Makalah Kesehatan: Letak Muka, Pengertian Dan Penyebab Letak Muka

BAB I
PENDAHULUAN


Mekanisme persalinan presentasi muka serupa dengan persalinan presentasi belakang kepala.secara berurutan akan terjadi proses kepala mngalami penurunan,rotasi internal,dan rotasi eksternal.sebelum masuk panggul biasanya  kepala janin belum dalam perilaku ekstensi maksimal,sehingga masih presentasi dahi.ketika terjadi penurunan kepala,tahanan dari panggul akan mnyebabkan kepala lebih ekstensi sehimgga terjadi perubahan menjadi presentasi muka.ketika masuk pintu atas panggul dagu dalam posisi transversal atau oblig.
Pada pintu tengah panggul,rotasi internal terjadi.tujuan rotasi internal ini yaitu menciptakan kepala biar sanggup semakin memasuki panggul dengan cara mengubah posisi dagu ke arah anterior.apabila dagu berputar kea rah posterior,maka kepala akan tertahan oleh sacrum sehingga kepala mustahil turun lebih lanjut,dan terjadilah persalinan macet.pada janin yang sangat kecil atau sudah terjadi maserasi,bahu,dan kepala sanggup secara bersamaan masuk ke dalam panggul,sehingga meskipun dagu di posterior kepala tetap sanggup mengalami penurunan.keadaan demikian tidak bias terjadi pada janin seukuran cukup bulan.perputaran dagu ke arah anterior akan menciptakan kepala sanggup memasuki pintu tengah panggul dan dagu serta lisan muncul di vulva.pada keadaan demikian dagu bawah sempurna di bawah simpisis.sesuai dengan arah sumbu panggul,garakan selanjutnya yaitu fleksi kapala sehingga berturut-turut lahirlah hidung,mata,dahi,dan oksiput.setelah kepala lahir,karena gaya beratnya akan terjadi ekstensi kepala sehingga oksiput menekan kea rah anus.proses selanjutnya yaitu terjadi putaran eksternal pada kepala menyesuaikan kembali dengan arah punggung janin.


BAB II
PEMBAHASAN


PERSALINAN LETAK MUKA

            Letak kepala yang biasa (terbanyak) ketika persalinan yaitu letak ubun-ubun kecil. Jika letak kepalanya tidak normal maka disebut malposisi. Salah satunya yaitu letak muka. Pada letak muka, kepala dan leher janin hiperekstensi (tengadah) sehingga menimbulkan ubun-ubun kecil bayi mendekati/menyentuh punggungnya.
                          
            Bagian terbawah janin yaitu wajah antara dagu dan jidat penggalan atas. Sebagai penunjuk letak muka yaitu dagu. Sehingga ketika dilakukan investigasi dalam, pemeriksa akan mencari di mana posisi dagu (sesuai posisi angka jam).

            Letak muka terjadi 1 dalam setiap 250-690 kelahiran hidup, rata-rata 0.2% atau 1 dalam 500 kelahiran hidup secara keseluruhan. Faktor-faktor penyebab letak muka sama dengan penyebab kelainan letak secara umum serta hal-hal yang menimbulkan fleksi kepala (menunduk).

            Saat dilakukan investigasi dengan Leopold manuver, penonjolan kepala berada pada sisi yang sama dengan punggung janin serta adanya indentasi (cekung) diantara kedua penggalan tersebut. Labih gampang lagi mendiagnosisnya ketika persalinan dengan investigasi dalam, teraba bagian-bagian muka seperti: mulut, hidung, tulang orbita.

            Tetapi bagi pemeriksa yang belum berpengalaman kadang sanggup keliru dengan letak bokong (sungsang), lantaran lisan sanggup menyerupai dengan anus serta tulang sekitar mata (orbita) sanggup keliru dengan perabaan sakrum (tulang ekor). Untuk itu kadang dibutuhkan investigasi USG.

            Gerakan persalinan pada letak muka tidak menyerupai sepenuhnya dengan persalinan letak belakang kepala. Janin letak muka memulai persalinan dengan posisi alis terlebih dahulu. Saat turun ke rongga panggul, maka kepala sanggup fleksi atau ekstensi. Gerakan selanjutnya menyerupai dengan persalinan normal.

A.   Pengertian Letak muka
Presentasi muka ialah keadaan di mana kepala dalam kedudukan defleksi maksimal sehingga oksiput tertekan pada punggung dan muka merupakan penggalan terendah menghadap ke bawah. Presentasi muka dikatakan primer apabila sudah terjadi semenjak masa kehamilan, dan dikatakan sekunder bila gres terjadi pada waktu persalinan. Angka-angka insiden di beberapa rumah sakit dengan jumlah persalinan yang banyak di Indonesia sukar dibandingkan, lantaran perbandingan antara kasus-kasus terdaftar dengan kasus-kasus tidak terdaftar berbeda-beda antara rumah sakit satu dengan rumah sakit lainnya. 

Letak muka yaitu letak kepala dengan defleksi maksimal, hingga occiput mengenai punggung dan muka terarah ke bawah. Punggung terdapat dalam lordose dan biasanya terdapat di belakang.

B.  Penyebab Letak Muka
            Sebab yang terpenting ialah panggul sempit, anak yang besar, danterjadinya ekstensi yang penuh dari kepala janin. Yang teraba muka bayi = mulut, hidung, dan pipi. Secara lengkap sebab-sebab sanggup dibagi dalam 2 golongan:
a.    Letak muka primer yang disebabkan oleh kelainan anak dan tak sanggup diperbaiki seperti:
1.    Struma congenitahs.
2.    Kelainan tulang leher.
3.    Lilitan tali sentra yang banyak.
4.    Meningocele.
5.    Anencephal

b.    Letak muka sekunder : sanggup diperbaiki, anak normal:
1.    Panggul picak.
2.    Anak besar.
3.    Dinding perut kendor, hingga rahim jatuh ke depan.
4.    Bagian-bagian yang menumbung.
5.    Hydramnion.

Mungkin juga letak defleksi sanggup terjadi lantaran tonus otot-otot extensor anak lebih berpengaruh dari tonus otot-otot fleksor.

C.   KELAINAN DEFLEKSI
1.      Pada presentasi muka terjadi hiperekstensi kepala sehingga oksiput melekat pada punggung janin sehingga yang merupakan penggalan terendah janin yaitu dagu.
2.      Presentasi muka sanggup terjadi dengan mento anterior atau mento posterior dalam kaitannya dengan symphisis pubis.

a.   Presentasi muka mento posterior (dagu berada di belakang)
Pada janin atrem dengan presentasi muka mento posterior pervaginam terhalang akhir bregma atau dahi tertahan oleh penggalan belakang symphisis pubis dalam keadaan ini fleksi kepala terhalang dan kepala janin tidak mengikuti keadaan dengan jalan lahir maka tidak sanggup lahir pervaginam.

b.    Presentasi muka mento anterior
                        Bila dagu berada di anterior persalinan kepala sanggup berlangsung pervaginam melalui gerakan fleksi kepala, pada sejumlah masalah presentasi muka dagu posterior, dagu akan berputar impulsif ke anterior pada persalinan lanjut.

D.  Diagnosa :
            Diagnose presentasi muka ditegakkan melalui investigasi VT, dengan meraba adanya lisan – hidung – tulang rahang atas – dan orbital ridges. Kadang perlu dibedakan dengan presentasi bokong dimana sanggup teraba adanya anus dan tuber isciadika yang sering keliru dengan lisan dan tulang rahang atas. Pemeriksaan radiologis sanggup menampakkan citra hiperekstensi kepala yang terperinci dan tulang muka diatas pintu atas panggul.

1.      Dalam kehamilan.
            Letak muka adakala sanggup dicurigai dalam kehamilan kalau :
a.       Tonjolan kepala teraba sepihak dengan punggung dan antara belakang kepala dan punggung teraba sudut yang runcing (sudut Fabre); tonjolan kepala ini juga bertentangan dengan pihak penggalan - penggalan kecil.
b.      Bunyi jantung anak terdengar pada pihak bagian-bagian kecil. Atas inovasi tersebut di atas dibentuk foto Röntgen.

2.      Dalam persalinan.
Dengan investigasi dalam pada pembukaan yang cukup besar teraba: orbita, hidung, tulang pipi, lisan dan dagu. Karena muka agak lunak harus dibedakan dari bokong. Letak muka dagu kiri depan. Dagu menjadi petunjuk dagu ki depan, dagu ka depan, dagu ka belakang.

Penatalaksanaan :
1.    Periksa untuk memastikan tidak ada kelainan pada panggul.
2.    Observasi Detak Jantung Janin dilakukan dengan monitor eksternal.
3.    Dapat dicoba prasat Schatz untuk memperbaiki letak defleksi, yaitu:

a)      Kepala anak dimobilisasi dan diletakkan pada fossa iliaca pada pihak punggung anak.
b)      Penolong bangkit pada pihak perutanak, satu tangan menarik bokong sedangkan tangan satunya dikepalkan dan menolak dada anak.
c)      Sesudah lordose berkurang maka tangan yang tadinya menolak dada memegang tempat belakang kepala dan mendekatkannya dengan bokong.
d)     Dalam persalinan asal tidak ada kelainan panggul, terapi bersifat konservatif mengingat bahwa letak muka sanggup lahir spontan.
e)      Jika dagu terdapat sebelah belakang masih ada kemungkinan bahwa dagu memutar kedepan dan persalinan berlangsung spontan.
f)       Jika ada indikasi untuk menuntaskan persalinan maka forcep hanya dipergunakan jika:
1.    Kepala sudah hingga di H IV
2.    Dagu terdapat disebelah depan.

Jika syarat-syarat ini tidak terpenuhi lebih baik dilakukan SC.

E.  Etiologi
            Pada umumnya penyebab terjadinya presentasi muka yaitu keadaan-keadaan yang memaksa terjadinya defleksi kepala atau keadaan-keadaan yang menghalangi terjadinya fleksi kepala oleh lantaran itu presentasi muka sanggup ditemukan pada panggul sempit atau pada janin besar. Multiparitas dan perut gantung juga merupakan faktor yang memudahkan terjadinya presentasi muka. Selain itu kelainan janin menyerupai anensefalus dan tumor di leher penggalan depan sanggup menjadikan presentasi muka. Kadang-kadang presentasi muka juga sanggup terjadi pada kematian janin intrauterin, akhir otot-otot janin yang telah kehilangan tonusnya.

F.   Prognosa
            Letak muka sanggup lahir spontan. Pada umumnya partus lebih lama, yang meninggikan angka kematian janin. Kemungkinan ruptura perinei lebih besar.

G.  Mekanisme Persalinan
1.      Kepala turun melalui pintu atas panggul dengan sirkumferensia trakelo -Parietalis dan dengan dagu melintang atau miring. Setelah muka mencapai dasar panggul terjadi putaran paksi dalam, sehingga dagu memutar ke depan dan berada di bawah arkus pubis. Dengan tempat submentum sebagai hipomoklion kepala lahir dengan gerakan fleksi sehingga dahi, ubun - ubun besar, dan belakang kepala lahir melewati perineum. Setelah kepala lahir terjadi putaran paksi luar dan tubuh janin lahir menyerupai pada presentasi belakang kepala. Kalau dagu berada di belakang, pada waktu putaran dalam dagu harus melewati jarak yang lebih jauh supaya sanggup berada di depan. Kadang - kadang dagu tidak sanggup berputar ke depan, dantetap berada di belakang (kira-kira 10%). Keadaan ini dinamakan- posisimento -poterior persistens, dan janin tidak sanggup lahir spontan, kecuali bila janin kecil atau mati. Kesulitan kelahiran pada presentasi muka dengan posisimento posterior ini disebabkan lantaran kepala sudah berada dalam defleksi maksimal dan mustahil menambah defleksinya lagi, sehingga kepaladan pundak terjepit dalam panggul dan persalinan tidak akan maju. Oleh lantaran itu bila dijumpai presentasi muka dengan dagu di belakang perlu segeradilakukan tindakan untuk menolong persalinan.
2.      Pada permulaan defleksi ringan saja, tetapi dengan turunnya kepala defleksi  bertambah, hingga dagu menjadi penggalan yang terendah. Ini disebabkan lantaran jarak dari foramen magnum ke belakang kepala lebih besar dari jarak dan foramen magnum ke dagu. Distantia submento bregmatica melalui jalan lahir (9½ cm). Karena dagu merupakan penggalan yang terendah dagulah yang paling dulu mengalam irintangan dan otot-otot dasar panggul, hingga memutar ke depan ke arahsymphyse. Putaran paksi ini gres terjadi pada dasar panggul. Dalam vulva terdahulu nampak mulut. Kepala lahir dengan gerakan fleksi dan tulang pengecap menjadi hypomochlion; berturut-turut lahirlah hidung, mata, dahi, ubun-ubun besar dan alhasil tulang belakang kepala. Vulva diregang oleh diameter submento-occipitalis (11½ cm). Caput succedaneum terbentuk di tempat lisan hingga muka anak muncung.

H.   Penatalaksanaan:
A.  Dagu anterior

a.    Bila pembukaan lengkap
1.      Lahirkan dengan persalinan impulsif pervaginam.
2.      Bila kemajuan persalinan lambat lakukan oksitosin drip.
3.      Bila kurang lancar, lakukan forcep.

b.  Bila pembukaan belum lengkap
            Tidak didapatkan tanda obtuksi, lakukan oksitosin drip. Lakukan penilaian persalinan sama dengan persalinan verteks

B.  Dagu Posterior
1.      Bila pembukaan lengkap maka SC.
2.      Bila pembukaan maka lengkap, lakukan penilaian penurunan rotasi, dan kemajuan persalinan, bila macet maka SC.
3.      Jika janin mati maka Kraniotomi.

            Penanganan proses persalinan mengikuti contoh menyerupai letak belakang kepala. Lamanya proses persalinan biasanya juga mengikuti letak belakang kepala, tetapi terkadang ada juga persalinannya yang memanjang. Selagi tidak ditemukan ancaman pada janin dan atau ibu maka persalinan sanggup diteruskan.
            SC dilakukan bila persalinan macet/terhenti atau contoh denyut jantung bayi yang tidak baik. Angka kesuksesan letak muka lahir secara normal pervaginam sekitar 60-70%, sisanya dilahirkan dengan SC. bila persalinan macet dengan pembukaan lengkap, maka sanggup dilakukan dukungan persalinan dengan cunam/forcep.
            Trauma janin akhir persalinan normal letak muka berupa pembengkakan tenggorokan dan kerongkongan bayi akan segera hilang sesaat sesudah lahir. Pada masalah dengan tumor di leher kadang dibutuhkan intubasi (memasukkan tube ke jalan nafas). Sehingga persalinan harus selalu di dampingi oleh dokter anak.

 Selengkapnya Klik : DOWNLOAD

0 Response to "Makalah Kesehatan: Letak Muka, Pengertian Dan Penyebab Letak Muka"