Makalah Pencemaran Masakan Oleh Serangga Dan Hama

BAB I
PENCEMARAN MAKANAN OLEH SERANGGA DAN HAMA

Kerusakann materi pangan, tergantung dari jenis  materi pangan berlansung secara lambat misal nya biji bijian   atau kacang –kacangan  atau sanggup lansung secara senggang  cepat misal pada susu dan hati .
Penyebab Utama Kerusakan Bahan Pangan
Kerusakan materi pangan sanggup disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut: pertumbuhan dan acara mikroba terutama bakteri, ragi, dan kapang: acara enzim-enzim didalam materi pangan: serangga, parasit, dan tikus: suhu termasuk suhu pamanasan, pandinginan, kadar air, udara terutama oksigen, sinar, dan jangka waktu penyimpanan.

Serangga, Parasit, dan Tikus                                                    
Serangga terutama sanggup merusak buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian, dan umbi-umbian. Yang menjadi masalah bukan hanya jumlah materi pangan yang dimakan oleh serangga tersebut, tetapi yang lebih penting bahwa serangga tersebut akan melukai permukaan materi pangan sehinnga sanggup mantyebabkan kontaminasi oleh bakteri, ragi atau kapang.
Pada biji-bijian atau buah-buahan serangga sanggup dicegah secara pungigasi dengan beberapa zat kimia menyerupai metel, bromida, etilen oksida dan pofilen oksida. Etilena dan profilena dilarang dipakai untuk materi pangan yang memiliki kadar air tinggi, lantaran kemungkina sanggup membentuk racun.
Telur-telur serangga sanggup tertinggal didalam kuliner sebelum dan sehabis pengolahan contohnya didalam tepung untuk menghancurkan telur-telur serangga tersebut biasanya tepung untuk menghancurkan telur-telur serangga tersebut biasanya tepung dipusingkan dalam sentripusa, sehingga dengan bentur-benturan yang keras dari dinding sentripusa telur-telur tersebut akan pecah, meskipun bagian telur ini masih tetap tertinggal didalam tepung akan pecah meskipun bagian telur ini masih tetap tertinggal didalam tepung akan pecah meskipun bagian telur ini masih tetap tertinggal didalam tepung, tetapi tidak sanggup memperbanyak diri lebih lanjut.
Parasit yang banyak ditemukan contohnya didalam daging babi yaitu cacing pita(Trichinella Spiralis) cacing pita tersebut masuk kedalam badan babi melalui sisa-sisa kuliner yang mereka makan. Daging babi yang tidak dimasak sanggup menjadi sumber kontominasi bagi manusia. Cacing dalam materi pangan mungkin sanggup diamati dengan pembekuan.
Tikus merupakan problem yang penting diindonesia. Khususnya merupakan ancama yang berbahaya baik terhadap hasil biji-bujian sebelum dipanen maupun terhadap materi yang disimpan didalam gudang. Tikus busuk hanya merugikan lantaran makan materi pangan, tetapi lantaran juga kotorannya,rambutnya atau air kencingnya sanggup merupakan media yang baik untuk pertumbuhan kuman dan sanggup menjadikan amis yang tidak enak.


BAB II
MICROORGANISME PENYEBAB PENYAKIT MENULAR

1.salmonela
Bakteri dari genus salmonela merupakan kuman penyebab abuh kalau tertelan dan masuk kedalam badan akan menjadikan tanda-tanda yang disebut salmonela. Gejala salmonela losis yang paling sering yaitu gatroteritis beberapa spesies salmonela yang sanggup menjadikan tanda-tanda penyakit lainnya contohnya demam eteririk menyerupai demam tifoit dan demam para tifoid serta abuh lokal.
Sifat-sifat salmonela
Terdapat seribu sarotifo salmonela diantaranya yaitu s.typhi, s.paratyhpi A,S, paratiphi B,S. Paratyphi sebagai penyebab demam enterik spesies atau serotyphi salmonela yang tidak menimbulkan demam enterik bersifat primer pada hewan.
Salmonella merupakan salah satu genus dari emetro bacteriacea bentuk batangan gram negatif anaerobik fakultatif dan anrogenik. Biasanya bersifat mitula dan memiliki flagela peri trikus kecuali S,galinarum-pullarum yang selalu bersifat non mutile kebanyakan stren bersifat anrogenik sanggup memakai sifat sumber karbon dan terbentuk H2S.
S. typhi sanggup memproduksi H2S tetapi tidak sanggup memproduksi H2s tetapi tidak sanggup membentuuk gas dari glukosa. Berbeda denganlainnya. S typhi tidak memakai sitrat sebagai sumber karbon tidak sanggup melaksanakan dekar boksilasi terhadap oritin dan tidak mempermentasikan ramonosa,galmonela tidak memproduksi deaksibonuklease,lipase,serta memiliki kandungan G+C sekitar 5-3 mol %
Bakteri ini sanggup tumbuh dengan suhu antara 5 C denagan suhu optimum hingga 35-37 C beberapa sel sanggup hidup selama penyimpanan beku disamping salmonella sanggup tumbuh pada PH 4,1-9,0 dengan PH optimum 6,5-7,5 nilai PH minimum perpariasi tergantung kepada seratipe, suhu inkubasi komposisi media awe dengan jumlah pada PH dibawah 4,0 dan atas 9,0 salmonela akan mati secara perlahan.
Salmonela mungkin terdapat pada kuliner dalam jumlah tinggi, tetapi tidak selalu menjadikan perubahan dalam hal warna, amis maupun rasa dari kuliner tersebut. Semakin tinggi jumlah salmonella di dalam suatu makanan, semakin besa timbulnya tanda-tanda abuh pada orang yang menelan kuliner tersebut dan semakin cepat waktu inkubasi, hingga timbulnya tanda-tanda infeksi. Makanan-makanan yang sering kontaminasi oleh salmonella yaitu telur dan nasi olahannya,ikan dan hasil olahannya, daging ayam, daging sapi, serta sosis dan hasil olahannya menyerupai es krim dan keju.
Manusia dan binatang merupakan sumber kontaminasi, salmonella serta pribadi maupun tidak langsung. Bakteri ini sanggup berasal dari insan atau binatang yang terjangkit salmonela losis, atau dari pembawa (carrier) kuman tersebut. Bakteri ini sanggup dibawa oleh anjing, kucing, sapi dan ternak lainnya, tetapi yang utama mengkontaminasi yaitu yang berasal dari ternak unggas dan tikus.
Ayam, itik, kelinci dan belibis sering mengalami infeksi, salmonella dan jumlah yang tinggi mengalami abuh salmonella dalam jumlah yang tinggi, sering kuman ini biasa terdapat di dalam kotornya atau dagingnya. Telur baik yang masih utuh maupun yang telah dibekukan atau di keringkan sanggup merupakan sumber salmonella, kontaminasi pada ternak unggas sanggup terjadi sebelum di sembelih, selama pengembelian, sebelum atau sehabis pengolahan.
Pencegahan kontaminasi salmonella pada makanan. Pencucian telur  terutama yang di tujukan untuk menghilangkan  tanah dan kotorran, sebaiknya  sanggup mestimulir terjadinya kontaminasi oleh salmonella. Pencucian terlur dengan air hangat pada suhu 65,6°C selama 3 menit sanggup mengurangi salmonella. Penucian dengan larutan deterjen pada suhu 49 °C sanggup mengurangi salmonela pada permukaan telur, tetapi perlakuan ini tidak efesien bila dilakukan setelah salmonella menembus kulit telur dan masuk kedalam membran telur untuk mengurangi kontaminasi salmonella pada daging ayam sanggup di lakukan beberapa cara contohnya dengan disemprotkan memakai 200 ppm larutan kaolin, Na hipoklorit atau pencelupan di dalam larutan 3 % asam suksinat atau 0,5 % asam glutaruldehida pada Ph 8,6. Perlakuan-perlakuan ini umumnya simpel dipraktekkan kerana mensugesti amis dan rasa makanan
Perlakuan-perlakuan lainnya sanggup membunuh salmonela, contohnya perlakuan dengan asam asetas, H2O2 radiasi ionosasi, radiasi ultraviolet dan pemanasan dengan memakai panggangan microwave.
Pencegahan kontaminasi sanggup dilakukan dengan melalui sanitasi yang baik terhadap lalat-lalat pengolahan, ruang pengolahan, lingkungan, dan pekerja-pekerja, serangga dan lalat harus di jauhkan dari makanan. Makanan dilarang di biarkan terlalu usang pada suhu kamar, dan penyimpanan harus dilakukan pada suhu rendah. Pemeriksaan binatang daging di tempat penyembelihan merupakan cara yang baik untuk mencapai kosumsi daging yang mengandung salmonella.
2. Infeksi Virus  Melalui Makanan
Virus sanggup ditularkan pada insan melalui sentuhan pribadi melalui udara gigitan serangga, menelan minuman dan makanan. Virus masuk kedalam kuliner melalui kontaminasi primer (pada waktu pemanenan atau penyembelihan) atau melalui kontaminasi sekunder (semua pengolahan penyimpanan atau transportasi)
Kontaminasi primer virus sanggup terjadi pada produk daging (terutama daging sapi) sosis, sayuran, dan kerang kontaminan virus selama pengolahan dan penyimpanan sanggup terjadi melalui serangga, alat-alat pengolahan air yang terkontaminasi udara atas bekerja pengolahan hingga pembawa virus.
Virus yang mungkin sanggup pada materi pangan hewani, antara lain:
1.      Virus yang sanggup menginfeksi binatang tetapi tidak terhadap manusia
2.      Virus yang berasal dari binatang (zoonosis) dan sanggup menginfeksi insan serta
3.      Virus yang berasal dari insan dan sanggup menginfeksi hewan.
Temasuk kelompok pertama antara lain virus penyebab penyakit lisan kuku virus enderpest yang sering menimbulkan penyakit dan kerugian pada binatang ternak enterovrisu andenoviru, dan reovirus.
Enterovirus merupakan kelompok virus yang termasuk kedalam badan melalui jalan masuk pencernaan, berkembang biak disaluran usus insan keluar dari badan bersama kotoran.
Virus-virus penyebab penyakit yang sering ditularkan melalui materi kuliner yaitu enterovirus yang terdiri dari poliovirus, echovirus dan coxsackievirus yang merupakan anggota grup piconovirus yang berukuran kecil dengan asam nukleat RNA, serta virus hepatitis yang termasuk dalam grop herpesvirus (virus DNA). Echovirus dan cayasackievirus menimbulkan penyakit pernafasan dan sering mengkontaminasi kuliner melalui alat-alat pengolahan, tangan dan doroflet pekerja pengolahan kuliner yang menderita penyakit tersebut.

BAB III
CARA-CARA PENCEGAHAN KERACUNAN MAKANAN DAN PENYAKIT MENULAR

Makanan dan alat yang dipakai dalam penanganan kuliner merupakan suatu sarana untuk timbulnya penyakit bagi mereka yang mengkomsusinya apabila pengolahan penanganannya, penyimpanan dan pengendaliannya tidak memperhatikan, penyimpanan dan pengendaliannya dengan kelayakan suatu kuliner yang baik dan tidak membahayakan untuk di komsumsi.
Makanan semenjak pengadaan, proses pembuatan, pengemasan hingga siap untuk dihidangkan harus terhindari dari penceraman oleh mikroorganisme berbahaya.
1.      Pencegahan keracunan  B. Cereus
Pemanasan yang dilakukan dalam pengolahan kuliner mungkin sanggup membunuh sel vegetative dari B.cereus dan menginaktifkan penyebab diare. Tetapi taksin emetic yang sangat temui panas mungkin masih aktif.
Dari banyak sekali pemasan cara yang terbaik untuk membunuh sel vegatatis dan spora B.cereus yaitu dengan cara pemanasan betekanan, pemanggang dan penggorengan. Pemanasan pada suhu dibawah 100° C menekan beberapa spora B.cereus masih aktif.
Cara yang terbaik baik untuk mengkomsumsi makanan, termasuk nasi yaitu dalam keadaan hangat segera setelah di masak. Untuk mencegah kontaminasi B.cereus pada nasi dianjurkan memasak nasi dalam jumlah secukupnya. Sehingga tidak perlu disimpan lama.

Pencegahan Keracunan Bongkrek
              Cara-cara yang bijaksana melalui pendekatan, pendidikan atau ceramat-ceramat paku pembuat pencegahan terbentuknya bongkrerk sanggup dilakukan sebelum atau selama pengolahan, pencegahan sebelum pengolahan mencakup penggunaan materi mentah higienis dan bebas dari kontaminasi, mikroba, selain itu perlu diperhatikan ruang, alat-alat tangan atau pakaian yang sanggup merupakan sumber kontaminasi dalam pembuatan tempe bongkrek.

3.    Pencegahan Batulime
              Batu limas merupakan penyakit yang disebabkan oleh peracun yang mengandung batulinia. Racun batulini dihasilkan oleh kuman clostridin batulina racun ini bersifat neurotaksik yang tidak tahan panas (Thermokobil)
              Gejala penyakit batulismas sanggup sekitar 8-12 jam setelah makan yang terkontaminasi batulinia. Segalanya meliputi, kesulitan bercakap, biji mutu lebar penglihatan ganda, lisan terasa kering, mual-mualan, dan tidak sanggup menelan.
              Tindakan pencegahan terhadap penyakit batulisniul dilakukan dengan cara-cara pengawasan kualitas ketat oleh industri pengolahan pangan.

Cara-cara Pencegahan Penyakit Menular Melalui Makanan
              Pencegahan secara sederhanan berarti menghambat pengkembangan penyakit itu nama penaksian sekuran ten musala pada menghatikan progresivitas dari penyakit.
              Untuk timbulnya suatu abuh harus dipenuhi beberapa syarat lain adanya yakni masuk bagiu mikroorganisme dan/ atau racun yang dihasilkan melalui jalan masuk pecernaan (mulut) dengan jumlah yang cukup.
              Sebagai sumber abuh tersebut pada insan yaitu penderita ifneksi sendiri atau “carries” (Pembawa) baik yang sehat atau pada masa penyembuhan: binatang yang kita kenal sebagai Zoonosis: serangga yang kita kenal sebagai antropoddenne milsa nyamuk, lalat, kutu yang kita sebut sebagai pektor baik mekanis maupun biologis, taman sanggup sebagia sumber infeksi, air dan kuliner juga meruakan sumber abuh yang sanggup masuk melalui mulut.

Faktor Lingkungan
              Pencegahan penyakit inveksi sanggup dikatakan melalui pemeliharaan kesehatan lingkungan antara lain sanitasi, lingkungan yang sangat penting bagi penduduk terutama, pemberantasan vektor-vektor penyebab penyakit atar sempurna terjamin kesehatan lingkungan baik.
              Banyak sekali timbulnya banyak sekali penyakit di masyarakat yang berjangkit secara epidem yang sebelnya sanggup dicegah melaui terjaminnya kesehatan lingkungan yang baik.

Penyedia Air Bersih  
              Air higienis suatu air yang jernih, tidak  berbau dan tidak mengandung mineral atau maknan yang membahayakan kesehatan untuk penyedia air higienis harus diberikan pengaliran. Tentang perhubya air berish supaya menunjang kehidupan yang sehat. Hal ini dapa dilakukan dengan penempatan sumber mata air, pembuatan sumur bor atau atretis atau sumur gali, yang sesuai dengan persyaratan untuk kesehatan kesehatan dan juga sebagai air ledeng di tempat perkotaan.

Pemberantasan Hewan Perantara
              Penyediaan tempat pembuangan kotoran baik berupa tempat sampah, atau tinja harus diperhatikan sesuai dengan persyaratan kesehatan, sehingga tidak memungkinkan serangga mediator penyakit (nyamuk) kecoa, lalat, dan lain-lain) serta tikus bersarang.

Perbaikan Perumahan
              Membuat sedemikian juga atar penanaman dan halaman sanggup terawat sebaik mungkin, sehingga tidak memungkinkan tikus bersarang, selain pembuatan riolering yang baik dan memenuhi syarat.

Peningkatan Gizi Masyarakat
              Untuk meningkatkan gizi masyarakat adlaha dengan memberi penyuluhan pada masyarakat terutama yang kurang berpendidikan mengenai ketidak tahuan wacana mamfaat gizi bagi kesehatan, selain itu adnaya anggapan yang kelima mengenai suatu jenis kuliner di samping faktor sosial, ekonomi perlu ditingkatkan untuk memperoleh gizi cukup pada masyarakat. Usaha-usaha penyuluhan berupa penyuluhan gizi peningkatan pemakaian dan manfaat air susu ibu, pemanfaatan halaman rumah untuk ditemani terkontaminasi bergizi.
              Usaha lain yaitu dengan segera melaksanakan pengobatan yang cepat terhadap orang-orang yang terjangkit penyakit orang-orang yang dianggap carries supaya tidak menyebar kepada orang lain.

Selengkapnya Klik : DOWNLOAD

0 Response to "Makalah Pencemaran Masakan Oleh Serangga Dan Hama"