Makalah Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Binatang (Faktor Pertumbuhan Danreproduksi)

BAB II
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran tubuh yang mencakup tinggi, berat, dan volume tubuh yang bersifat ireversibel(tak sanggup kembali ke bentuk semula).
Sebagai pola : pertambahan tinggi tanaman, pertambahan berat sapi, tubuh bawah umur bertambah besar ketika menginjak remaja dan lain sebagainya. Pertumbuhan bersifat kualitatif/punya nilai yang sanggup diukur dalam angka.
Selama hidupnya makhluk hidup selain mengalami pertumbuhan juga mengalami perkembangan.
Perkembangan merupakan proses biologis makhluk hidup menuju tingkat kedewasaan, sanggup berupa perubahan bentuk, susunan dan fungsi organ-organ tubuh menuju kedewasaan/kesempurnaan. Sebagai pola : perubahan biji menjadi kecambah, perubahan telur menjadi anak ayam, pohon mangga berbunga. Dalam perubahan tersebut perbedaan ukurannya tidak terlalu besar/mencolok namun terjadi perubahan besar yang tidak sanggup diukur berupa perubahan bentuk.
Contoh perkembangan yang terperinci sanggup dilihat dari siklus hidup kupu-kupu. Kupu-kupu mengalami metamorfosis (proses perubahan bentuk selama pertumbuhan mahluk hidup hingga mencapai bentuk dewasa) :

Proses perkembangan yang sudah memasuki tahap final salah satu cirinya yaitu kematangan organ-organ reproduksi. Pada tumbuhan hal ini sanggup diamati dengan terperinci yakni dengan munculnya bunga pada tumbuhan yang telah dewasa. Mengapa makhluk hidup bereproduksi? Reproduksi merupakan salah satu perjuangan makhluk hidup untuk mempertahankan kelestarian jenisnya. 


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Hewan
Pertumbuhan dan perkembangan pada binatang sanggup dibagi menjadi dua fase, yaitu fase embrionik dan fase pasca embrionik. Fase embrionik yaitu pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari zigot hingga terbentuknya embrio sebelum lahir atau menetas. Sedangkan fase pasca embrionik merupakan pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai semenjak lahir atau menetas hingga binatang itu dewasa.

1.      Fase Embrionik
Setelah zigot terbentuk dari pertemuan antara sperma dan ovum pada proses fertilisasi, kemudian Zigot selanjutnya mengalami pertumbuhan dan perkembangan melalui tahap-tahap yaitu pembelahan, gastrulasi, dan organogenesis. .
Pembelahan (cleavage). Zigot akan mengalami pembelahan secara mitosis, yaitu dari satu sel menjadi dua sel, dua sel menjadi empat sel, empat sel menjadi delapan sel, dan seterusnya. Pembelahan sel tersebut berlangsung cepat dan akan menghasilkan sel-sel anak yang tetap terkumpul menjadi satu kesatuan yang ibarat buah anggur yang disebut morula. Dalam pertumbuhan selanjutnya, morula akan menjadi blastula yang mempunyai suatu rongga. Proses pembentukan morula menjadi blastula disebut blastulasi.
Morula yaitu suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akhir pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain yaitu rapat. Morulasi yaitu proses terbentuknya morula.
Blastula yaitu bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan. Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel. Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula.
Gastrula yaitu bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin konkret dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh. Gastrula pada beberapa binatang tertentu, mirip binatang tingkat rendah dan binatang tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya. Triploblastik yaitu binatang yang mempunyai 3 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm, mesoderm dan endoderm.
Organogenesis, merupakan proses pembentukan banyak sekali organ tubuh yang berkembang dari tiga lapisan dikala proses gastrulasi.
·         Organ yang terbentuk dari ketiga lapisan ini yaitu :
·         Lapisan ektoderm, berkembang menjadi rambut, kulit, sistem saraf, dan indra.
·         Lapisan mesoderm, berkembang menjadi otot, rangka, alat reproduksi, alat peredaran darah, dan alat eksresi.
·         Lapisan endoderm, berkembang menjadi alat pencernaan dan alat pernapasan.

2.      Tahap Pasca Embrio Hewan
·         Pada tahap pasca embrio, terjadi pertumbuhan dan perkembangan menjadi individu dewasa. individu sampaumur artinya siap menghasilkan keturunan atau bereproduksi.
Beberapa binatang invertebrata mengalami regenerasi atau metamorfosis selama pertumbuhan dan perkembangannya. Sedangkan binatang vertebrata mengalami pertumbuhan dan perkembangan dari binatang muda (anak) menjadi binatang dewasa.

·         Regenerasi
Regenerasi yaitu proses perbaikan tubuh yang luka atau rusak. Proses ini ditentukan oleh set-set batang dalam tubuh binatang yang belum mengalami diferensiasi. Pada organisme yang berkembang biak secara aseksual, regenerasi berarti juga sebagai proses reproduksi atau berkembang biak. Contohnya cacing pipih. Cacing pipih mempunyai kemampuan regenerasi yang sangat tinggi. Apabila tubuhnya dipotong„ setiap potongan akan menjadi individu gres dan lengkap.

·         Metamorfosis
Metamorfosis yaitu perubahan ukuran, bentuk, dan bagian-bagian tubuh binatang dari suatu stadium ke stadium berikutnya. Metamorfosis merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan binatang khususnya serangga dan amfibi menuju dewasa. Dalam siklus hidupnya, binatang mempunyai struktur dan fungsi tubuh yang berbeda pada setiap stadium. Metamorfosis dikendalikan oleh hormon. Di bawah dampak hormon, ukuran tubuh binatang bertambah, jaringan terorganisasi, dan bagian-bagian tubuh kembali dibentuk.

·         Metamorfosis serangga (insekta)
Berdasarkan tidak terjadinya atau terjadinya tahap metamorfosis yang dialami, serangga dibedakan menjadi kelompok serangga ametabola, holometabola, dan hemimetabola.
-          Ametabola
Ametabola merupakan organisme yang tidak mengalami proses metamorfosis. Stadium yang dimiliki yaitu stadium telur dan stadium imago (dewasa). Contohnya kutu buku yang bertelur kemudian berkembang menjadi sampaumur tanpa melaksanakan metamorfosis.
-          Holometabola
Biolometabola merupakan organisme yang mengalami metamorfosis sempurna. 1 binatang ini mempunyai stadium telur, larva (ulat), pupa (kepompong), dan imago (dewasa). Contoh binatang yang mengalami metamorfosis tepat yaitu kupu-kupu. Stadium telurnya sanggup kita amati pada daun jeruk nipis. Telur menjadi larva yang sangat aktif mencari makan dengan cara memakan daun jeruk nipis. Pada stadium larva terjadi beberapa kali pergantian kulit yang disebut dengan ekdisis. Setelah itu larva akan bermetamorfosis pupa (kepompong). Fase pupa merupakan fase istirahat. Kemudian, pupa berkembang menjadi kupu-kupu yang bisa terbang dan berkembang biak kembali untuk menghasilkan telur. Contoh lain holometabola yaitu kumbang, ngengat, semut, dan lebah.

-          Hemimetabola
hemimetabola merupakan organisme yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Stadium yang dimiliki oleh binatang ini yaitu telur, larva atau nimfa, semi-imago,dan imago (dewasa). Contoh binatang kelompok ini yaitu kumbang. Stadium Mtr sanggup kita amati pada pasir sebagai medium peletakan telur. Setelah telur menetas, terbentuk stadium larva.
Setelah itu akan terbentuk stadium semi-imago. Stadium ini mempunyai bentuk morfologi yang sama dengan kumbang imago, tetapi belum mempunyai kemampuan untuk bereproduksi, alasannya yaitu organ reproduksinya belum tumbuh sempurna. Setelah itu kumbang memasuki stadium imago yang bisa bereproduksi atau berkembang biak menghasilkan telur. Contoh lain hemimetabola yaitu metamorfosis belalang, walang sangit, dan lipas.

·         Metamorfosis katak (amfibi)
Tahap metamorfosis katak pada umumnya dibagi menjadi 3 stadium, yaitu premetamorfosis, prometamorfosis, dan metamorfosis klimaks.
Selama stadium premetamorfosis, telur yang telah dibu ahi tumbuh menjadi berudu (kecebong). Berudu bertambah ukurannya dengan sedikit perubahan bentuk tubuh. pada stadium prometamorfosis, kaki bab belakang muncul dan pertumbuhan tubuh terjadi secara lambat. Selama metamorfosis klimaks, kaki bab depan muncul dan ekor mulai menghilang.

B.     Faktor-Faktor Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Hewan
1.      Faktor internal
a)      Gen
Gen merupakan faktor keturunan yang diwariskan oleh induk. Gen akan mengendalikan dan memilih pola dasar pertumbuhan dan perkembangan dari suatu organisme. Misalnya : tulang, ciri-ciri, sifat, dll.

b)      Hormon
Hormon yang mempunyai dampak utama terhadap pertumbuhan binatang yaitu hormon pertumbuhan (somatotrop)
2.      Faktor eksternal
a)      Makanan
Salah satu ciri makhluk yaitu memerlukan makanan. Fungsi kuliner yang paling utama yaitu sebagai pembangun tubuh dan sumber energi. Zat kuliner yang berperan paling besar dalam pertumbuhan yaitu protein.
b)      Air
Air merupakan pelarut dan menjadi media untuk terjadinya reaksi kimia didalam tubuh buaya. Reaksi-reaksi kimia bertujuan untuk menghasilkan energi.
c)      Aktivitas
Aktivitas dalam waktu usang bertahun-tahun akan kuat terhadap struktur, tulang dan otot.

C.    Pertumbuhan Dan Perkembangan Buaya
1.      Pengertian pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan yaitu pertambahan jumlah atau ukuran sel. Bersifat irrevesibel atau tak sanggup kembali mirip semula. Dapat di ukur atau dinyatakan dalam angka dengan grafik (bersifat kuantitatif). Perkembangan yaitu proses menuju tingkat kedewasaan atau pematangan, tidak sanggup di ukur atau hanya sanggup diamati (kualitatif).

2.      Pertumbuhan dan perkembangan buaya
Buaya mempunyai tubuh yang panjang, berkulit tebal, berkaki pendek, dan ekor panjang yang kuat. Biasanya lebih panjang dibandingkan dengan badannya. Buaya mempunyai mocong yang panjang dilengkapi gigi yang kuat dan tajam untuk menangkap mangsa. Gigi buaya berjumlah 30 – 40 buah pada setiap rahang dan akan tampak bersambung ketika mulutnya tertutup.
Umumnya buaya menghuni habitat perairan tawar mirip sungai, danau, rawa, dan lahan basah. Makanan buaya yaitu hewan-hewan bertulang belakang mirip bangsa ikan, reptil, dan mamalia. Terkadang juga moluska dan krustasea, tergantung pada spesiesnya.
Pada ekspresi dominan kawin dan bertelur buaya sanggup menjadi sangat garang dan gampang menyerang insan atau binatang lain yang mendekat. Dimusim bertelur buaya amat menjaga sarang dan telur-telurnya. Induk buaya betina umumnya menyimpan telur-telurnya dengan dibenamkan di bawah gundungan tanah atau pasir bercampur dengan serasah dedaunan. Induk tersebut kemidian menungguinya dari jarak sekitar 2 meter.
Umur reptilia cukup panjang. Penyu dan kura-kura umumnya sanggup hidup 20 – 100 tahun. Buaya dan ular besar sanggup hidup 25 – 40 tahun, ular kecil hingga 20 tahun. Beberapa jenis reptilia memakan jenis-jenis reptilia lainnya, contohnya ular raja dan ular kepala perunggu makan ular lainnya. Burung gagak, burung rajawali makan reptil kecil. Beberapa jenis mamalia antara lain rakun, rubah, koyota makan reptil. Tupai tanah makan bengkarung. Ular dan bengkarung mempunyai kegunaan bagi insan alasannya yaitu makan binatang pengerat dan insekta hama tanaman. Tetapi ada juga ular yang makan telur burung-burung. Manusia makan daging penyu dan kura-kura.
a.    Reproduksi pada  buaya
Jantan :
·         Memiliki alat kelamin khusus : HEMIPENIS
·         Sepasang testis berfungsi sebagai penghasil spermatozoa.
·         Memiliki epididimis
·         Memiliki vas deferens yang berfungsi sebagai salur an daerah keluarnya spermatozoa dari testis keluar tubuh
·         Kloaka
Betina :
·         Memiliki sepasang ovarium sebagai penghasil sel ovum
·         Memiliki terusan telur (oviduk) yang berfungsi sebagai terusan daerah keluarnya sel telur dari ovarium keluar tubuh melalui kloaka.
·         Kloaka yaitu muara dari tiga saluran, yaitu terusan kencing, terusan pencernaan, dan terusan kelamin yang berfungsi sebagai daerah pengeluaran spermatozoa keluar tubuh.
Buaya melaksanakan perkembangbiakan secara kawin dan pembuahannya berlangsung dalam tubuh induk betinanya. Proses pertumbuhan dan perkembangan pada buaya yaitu sebagai berikut :
1)      Bertemunya ovum dan sel sperma sehingga membentuk zigot. Buaya betina menghasilkan ovum didalam ovarium. Ovarium kemudian bergerak disepanjang oviduk menuju kloaka. Buaya jantan menghasilkan sperma didalam testis. Sperma akan bergerak disepanjang terusan yang eksklusif bekerjasama dengan testis, yaitu epidermis. Dari epidermis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir dihemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang sanggup dibolak-balik. Pada dikala mengadakan kopulasi hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan kedalam terusan kelamin betina.
2)      Zigot mengalami pembentukan mitosis melalui beberapa fase, yaitu:
a.       Morula (terdiri dari 8 sel)
b.      Blastula (terdiri dari 16 sel)
c.       Gastrula (tediri dari 32 sel)
3)      Setelah melalui 3 fase tersebut akan terbentuk embrio.
4)      Ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang tahan air.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
-          Pertumbuhan dan perkembangan pada binatang sanggup dibagi menjadi dua fase, yaitu fase embrionik dan fase pasca embrionik. Fase embrionik yaitu pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari zigot hingga terbentuknya embrio sebelum lahir atau menetas. Sedangkan fase pasca embrionik merupakan pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai semenjak lahir atau menetas hingga binatang itu dewasa.
-          Morula yaitu suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akhir pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain yaitu rapat. Morulasi yaitu proses terbentuknya morula.
-          Blastula yaitu bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan.
-          Gastrula yaitu bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin konkret dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh.
-          Organogenesis, merupakan proses pembentukan banyak sekali organ tubuh yang berkembang dari tiga lapisan dikala proses gastrulasi.
-          Regenerasi yaitu proses perbaikan tubuh yang luka atau rusak. Proses ini ditentukan oleh set-set batang dalam tubuh binatang yang belum mengalami diferensiasi.

B.     Saran
-          Memperbanyak buku rujukan pertumbuhan dan perkembangan hewan.
-          Mempelajari wacana pertumbuhan dan perkembangan binatang melalui kehidupan sehari-hari.
-          Menjaga kelestarian budaya supaya tidak punah.

Selengkapnya Klik DOWNLOAD

0 Response to "Makalah Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Binatang (Faktor Pertumbuhan Danreproduksi)"