Layanan Perpustakaan Berbasis Teknologi Isu (Ti)



Layanan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi (TI)
Arif Surachman
Perpustakaan Universitas Gadjah Mada



Perpustakaan pada cukup umur ini telah berkembang sedemikian pesatnya. Perkembangan perpustakaan dalam beberapa dasawarsa ini telah banyak dipengaruhi oleh perkembangan TI. Perpustakaan sebagai salah satu “aktor” yang berperan dalam pengumpulan, pengolahan dan pendistribusian informasi mau tidak mau harus berhadapan dengan apa yang dinamakan TI ini. Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa tanpa adanya sentuhan TI, perpustakaan dianggap sebagai sebuah instutisi yang ketinggalan jaman, kuno dan tidak berkembang.

TI di perpustakaan sering menjadi tolak ukur kemajuan dan modernisasi dari sebuah perpustakaan. Hal ini tentu tidak bisa dipungkiri mengingat tuntutan masyarakat yang memang sudah “ngeh” dengan segala macam bentuk TI. Gejala dan permasalahan serta fenomena inilah yang membawa dampak kepada apa yang disebut dengan Layanan Perpustakaan Berbasis TI. Tentunya ini dengan impian bahwa apa yang menjadi pertanyaan banyak orang mengenai sentuhan TI di perpustakaan sedikit terjawab melalui layanan berbasis TI ini.

Namun demikian, kiranya perlu ditelusur lebih jauh aneka macam hal mengenai penerapan pelayanan perpustakaan yang berbasis TI ini.
Kepentingan Institusi VS Kepentingan Pengguna

Pengembangan TI di sebuah perpustakaan bekerjsama merupakan wujud dari aneka macam kepentingan. Kepentingan ini yang mendorong perpustakaan untuk melaksanakan modernisasi pelayanan dan menerapkan TI dalam aktifitas kesehariannya. Tuntutan kepentingan-kepentingan yang sedemikian besar ini seakan menimbulkan “cambuk” bagi perpustakaan untuk berbenah dan selalu berpikir untuk sanggup memperlihatkan yang terbaik melalui fasilitas TI ini.

Berdasarkan pengamatan, bekerjsama kepentingan ini secara garis besar sanggup dibedakan menjadi dua yakni kepentingan institusi dan kepentingan pengguna perpustakaan. Dalam kasus perpustakaan di lingkungan perguruan tinggi, institusi yang dimaksud yakni perpustakaan itu sendiri dan universitas sebagai forum yang menaungi perpustakaan. Sedangkan pengguna perpustakaan yang dimaksud yakni sivitas akademika di lingkungan perguruan tinggi yakni mahasiswa, dosen, peneliti dan karyawan. Perkembangan perpustakaan banyak dipengaruhi oleh visi dan misi yang di forum induknya. Sehingga apapun yang akan diterapkan dan dikembangkan oleh perpustakaan harus diadaptasi dengan tujuan organisasi atau institusi itu sendiri. Hanya terkadang apa yang menjadi kepentingan institusi tampaknya “belum berpihak” banyak kepada kepentingan pengguna. Belum lagi problem prioritas, perpustakaan masih merupakan prioritas kesekian bagi forum induknya dalam hal pendanaan dan pengembangan. 

Perkembangan perpustakaan dilihat dari kepentingan pengguna dirasakan belum menggembirakan. Masih banyak “tuntutan” pengguna yang belum sanggup dipenuhi oleh perpustakaan, termasuk tersedianya terusan layanan berbasis TI ini. Untuk itu perlu kiranya dipikirkan sebuah sinergitas yang mengakomodasi kedua kepentingan tersebut sehingga terjadi keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Perpustakaan, Universitas dan Pengguna perlu berjalan bersama untuk memikirkan sebuah perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan mereka dan sanggup memperlihatkan pelayanan yang terbaik.
Implementasi TI dalam Pelayanan Perpustakaan

Teknologi dalam hal ini TI bukan merupakan hal yang murah. Untuk itu apabila perpustakaan ingin mengimplementasikan TI dalam layanan dan aktifitasnya perlu direncanakan secara matang. Hal ini untuk mengantisipasi biar tidak ada kesia-siaan dalam perencanaan dan pengembangan yang berakibat pula pada pemborosan waktu, tenaga, pikiran dan keuangan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam rangka penerapan TI pada perpustakaan, yakni:

 Dukungan Top Manajemen / Lembaga Induk

 Kesinambungan / Kontinuitas

 Perawatan dan Pemeliharaan

 Sumber Daya Manusia

 Infrastruktur Lainnya menyerupai Listrik, Ruang/Gedung, Furniture, Interior Design, Jaringan Komputer, dsbnya.

 Pengguna Perpustakaan menyerupai faktor kebutuhan, kenyamanan, pendidikan pengguna, kondisi pengguna, dll

Hal-hal tersebut diatas akan memilih sejauh mana penerapan TI di perpustakaan khususnya di layanan perpustakaan sanggup berjalan dengan baik.

Penerapan TI dalam bidang layanan perpustakaan ini sanggup dilihat dari beberapa hal seperti: 
Layanan Sirkulasi 

Penerapan TI dalam bidang layanan sirkulasi sanggup mencakup banyak hal diantaranya yakni layanan peminjaman dan pengembalian, statistik pengguna, manajemen keanggotaan, dll. Selain itu sanggup juga dilakukan silang layan antar perpustakaan yang lebih gampang dilakukan apabila teknologi informasi sudah menjadi kepingan dari layanan sirkulasi ini. Teknologi ketika ini sudah memungkinkan adanya self-services dalam layanan sirkulasi melalui fasilitas barcoding dan RFID (Radio Frequency Identification). Penerapan teknologi komunikasipun sudah mulai dipakai menyerupai penggunaan SMS, Faksimili dan Internet. 
Layanan Referensi & Hasil-hasil Penelitian 

Penerapan TI dalam layanan referensi dan hasil-hasil penelitian sanggup dilihat dari tersedianya terusan untuk menelusuri sumber-sumber referensi elektronik / digital dan materi pustaka lainnya melalui kamus elektronik, direktori elektronik, peta elektronik, hasil penelitian dalam bentuk digital, dan lain-lain. 
Layanan Journal / Majalah / Berkala 

Pengguna layanan journal, majalah, bersiklus akan sangat terbantu apabila perpustakaan bisa menyediakan kemudahan dalam terusan ke dalam journal-journal elektronik, baik itu yang diakses dari database lokal, global maupun yang tersedia dalam format Compact Disk dan Disket. Bahkan silang layan dan layanan penelusuran informasipun bisa dimanfaatkan oleh pengguna dengan dukungan teknologi informasi menyerupai internet.



Layanan Multimedia / Audio-Visual 

Layanan multimedia / audio-visual yang dulu lebih dikenal sebagai layanan “non book material” yakni layanan yang secara eksklusif bersentuhan dengan TI. Pada layanan ini pengguna sanggup memanfaatkan teknologi informasi dalam bentuk Kaset Video, Kaset Audio, MicroFilm, MicroFische, Compact Disk, Laser Disk, DVD, Home Movie, Home Theatre, dll. Layanan ini juga memungkinkan adanya media interaktif yang sanggup dimanfaatkan pengguna untuk melaksanakan pembelajaran, dsbnya. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam layanan perpustakaan yakni pengguna yang memiliki keterbatasan, menyerupai penglihatan yang kurang, buta, indera pendengaran yang kurang dan ketidakmampuan lainnya. Layanan Multimedia / Audio-Visual memungkinkan perpustakaan sanggup memperlihatkan pelayanan kepada para pengguna dengan kriteria ini. Sebagai referensi dari bentuk penerapan teknologi untuk itu yakni Audible E-books, Digital Audio Books, InfoEyes (Virtual Reference), Braille, dsbnya. 

Layanan Internet & Computer Station 

Internet ketika ini menjadi “bintang” dalam TI. Orang sudah tidak ajaib lagi untuk memakai internet dalam kehidupannya. Untuk itu mau tidak mau perpustakaanpun harus sanggup memperlihatkan layanan melalui media ini. Melalui media web perpustakaan memperlihatkan informasi dan layanan kepada penggunanya. Selain itu perpustakaan juga sanggup menyediakan terusan internet baik memakai computer station maupun WIFI / Access Point yang sanggup dipakai pengguna sebagai kepingan dari layanan yang diberikan oleh perpustakaan. Pustakawan dan perpustakaan juga bisa memakai fasiltas web-conferencing untuk memperlihatkan layanan secara online kepada pengguna perpustakaan. Web-Conferencing ini sanggup juga dimanfaatkan oleh kepingan layanan informasi dan referensi. OPAC atau Online Catalog merupakan kepingan penting dalam sebuah perpustakaan, untuk itu perpustakaan perlu menyediakan terusan yang lebih luas baik itu melalui jaringan lokal, intranet maupun internet. 
Keamanan 

Teknologi informasi juga sanggup dipakai sebagai alat untuk memperlihatkan kenyamanan dan keamanan dalam perpustakaan. Melalui fasilitas semacam gate keeper, security gate, CCTV dan lain sebagainya, perpustakaan sanggup meningkatkan keamanan dalam perpustakaan dari tangan-tangan jahil yang tidak ajaib sering terjadi dimanapun. 
Pengadaan 

Bagian Pengadaan juga sangat terbantu dengan adanya teknologi informasi ini. Selain sanggup memakai TI untuk melaksanakan penelusuran koleksi-koleksi perpustakaan yang dibutuhkan, kepingan ini juga sanggup memanfaatkannya untuk menampung aneka macam ilham dan usulan kebutuhan perpustakaan oleh pengguna. Kerjasama pengadaan juga lebih gampang dilakukan dengan adanya TI ini.

Implementasi TI dalam layanan perpustakaan dari waktu ke waktu akan terus berkembang baik itu untuk keperluan automasi perpustakaan maupun penyediaan media / materi pustaka berbasis TI ini.
Perpustakaan “Hybrid”
Sebetulnya ketika orang berbicara mengenai penerapan TI dalam perpustakaan atau khususnya layanan perpustakaan orang akan berbicara juga mengenai transformasi perpustakaan tradisional menuju perpustakaan digital, perpustakaan elektronik, atau perpustakaan virtual. Namun menurut pengamatan penulis dari sekian banyak konsep yang berkembang tersebut sebetulnya ketika ini konsep yang berkembang cukup pas dan mungkin dalam beberapa dasawarsa ke depan masih relevan yakni apa yang dinamakan dengan Perpustakaan Hybrid. Pengertian perpustakaan Hybrid ini sendiri yakni menyerupai yang dikemukakan oleh Angelina Hutton dalam the Hybrid Library.

“A hybrid library is a library where 'new' electronic information resources and 'traditional' hardcopy resources co-exist and are brought together in an integrated information service, accessed via electronic gateways available both on-site, like a traditional library, and remotely via the Internet or local computer networks.” (http://hylife.unn.ac.uk/toolkit/The_hybrid_library.html diakses 19 Oktober 2005)

Atau menyerupai yang disampaikan Stephen Pinfiel:

“A hybrid library is not just a traditional library (only containing paper-based resources) or just a virtual library (only containing electronic resources), but somewhere between the two. It is a library which brings together a range of different information sources, printed and electronic, local and remote, in a seamless way.” 

(http://www.ariadne.ac.uk/issue18/main/ diakses tanggal 19 Oktober 2005)

Dari pengertian di atas sanggup dilihat bahwa layanan perpustakaan berbasis TI sangat akrab dengan konsep perpustakaan Hybrid ini. Walaupun sebetulnya perpustakaan hybrid ini yakni merupakan bentuk peralihan dari perpustakaan tradisional menuju perpustakaan digital / virtual. Makara tidak ada salahnya apabila kita berbicara mengenai layanan berbasis TI kita juga perlu mempelajari problem perpustakaan Hybrid ini.
Penutup

Dari kajian singkat di atas sanggup dilihat bahwa layanan perpustakaan berbasis TI sanggup diterapkan di semua kepingan perpustakaan. Itu semua tergantung bagaimana dan apa kebutuhan pengguna dan juga perpustakaan. Proses pengembangan perpustakaan berbasis TI ini harus memperhatikan kepentingan pengguna dan juga kepentingan institusi / organisasi induk yang menaunginya. Tak kalah pentingnya yakni faktor kemampuan finansial dari perpustakaan / forum induk untuk menerapkan TI dalam layanan perpustakaan ini. Karena TI memang bukan barang “murah” dan perlu investasi yang cukup “mahal”. Namun demikian, penggunaan TI dalam bidang layanan perpustakaan ini memang sudah merupakan kebutuhan yang tidak bisa dihindarkan lagi, sehingga perpustakaan perlu melaksanakan kajian prioritas kebutuhan TI untuk perpustakaannya.
Daftar Bacaan



Bell, Lori and Tom Peters. “Digital Library Services for All: Innovative Technology Open Doors to Print-Impaired Patrons”. American Libraries, September 2005, pp. 46-49.

Bertot, John Carlo. “World Libraries on the Information Superhighway: Internet-based Library Services”. Library Trends, Vol. 52, No. 2, Fall 2003, pp. 209-227. Florida: University of Illinois.

Buckland, Michael. 1999. “Library Services in Theory and Context”. 2nd Edition. Berkeley: Berkeley University. Diakses melalui alamat situs http://sunsite.berkeley.edu/Literature/Library/Services/index.html pada hari Rabu, 09 November 2005.

Casado, Margaret. “Delivering Library Services to Remote Students”. Computers in Libraries. Apr 2001, Vol. 21, Issue 4, p32, 6p. Information Today Inc.

Enright. 1972. “New Media and the Library in Education”. London: Clive Bingley.

Gaide, Susan. “Integrated Library Services Boosts Online Recruitment and Retention”. Distance Education Report, Volume 8, Number 8, April 15, 2004. pp. 1-2, 6.

Glenn, Hilary. 2004. “Library Services for People with Special Needs in Northern Ireland”. Brief Communication. Health Information and Libraries Journal, 21 (Suppl. 2) pp. 66-68. Health Libraries Group.

Guenther, Kim. “Preserving the Personal Touch of Library Services in a Digital World”. Computer in Libraries. September 2000. p. 57-59. Information Today Inc.

Hutton, Angelina. 2001. The Hybrid Library. http://hylife.unn.ac.uk/toolkit/The_hybrid_library.html diakses tanggal 19 Oktober 2005.

John J. Keating., III and Arthur W. Hafner. “Supporting Individual Library Patrons with Information Technologies: Emerging One-to-One Library Services on the College or University Campus”. The Journal of Academic Librarianship, Volume 28, Number 6, pages 426-429. 

Ketelhut, Diane Jass. Et al. “Extending Library Services through Emerging Interactive Media”. Knowledge Quest, Volume 34/Number 1. September/October 2005. p. 29- 32. 

Nomura, Misako. 2004. “Development of Library Services for Disadvantaged People: a Japanese Perspective”. Brief Communication. Health Information and Libraries Journal, 21 (Suppl. 2), pp. 69-71. Health Libraries Group.

Pienfel, Stephen. “Hybrids and Clumps”. http://www.ariadne.ac.uk/issue18/main/ diakses tanggal 19 Oktober 2005.

Playforth, Sarah. 2004. “Inclusive Library Services for Deaf People: an Overview from the Social Model Perspective”. Brief Communication. Health Information and Libraries Journal, 21 (Suppl. 2), pp. 54-57. Health Libraries Group.

Redfern FLA, Brian. “Studies in Library Management”. Volume One. London: Clive Bingley.

Wilson, Marion. “Understanding the Needs of Tomorrow’s Library User: Rethinking Library Services for the New Age”. APLIS, June 2000, Vol. 13, Issue 2.

Wisdom, Aline C. 1974. “Introduction to Library Services for Library Media Technical Assistants”. New York: McGraw-Hill Company.








[1] Makalah disampaikan dalam Pelatihan Teknologi Informasi: Peningkatan Pemahaman dan Ketrampilan SPBI (Sistem Pembelajaran Berbasis Internet) bagi Staf Perpustakaan. 


[2] Staf Perpustakaan Universitas Gadjah Mada, Koordinator Perpustakaan PSKP UGM, Pendiri Jogfjasoft.Com dan Moderator Mailing-List INDOLIB (Indonesia Librarian Network) – indolib@yahoogroups.com.

0 Response to "Layanan Perpustakaan Berbasis Teknologi Isu (Ti)"