Kandungan titik-titik air dalam awan semakin usang semakin tinggi. Apabila awan sudah tidak bisa lagi menampung titik-titik air alasannya sudah cukup banyak maka akan dijatuhkan kembali ke permukaan Bumi dalam bentuk hujan atau presipitasi. Untuk mengukur intensitas curah hujan dipakai alat fluviograf atau rain gauge yang biasa memakai skala milimeter. Pada peta cuaca, daerah-daerah yang mempunyai curah hujan dihubungkan dengan garis isohiet. Hujan orografis yang terjadi pada balasannya memunculkan fenomena angin fohn
Berdasarkan proses kejadiannya, kita mengenal tiga macam hujan, ialah :
1.Hujan Frontal
Jenis hujan yang terjadi akhir pertemuan massa udara panas dengan massa udara dingin. Akibat pertemuan massa udara yang berbeda temperaturnya maka pada bidang frontnya terjadi kondensasi dan terbentuk awan angin ribut siklon, lalu dijatuhkan sebagai hujan frontal. Jenis hujan ini terjadi di kawasan lintang sedang (antara 35°LU–65°LU dan 35°LS–65°LS), akhir pertemuan massa udara panas (angin barat) dan massa udara kutub (angin timur).
2.Hujan Orografis
Hujan yang terjadi akhir gerakan massa udara yang mengandung uap air terhalang oleh gunung atau pegunungan sehingga dipaksa naik ke lereng pegunungan. Sampai pada ketinggian tertentu, kelembapan relatifnya mencapai 100% hingga terbentuk awan. Kumpulan awan itu lalu dijatuhkan sebagai hujan orografis. Massa udara yang telah kering alasannya kadar airnya telah dijatuhkan sebagai hujan ini, terus bergerak menuruni lereng kawasan bayangan hujan disebut sebagai angin fohn.
3.Hujan Zenithal (konveksi)
Jenis hujan yang terjadi akhir massa udara yang banyak mengandung uap air naik secara vertikal. Pada kawasan ini, awan terbentuk akhir pemanasan bahan sehingga terjadi kenaikan massa udara ke atmosfer secara vertikal, hingga pada ketinggian tertentu kelembapan relatifnya mencapai 100%. Kumpulan awan itu lalu dijatuhkan sebagai hujan konveksi. Jenis hujan ini banyak terjadi di kawasan doldrum (antara 10°LU–10°LS), di mana massa angin passat naik secara vertikal.
Berdasarkan proses kejadiannya, kita mengenal tiga macam hujan, ialah :
1.Hujan Frontal
Jenis hujan yang terjadi akhir pertemuan massa udara panas dengan massa udara dingin. Akibat pertemuan massa udara yang berbeda temperaturnya maka pada bidang frontnya terjadi kondensasi dan terbentuk awan angin ribut siklon, lalu dijatuhkan sebagai hujan frontal. Jenis hujan ini terjadi di kawasan lintang sedang (antara 35°LU–65°LU dan 35°LS–65°LS), akhir pertemuan massa udara panas (angin barat) dan massa udara kutub (angin timur).
2.Hujan Orografis
Hujan yang terjadi akhir gerakan massa udara yang mengandung uap air terhalang oleh gunung atau pegunungan sehingga dipaksa naik ke lereng pegunungan. Sampai pada ketinggian tertentu, kelembapan relatifnya mencapai 100% hingga terbentuk awan. Kumpulan awan itu lalu dijatuhkan sebagai hujan orografis. Massa udara yang telah kering alasannya kadar airnya telah dijatuhkan sebagai hujan ini, terus bergerak menuruni lereng kawasan bayangan hujan disebut sebagai angin fohn.
3.Hujan Zenithal (konveksi)
Jenis hujan yang terjadi akhir massa udara yang banyak mengandung uap air naik secara vertikal. Pada kawasan ini, awan terbentuk akhir pemanasan bahan sehingga terjadi kenaikan massa udara ke atmosfer secara vertikal, hingga pada ketinggian tertentu kelembapan relatifnya mencapai 100%. Kumpulan awan itu lalu dijatuhkan sebagai hujan konveksi. Jenis hujan ini banyak terjadi di kawasan doldrum (antara 10°LU–10°LS), di mana massa angin passat naik secara vertikal.
0 Response to "Pengertian Dan Macam Curah Hujan"