Penggunaan Model Synectik Dalam Proses Mencar Ilmu Mengajar Di Sd Inpres Rappokalling I Makassar (Pbio-14)


Dalam proses berguru mengajar intinya merupakan proses interaksi antara yang berguru (siswa) dengan pengajar (guru). Seorang siswa telah dikatakan berguru apabila ia telah mengetahui sesuatu yang sebelumnya ia tidak sanggup mengetahuinya, termasuk perilaku tertentu yang sebelumnya belum dimilikinya. Sebaliknya, seorang guru dikatakan telah mengajar apabila ia telah membantu siswa atau orang lain untuk memperoleh perubahan yang dikehendaki.

Guru sebagai fasilitator dalam proses berguru mengajar hendaknya berupaya membuat situasi dan kondisi yang memungkinkan terjadinya proses berguru mengajar yang efektif dan efesien untuk para siswanya. Dalam hal ini sanggup meningkatkan efektivitas acara berguru mengajar.

Model mengajar yaitu suatu rencana atau rujukan mengajar yang dipakai oleh guru dalam menyusun kurikulum, mengatur materi-materi pelajaran dan petunjuk bagaimana seharusnya guru mengajar di kelas.

Mengingat beragamnya model mengajar yang telah diterapkan di sekolah-sekolah ini, tentu akan lebih bijaksana kalau guru menentukan dan mencoba memakai model mengajar secara bervariasi untuk meningkatkan kualitas profesi dan produktivitasnya dalam mengacu pada pemenuhan kebutuhan siswa, dan hal inilah yang dilakukan oleh guru-guru di SD Inpres Rappokalling I Makassar untuk mencoba model synectik diterapkan dalam proses berguru mengajar.

Dalam penerapan model synectik ini oleh guru, yakni guru tersebut hanya menawarkan citra atau gosip ihwal suatu materi pelajaran lalu siswa atau gosip ihwal suatu materi pelajaran lalu siswa tersebut mengelolanya sendiri, nanti pada tahap final gres guru menawarkan bimbingan lagi. Makara peranan guru hanya menawarkan bimbingan pada tahap awal dan tahap final kegiatan.

0 Response to "Penggunaan Model Synectik Dalam Proses Mencar Ilmu Mengajar Di Sd Inpres Rappokalling I Makassar (Pbio-14)"