Efektivitas Vcd Sebagai Media Pembelajaran Ips Kelas Iv Di Mi Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak 2005/2006 (Tp-2)

Abad 21 merupakan kurun pengetahuan dimana pengetahuan akan menjadi landasan utama segala aspek kehidupan. Abad pengetahuan sangat besar lengan berkuasa terhadap pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan lapangan kerja. Pendidikan ialah salah satu hal yang sangat penting untuk membekali siswa menghadapi masa depan. Untuk itu proses pembelajaran yang bermakna sangat memilih terwujudnya pendidikan yang berkualitas. Siswa perlu menerima bimbingan, dorongan, dan peluang yang memadai untuk berguru dan mempelajari hal-hal yang akan dibutuhkan dalam kehidupannya. Tuntutan masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, menciptakan pendidikan mustahil lagi dikelola hanya dengan melalui contoh tradisional. Selain tuntutan tersebut, masyarakat menginginkan kebutuhan akan gosip dan komunikasi, dimana gosip dan komunikasi sangat besar lengan berkuasa pada kemajuan dibidang pendidikan. Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat, pemahaman cara berguru anak, kemajuan media komunikasi dan lain sebagainya memberi arah tersendiri bagi acara pendidikan dan tuntutan ini pulalah yang menciptakan budi untuk memanfaatkan media teknologi dalam pengelolaan pendidikan.



Sebagai bab dari kebudayaan, pendidikan bahwasanya lebih memusatkan diri pada proses berguru mengajar untuk membantu anak didik menggali, menemukan, mempelajari, mengetahui, dan mengahayati nilai – nilai yang berguna, baik bagi diri sendiri, masyarakat, dan negara sebagai keseluruhan Sudarwan. (1995:3). Selain itu pendidikan memiliki peranan penting dalam menyebarkan sumber daya manusia, semoga anak didik menjadi insan yang berkualitas, profesional, terampil, kreatif dan inovatif. Pemerintah Republik Indonesia telah bertekad untuk menunjukkan kesempatan kepada seluruh warga negara Indonesia untuk menikmati pendidikan yang bermutu, sebagai langkah utama meningkatkan taraf hidup warga negara sebagai distributor pembaharu, pendidikan bertanggung jawab dalam menyebarkan dan mewariskan nilai untuk dinikmati anak didik yang selanjutnya nilai tersebut akan ditransfer dalam kehidupan sehari – hari.

Berdasarkan pengamatan peneliti pada waktu observasi, kenyataan dilapangan khususnya pada pembelajaran IPS di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak guru kurang optimal dalam memanfaatkan maupun memberdayakan sumber pembelajaran alasannya ialah pembelajaran IPS di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak cenderung masih berpusat pada guru (teacher centered), text book centered dan mono media. Guru masih mendomonasi proses pembelajaran sedang siswa masih nampak pasif. Guru lebih banyak memakai metode ceramah dalam setiap penyampaian materi pelajaran IPS, alasannya ialah berdasarkan guru tersebut metode ceramah merupakan metode yang paling gampang dilaksanakan oleh setiap guru. Hal ini menyebabkan banyak siswa di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak menganggap proses pembelajaran IPS ini ialah sesuatu yang membosankan, monoton, kurang menyenangkan, terlalu banyak hafalan, kurang variatif dan banyak sekali keluhan lainnya. Berdasarkan pada Suplemen Buku Induk Siswa yang berisi daftar nilai atau prestasi siswa berdasar Kurikulum berbasis Kompetensi sanggup diperoleh data hasil prestasi nilai rata-rata kelas IV MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak semester I tahun pelajaran 2005-2006 sebanyak 40 siswa yaitu nilai rata- rata kelas sebagai berikut : Pendidkan Agama (78,5); Matematika (70,5); IPA (72,5); IPS (65); Bahasa Indonesia (73,6), Penjas (62,5) 
Dari nilai rata – rata diatas sanggup disimpulkan bahwa prestasi berguru pada pembelajaran IPS di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak terendah no 5 dari mata Matematika, Agama, IPA, Bahasa Indonesia.

Sebagaimana terdapat dalam Undang – Undang No. 2 tahun 1989 wacana Sistem Pendidikan Nasional, pasal 35, yang menyatakan bahwa ”Setiap satuan pendidikan jalur pendidikan sekolah, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat harus menyediakan sumber belajar” (artikel Arif, Pemanfaatan Media Massa : 2004 dalam www.google.com), jadi pendidikan mustahil terselenggara dengan baik bilamana para tenaga kependidikan maupun para penerima didik tidak didukung oleh sumber berguru yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan acara berguru yang bersangkutan. Terlebih lagi dalam pembelajaran IPS yang merupakan syntetic science, alasannya ialah konsep, generalisasi dan temuan – temuan penelitian ditentukan atau diobservasi sesudah fakta terjadi menuntut adanya suatu media pendidikan dan sumber pembelajaran yang bisa meningkatkan interaksi dan motivasi berguru siswa. 

Sumber pembelajaran ialah segala sesuatu atau daya yang sanggup dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk adonan untuk kepentingan berguru mengajar dengan tujuan meningkatkan efektifitas dan efisiensi tujuan pembelajaran. Sedangkan media pendidikan ialah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Hamalik, (1985:23). Gagne (1970) dalam bukunya Sadiman, (1996:6), menyatakan bahwa media pendidikan banyak sekali jenis komponen dalam lingkungan siswa yang sanggup merangsangnya untuk belajar. Media pendidikan juga diartikan sebagai media komunikasi yang digunakan dalam acara berguru mengajar. Secara implisit media pendidikan mencakup alat yang secara fisik digunakan untuk memberikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi dan komputer. Gagne dan Briggs (1975) dalam Hamalik (1994:4).

Sebagai sumber pembelajaran IPS, media pendidikan dibutuhkan untuk membantu guru dalam menumbuhkan pemahaman siswa terhadap materi IPS. Sementara itu, seiring dengan pesatnya perkembangan media gosip dan komunikasi, baik perangkat keras (Hardware) maupun perangkat lunak
(Software), akan membawa perubahan bergesernya peranan guru, termasuk guru IPS sebagai penyampai pesan/ informasi. Guru tidak bisa lagi berperan sebagai satu – satunya sumber gosip bagi acara pembelajaran para siswanya. Akan tetapi siswa sanggup memperoleh gosip dari banyak sekali sumber, salah satunya ialah dari VCD Pembelajaran. Penggunaan VCD pembelajaran ini ialah sebagai alat bantu media bukan sepenuhnya mengganti tugas guru dalam mengajar.

Pemilihan VCD pembelajaran sebagai media pendidikan dan sumber pembelajaran IPS mengkondisikan siswa untuk berguru secara berdikari melalui pembelajaran mandiri, siswa sanggup berpikir aktif serta bisa meningkatkan motivasi berguru siswa, siswa sanggup berperan sebagai peneliti, analis, tidak hanya sebagai konsumen gosip saja, terlebih lagi siswa dan guru tidak perlu hadir secara fisik di kelas (Classroom Meeting) dan proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu. VCD pembelajaran cukup umur ini, mulai membudaya dalam masyarakat dan pemutaran VCD pembelajaran sanggup diulang setiap waktu serta gampang dioperasikan. Berdasarkan hal – hal tersebut sanggup disimpulkan bahwa VCD pembelajaran bisa meningkatkan prestasi berguru siswa. Oleh alasannya ialah itu, peneliti tertarik untuk mengkaji permasalahan tersebut dengan judul: ”EFEKTIVITAS VCD SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV DI MI TSAMROTUL HUDA 1 JATIROGO KEC. BONANG KAB. DEMAK 2005/2006”.

0 Response to "Efektivitas Vcd Sebagai Media Pembelajaran Ips Kelas Iv Di Mi Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak 2005/2006 (Tp-2)"