Apakah Anda suka memaksakan kehendak Anda terhadap anak? Misalnya, sebab Anda menyukai warna pink, putri Anda pun dipaksa menyukai warna tersebut. Ketika anak menginginkan warna lain, Anda pribadi melarangnya atau memberi komentar bahwa warna tersebut kurang bagus.
“Segala sesuatu yang bekerjasama dengan warna barang, atau motif pakaian, ada baiknya Anda tanyakan lebih dahulu ke anak. Biarkan anak yang membentuk karakternya sendiri, bukan huruf orangtuanya,” kata Ratih Zulhaqqi, psikolog dari Rumah Kancil Jakarta.
Jangan hingga anak menyukai warna pink hanya sebab ibunya juga suka pink. Karena, itu artinya warna tersebut bukan pilihan anak sendiri, melainkan pilihan Sang Ibu yang dipaksakan semoga disukai oleh Si Anak.
Salah satu cara untuk membiarkan anak menemukan karakternya sendiri yaitu dikala Anda mengajak anak belanja pakaian di sebuah toko. Bebaskan anak menentukan apa yang disukainya. Katakan pada anak apa tujuannya membeli pakaian, contohnya untuk menghadiri program ijab kabul saudara ahad depan.
“Sampaikan dengan terang di area mana sanggup menentukan baju, contohnya lorong 5. Jadi, bagi anak itu lebih adil dan tidak merasa canggung mengatakan warna, motif, atau model kesukaannya,” terang Ratih.
Kalau anak punya kebiasaan mengikuti impian orangtua atau selalu minta dipilihkan orangtuanya sebab anak tak berani menujukkan pilihannya sendiri, berdasarkan Ratih, “Anak jadi takut menentukan dan khawatir pilihannya tidak sebagus orangtuanya. Atau sanggup jadi belum dewasa takut diejek teman-temannya atas pilihannya itu. Biar aman, anak pun menentukan warna atau model yang sama dengan orangtuanya.”
Demikian tadi Cara Membimbing Anak Menemukan Karakternya Sendiri , semoga sanggup menjadi panduan orang renta dalam membimbing anak menemukan karakternya sendiri.
0 Response to "Cara Membimbing Anak Menemukan Karakternya Sendiri"