan B sama dengan jumiah tumbukan yang terjadi per satuan waktu antara kedua jenis molekul tersebut. Jumlah tumbukan yang terjadi persatuan waktu sebanding dengan konsentrasi A dan konsentrasi B. Kaprikornus makin besar konsentrasi A dan konsentrasi B akan semakin besar pula jumlah tumbukan yang terjadi.

TEORI TUMBUKAN INI TERNYATA MEMILIKI BEBERAPA KELEMAHAN, ANTARA LAIN:


  • Tidak semua tumbukan menghasilkan reaksi alasannya yaitu ada energi tertentu yang harus dilewati (disebut energi aktivasi = energi pengaktifan) untak sanggup menghasilkan reaksi. Reaksi hanya akan terjadi jikalau energi tumbukannya lebih besar atau sama dengan energi pengaktifan (Ea).
  • Molekul yang lebih rumit struktur ruangnya menghasilkan tumbukan yang tidak sama jumlahnya dibandingkan dengan molekul yang sederhana struktur ruangnya.
Teori tumbukan di atas diperbaiki oleh teori keadaan transisi atau teori laju reaksi absolut. Dalam teori ini diandaikan bahwa ada suatu keadaan yang harus dilewati oleh molekul-molekul yang bereaksi dalam tujuannya menuju ke keadaan selesai (produk). Keadaan tersebut dinamakan keadaan transisi. Mekanisme reaksi keadaan transisi sanggup ditulis sebagai berikut:
A + B → T* –> C + D
dimana:

- A dan B yaitu molekul-molekul pereaksi
- T* yaitu molekul dalam keadaan transisi
- C dan D yaitu molekul-molekul hasil reaksi

0 Response to "Teori Tumbukan Dan Keadaan Transisi"