Psikologi Perpustakaan

Psikologi berasal dari perkataan Yunani  PSIKOLOGI PERPUSTAKAAN



PSIKOLOGI PERPUSTAKAAN

Abstrak:
 Psikologi berasal dari perkataan Yunani ”Psyche” yang artinya jiwa, dan ”Logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Secara etimologi psikologi artinya ilmu yang mempelajari perihal jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakang nya. Psikologi mengalami sejarah perkembangan yang terus meningkat, dari statusnya sebagai penggalan dari filsafat hingga menjadi ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri dengan kelengkapan-kelengkapannya yang berupa sistem, metode, serta objek studi ilmiah.         Jurnal ini Bertujuan untuk memberi manfaat psikologi bagi perpustakaan baik itu untuk pustakawan maupun untuk. Penelitian ini di lakukan dengan memahami dan menganalisa dari data yang sudah di paparkan oleh mahasiswa fakultas Adab dan Humaniora (ilmu perpustakaan). Bahwasanya psikologi sangat di perlukan dalam menejemen perpustakaan supaya acara yang dilkaukan oleh perpustakaan tetap terlihat indah dan bernuansa etika yang tinggi dengan penuh kesabaran dan juga sikap yang sangat baik. Dengan adanya psikologi di dalam perpustakaan maka baik itu pelayanan dan sebagainya akan terlihat bernuansa ke islaman yang cukup kuat.


Sejarah Perkembangan Psikologi
      Sejarah psikologi sebagai studi ilmiah dari pikiran dan sikap tanggal kembali ke Yunani Kuno . Ada juga bukti pemikiran psikologis di Mesir kuno. Psikologi yakni cabang dari filsafat hingga 1870-an, saat dikembangkan sebagai disiplin ilmiah independen di Jerman dan Amerika Serikat. Batas psikologi di aneka macam bidang lainnya termasuk fisiologi , neuroscience , kecerdasan buatan , sosiologi , antropologi , serta filsafat dan komponen lain dari humaniora .Hari ini, psikologi didefinisikan sebagai "studi ilmiah perihal sikap dan proses mental". Bunga filosofis dalam pikiran dan sikap tanggal kembali ke peradaban kuno Mesir , Persia , Yunani , Cina , dan India . Untuk citra kental subjek melihat Timeline Psikologi artikel.
Psikologi sebagai bidang sadar diri dari studi eksperimental dimulai pada 1879, saat Wilhelm Wundt mendirikan laboratorium pertama yang didedikasikan khusus untuk penelitian psikologis di Leipzig . Wundt juga orang pertama yang menyebut dirinya sebagai psikolog. Kontributor awal penting lainnya ke lapangan termasuk Hermann Ebbinghaus (pelopor dalam studi memori ), William James (ayah Amerika pragmatisme ), dan Ivan Pavlov (yang membuatkan mekanisme terkait dengan pengkondisian klasik ).
setelah pengembangan psikologi eksperimental , aneka macam jenis psikologi terapan muncul. G. Stanley Hall membawa pedagogi ilmiah ke Amerika Serikat dari Jerman pada awal 1880-an. John Dewey teori pendidikan 's dari tahun 1890-an yakni teladan lain. Juga pada tahun 1890, Hugo Munsterberg mulai menulis perihal aplikasi psikologi industri, hukum, dan bidang lainnya. Lightner Witmer mendirikan klinik psikologi pertama di tahun 1890-an. James McKeen Cattell diubahsuaikan Francis Galton metode antropometri 's untuk menghasilkan acara pertama pengujian jiwa pada tahun 1890. Di Wina, sementara itu, Sigmund Freud membuatkan pendekatan independen untuk studi perihal pikiran yang disebut psikoanalisis , yang telah banyak berpengaruh.

Pertemuan Pertama ( 1 )
PSIKOLOGI
Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari perihal sikap insan dalam hubungannya dengan lingkungan mempunyai beberapa subbidang yang akan membawa kita mengetahui lebih jauh perihal sikap dan proses mental. Beberapa pandangan dari Psikologi, Psikologi fungsional yeng memandang psikis (mind) sebagai fungsi atau digunakan oleh organisme untuk menyesuaikan atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Psikologi Behaviorisme memandang bahwa kesadaran merupakan hal yang dubious, sesuatu yang tidak sanggup diobservasikan secara pribadi dan secara nyata.
Telah dikemukakan bahwasannya insan merupakan makhluk yang berjiwa dan kenyataan ini kiranya tidak ada yang membantah, dan kehidupan kejiwaan itu direfleksikan dalam perilaku, acara manusia. Untuk sanggup memahami kepribadian tidak gampang lantaran kepribadian merupakan persoalan yang kompleks. Kepribadian itu sendiri bukan hanya menempel pada diri seseorang, tetapi lebih merupakan hasil suatu pertumbuhan yang usang dalam suatu lingkungan budaya. Para jago menyebutkan bahwa kepribadian yakni kesan yang ditimbulkan oleh sifat-sifat lahiriah seseorang, menyerupai cara berpakaian, sifat jasmaniah, daya pikat dan sebagainya. Disebutkan juga bahwa kepribadian yakni organisasi dinamis dalam individu sebagai makhluk yang bersifat psikofisik yang memilih pembiasaan dirinya secara unik terhadap lingkungan. 



Petermuan ke dua ( 2 )
PSIKOLOGI PERPUSTAKAAN
Secara istilah psiklogi yakni ilmu yang membahas perihal sikap, tingkah laku, latar belakang dan kepribadian seseorang. Psikologi dalam bahasa yunani psychologi yang merupakan adonan dari kata psyche dan logos. Psyhe berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Secara umum psikologi sanggup diartikan sebagai ilmu kejiwaan seseorang. Ilmu kejiwaan ini susah untuk dilihat dengan hujudnya, meskipun tidak sanggup dilihat dengan kasat mata.
Psikologi perpustakaan antara lain yaitu dua kata yang berbeda yang sama mempelajari dua kata yang sama mempelajari ilmu jiwa insan yang didalamnya termasuk jiwa pustakawan atau pengguna, meliputi juga kepribadian huruf atau jiwa pustaka contohnya sifat buku dan lain-lain, yang sangat mensugesti minat baca oleh pemustaka untuk membacanya.
Dalam arti tradisional, perpustakaan adalah Kelompok yang mengutamakan nilai intrinsik materi pustaka, lantaran memandang perpustakaan sebagai tempat untuk melestarikan warisan budaya dan sarana mencerdaskan masyarakat. Bahan pustaka yang dinilai tidak bermutu tidak akan dipilih.
Psikologi merupakan suatu ilmu pengetahuan harus mengikuti kaidah ilmu pengetahuan dalam mendapat balasan atas pertanyaan yang timbul. Jawaban tersebut yakni data yang diperoleh secara sitematis melalui aneka macam metode sebagai perjuangan untuk membuatkan suatu teori dari ilmu tersebut. Selain dari pada hal itu, psikologi juga merupakan ilmu terapan yang sanggup dimanfaatkan dalam kegiatan sehari-hari.


Petermuan ke tiga ( 3 )
JIWA PERPUSTAKAAN
Pustakawan atau librarian yakni seorang tenaga kerja bidang perpustakaan yang telah mempunyai pendidikan ilmu perpustakaan, baik melalui pembinaan khusus, seminar, maupun dengan kegiatan sekolah formal. Secara umum, kata pustakawan merujuk pada kelompok atau perorangan dengan karya atau profesi di bidang dokumentasi, informasi dan perpustakaan.
pustakawan dengan produk yakni jasa dan seolah menjual informasi dan sanggup menjadikan psikologi sebagai suatu metode untuk meningkatkan kualitas perpustakaan dengan mempelajari sikap dan tingkah laris pengguna. Jiwa pemasaran hanya dimiliki oleh pustakawan yang berani menghadapi tantangan dan selalu berusaha meningkatkan ketrampilan dan pengetahuannya. Pustakawan harus berani ”menjual sosok diri kepustakawanan”, ketrampilan dan sumberdaya perpustakaan. Pustakawan yang berjiwa pemasaran juga selalu proaktif dan mempunyai inisiatif serta selalu terlibat dalam aneka macam ketrampilan non-perpustakaan.
Kompetensi profesional, yaitu yang berkaitan dengan pengelolaan perpustakaan di bidang sumber-sumber informasi, teknologi, manajemen, penelitian dan kemampuan memakai pengetahuan tersebut sebagai dasar untuk menyediakan layanan perpustakaan dan informasi.
Kompetensi individu, yang menggambarkan suatu kesatuan keterampilan, sikap dan nilai yang sanggup dimiliki pustakawan biar sanggup bekerja secara efektif, menjadi komunikator yang baik, selalu meningkatkan pengetahuan, sanggup memperlihatkan nilai lebihnya serta sanggup bertahan terhadap perubahan dan perkembangan dalam dunia kerjanya.
Pustakawan sanggup menyaring informasi mana  saja yang benar-benar diharapkan pemustaka.
Ada tiga kriteria pustakawan menyaring informasi yaitu :
 a. segi konteks            b. segi isi atau kandungan informasi               c. segi jalan masuk

Pertemuan ke empat ( 4 )
TEORI ATAU ALIRAN PSIKOLOGI KOGNITIVE DAN HUMANISTIK
Secara umum Psikologi yakni ilmu yang mempelajari perihal jiwa ,baik mengenai tingkah laris insan dan binatang, baik yang sanggup di lihat maupun yang tidak sanggup di lihat secara pribadi maupun tidak langsung. psikologi juga membahas perihal ilmu jiwa mengenai macam-macam gejalanya,prosesnya maupun latar belakangnya.


 Psikologi kognitif merupakan reaksi terhadap behaviorisme dan sebagiannya lagi kembali kognitif dari psikologi,dimana memandang bahwa ilmu prilaku dan proses mental. Aliran ini lahir pada awal tahun 70-an saat psikologi sosial berkembang ke arah paradigma gres insan tidak lagi dipandang sebagai makhluk pasif yang digerakkan oleh lingkungannya tetapi makhluk yang paham dan berpikir perihal lingkungannya (homo sapiens). Aliran ini memunculkan teori rasionalitas dan mengembalikan unsur jiwa ke dalam kesatuan dalam diri insan .asumsi yang digunakan yakni insan bersifat aktif yang menafsirkan stimuli secara tidak otomatis bahkan mendistorsi lingkungan.
 contohnya adalah: seorang mahasisa tidak suka dengan salah satu mata kuliah namun lantaran di dorong oleh rasa tanggung jawabnya dan tata tertib yang berlaku. mahasiswa tersebut tetap masuk kuliah biar sanggup lulus dengan baik
Tujuan teori psikologi untuk membentuk kekerabatan yang teruji, yang teramalkan dari tingkah laris orang-orang pada ruang kehidupan mereka secara spesifik sesuai dengan situasi psikologisnya. Untuk sanggup memahami atau memprediksi suatu perilaku, kita harus memperhatikan orang tersebut dengan lingkungan psikologisnya sebagai pola dari fakta dan fungsi-fungsi yang saling membutuhkan.
Pandangan islam perihal psikologi cognitive theory
            Beruntunglah Manusia yang diciptakan Allah dengan segala kesempurnaan, diberi pancaindra, Hati. Untuk bersyukur, dan logika untuk berfikir, mencari diam-diam alam, mengolahnya. Allah membuat insan dari tidak tahu apa-apa menjadi tahu, dengan belajar, otak berkembang dengan berjalannya waktu. Dengan otak insan berfikir, mempergunakan seluruh pancaindranya dalam menangkap kebesaran dan ilmu Allah. Dalam Al-Quran surat An-Nahl ayat 78
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ        وَالأبْصَارَ وَالأفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“ Dan Allah mengeluarkan kau dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kau pendengaran, penglihatan dan hati, biar kau bersyukur, (QS. An-Nahl: 78).”
            Akal yang diciptakan Allah untuk berfikir dan mencari diam-diam alam semesta yang indah dan penuh dengan ilmu pengetahuan yang harus dipelajari , digali dan dimanfaatkan untuk kepentingan umat manusia. Tampa berfikir dan mempergunakan akalnya dan hatinya insan tidak akan berkembang sesuai dengan fitrahnya.

Psikologi humanis yakni pendekatan psikologi yang menekankan kehendak bebas, pertumbuhan pribadi, kegembiraan, kemampuan untuk pulih kembali sehabis mengalami ketidakbahagiaan, serta keberhasilan dalam merealisasikan potensi manusia.         
Tujuan Psikologi Humanistik ialah Memusatkan perhatian pada person yang mengalami dan jadinya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena dalam mempelajari manusia, memperlihatkan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat insan serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu.
Pertemuan ke lima ( 5  )
TEORI TENTANG KONSEP MANUSIA PSIKOANALISA DAN BEHAVIORISME
Psikoanalisis yakni ilmu yang menguraikan jiwa (aliran dari psikologi modern) istilah “psikoanalisis” juga digunakan untuk memperlihatkan suatu metode penelitian terhadap proses-proses psikis yang sebelumnya hampir tidak terjangkau oleh penelitian ilmiah.
Behaviorisme yakni teori psikologi yang menyatakan bahwa materi yang bekerjsama dari psikologi insan yakni tindakan atau aktifitas insan sendiri; aliran adanya kemurnian tingkah laris manusia. Psikoanalisis secara tegas memperhatikan struktur jiwa manusia. Dalam psikoanalisis sikap insan merupakan interaksi antara komponen biologis (Id), komponen psikologis (ego) dan komponen sosial (superego).
Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang menganalisa jiwa insan berdasarkan laporan-laporan subyektif). Behaviorisme hanya menganalisa sikap yang nampak saja, yang sanggup diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah insan baik atau jelek, rasional atau emosional.
Menurut teori behavioristik berguru yakni perubahan tingkah laris sebagai hasil dari pengalaman (Gage, Berliner, 1984) Belajar merupakan akhir adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000). Seseorang dianggap telah berguru sesuatu bila ia sanggup memperlihatkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam berguru yang penting yakni input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Pandangan Islam Tentang Psikology Behaviorisme
            Mengenai perubahan sikap manusia, dalam pandangan Islam kita mengenal adanya adanya akhlaqul karimah, dan akhlaq ini kita bagi dua macam yaitu akhlaqul mahmudah (akhlaq yang terpuji) dan akhlaqul majmumah (akhlaq yang tercela), akhlaq sanggup menjadi uswah bila meminjam istilah bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara”Tut Wuri Handayani; memperlihatkan teladan dan mendorong dari belakang”, artinya berdasarkan Imam Syafi’i “Ibda bi Nafsi” atau instropeksi diri, dengan demikian antara stimulus (guru) dan respon (siswa/murid) harus sepadan, lantaran Pomeo menyampaikan “guru kencing berdiri murid kencing berlari”,
Sebagai sebuah teladan dalam proses pembelajaran, saat guru menugaskan untuk memahami, menghafal dan mempelajari terjemah serta tafsir surat al-Ikhlas kemudian melarang siswa nya untuk pergi ke Dukun biar meraih prestasi, maka guru pun tentu jangan pergi ke Dukun untuk meraih kekayaan.
Firman Allah SWT dalam al-Qur’an :
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Artinya :
“Dan (ingatlah) saat Luqman berkata kepada anaknya,  saat ia memperlihatkan pelajaran kepadanya,”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) yakni kedzliman yang besar”. (Luqman, 31 : 13).



Pendekatan psikoanalisa ialah meyakini bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga tingkah laris banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, menyerupai keinginan, impuls, atau dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup dalam alam bawah sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk dipuaskan.
Petermuan ke enam ( 6 )
VISI, MISI, PERAN, TUGAS, FUNGSI DAN ORGANISASI PERPUSTAKAAN
A.    Pengertian Perpustakaan
Menurut Sulistyo Basuki, perpustakaan diartikan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan berdasarkan tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual. Menurut RUU Perpustakaan pada Bab I pasal 1 menyatakan Perpustakaan yakni institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya melalui bermacam-macam cara interaksi pengetahuan. Perpustakaan yakni akomodasi atau tempat menyediakan sarana materi bacaan. Tujuan dari perpustakaan sendiri, khususnya perpustakaan perguruan tinggi tinggi yakni memperlihatkan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Wiranto dkk, 1997).
Maka dari pengertian diatas sanggup disimpulkan bahwa, perpustakaan merupakan sebuah tempat yang menyediakan materi bacaan, menyimpan koleksi baik dalam bentuk tulisan, cetakan, maupun rekaman yang disediakan untuk semua kalangan.

A.    Peran Perpustakaan
Setiap perpustakaan sanggup mempertahankan eksistensinya apabila sanggup menjalankan peranannya. Secara umum peran-peran yang sanggup dilakukan yakni :
1.      Menjadi media antara pemakai dengan koleksi sebagai sumber informasi pengetahuan.
2.      Menjadi forum pengembangan minat dan budaya membaca serta pembangkit kesadaran pentingnya berguru sepanjang hayat.
3.      Mengembangkan komunikasi antara pemakai dan atau dengan penyelenggara sehingga tercipta kolaborasi, sharing pengetahuan maupun komunikasi ilmiah lainnya.
4.      Motivator, perantara dan fasilitator bagi pemakai dalam perjuangan mencari, memanfaatkan dan membuatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
5.      Berperan sebagai biro perubah, pembangunan dan kebudayaan manusia.

B.     Tugas Perpustakaan
Setiap perpustakaan mempunyai kewajiban yang sudah ditentukan dan direncanakan untuk dilaksanakan. Tugas setiap jenis perpustakaan berbeda – beda sesuai dengan kewajiban yang ditetapkan. Ada juga yang melaksanakan tugasnya dalam melaksanakan pengkajian,pembakuan, akreditasi, pengembangan semua jenis perpustakaan dan koordinasi pemasyarakatan minat baca dengan instansi terkait. Berikut kiprah perpustakaan secara umum:
1.      Tugas menghimpun informasi meliputi kegiatan mencari, meneyeleksi, dan  mengisi perpustakaan dengan sumber informasi yang memadai dan lengkap baik dalam arti jumlah, jenis, maupun mutu yang disesuaikan dengan kebijakan organisasi, ketersediaan dana,dan harapan pemakai serta mutakhir.
2.      Tugas mengelola, meliputi proses pengolahan, penyusunan, penyimpanan, dan pengemasan biar tersusun rapi, gampang ditelusuri kembali (temu balik informasi) dan diakses oleh pemakai, serta merawat materi pustaka.
3.      Tugas memberdayakan dan memperlihatkan layanan secara optimal.

C.     Fungsi Perpustakaan
Pada umumnya perpustakaan mempunyai fungsi yaitu :
1.      Fungsi penyimpanan, bertugas menyimpan koleksi (informasi) lantaran mustahil semua koleksi sanggup dijangkau oleh perpustakaan.
2.      Fungsi informasi, perpustakaan berfungsi menyediakan aneka macam informasi untuk masyarakat.
3.      Fungsi pendidikan, perpustakaan menjadi tempat dan menyediakan sarana untuk berguru baik dilingkungan formal maupun non formal.
4.      Fungsi rekreasi, masyarakat sanggup menikmati rekreasi kultural dengan membaca dan mengakses aneka macam sumber informasi hiburan seperti: Novel, dongeng rakyat, puisi, dan sebagainya.
5.      Fungsi kultural, Perpustakaan berfungsi untuk mendidik dan membuatkan apresiasi budaya masyarakat melalui aneka macam aktifitas, seperti: pameran, pertunjukkan, bedah buku, mendongeng, seminar, dan sebagainya.

D.    Visi dan Misi Perpustakaan
Setiap instansi atau forum atau organisasi pendidikan niscaya mempunyai visi dan misi masing-masing. Visi dan misi tersebut yang nantinya memilih kemana arah tujuan instansi atau organisasi dan sejenisnya didirikan. Tanpa adanya visi dan misi yang terang maka sebuah organisasi tidak akan mempunyai esensi mengapa organisasi tersebut ada. Meskipun mempunyai tujuan, namun bila tidak mempunyai visi dan misi maka meski tujuan tersebut tercapai namun hakikat dari pencapaian tujuan tersebut tidak ada inilah pentingnya visi dan misi.
Perpustakaan juga demikian, tentunya mempunyai visi dan misi tersendiri yang memperlihatkan manfaat maupun fungsi-fungsi perpustakaan terutama dalam masyarakat. Meskipun banyak perpustakaan yang posisinya berada pada instansi atau forum atau organisasi yang sudah mempunyai visi dan misi sendiri, namun perpustakaan harus mempunyai visi dan misi terpisah yang tentunya masih berkaitan dengan visi dan misi yang dimiliki instansi atau forum atau organisasi yang menaungi. Ini dikarenakan lantaran fungsi perpustakaan yang intinya berbeda namun tetap mendukung berjalannya kegiatan pada instansi atau forum yang mengelola perpustakaan tersebut.
1.      Visi Perpustakaan
Visi merupakan pandangan mengenai masa depan yang dianggap ideal untuk dicapai. Suwarno (2011: 18) Menyebutkan bahwa visi perpustakaan pada umumnya untuk mewujudkan masyarakat informasi atau masyarakat yang cerdas. Untuk perpustakaan sekolah mempunyai visi secara umum membuat lulusan dan tamatan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, berakhlak mulia, cerdas, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai aset bangsa dan negara.
Lain hal lagi dengan visi perpustakaan di perguruan tinggi tinggi. Perpustakaan di perguruan tinggi tinggi mempunyai visi yang tidak lepas dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitan, dan pengabdian. Perpustakaan di perguruan tinggi tinggi sanggup difungsikan secara umum sebagai perpustakaan penelitian (research library).
2.      Misi Perpustakaan
Sebuah visi harus dijabarkan dalam misi. Misi merupakan pembagian terstruktur mengenai dari misi yang berupa langkah-langkah atau kegiatan yang ditempuh untuk mewujudkan dan melaksanakan visi. Suwarno (2011: 19) menjabarkan bahwa misi perpustakaan secara umum adalah sebagai berikut:
a.       Menciptakan dan memantapkan kebiasaan membaca masyarakat sesuai dengan jenis perpustakaan dan pemakainya.
b.      Mendukung pendidikan perorangan secara berdikari maupun pendidikan formal pada semua jenjang.
c.       Memberikan kesempatan atau stimulasi bagi pengembangan kreativitas dan imajinasi pribadi maupun masyarakat.
d.      Meningkatkan kesadaran terhadap warisan budaya, apresiasi seni, dan hasil temuan ilmiah.
e.       Menyediakan jalan masuk pada ekspresi-ekspresi kebudayaan dan perubahan.
f.       Mendorong obrolan antar umat beragama oleh lantaran keaneka ragaman budaya.
g.      Menyediakan layanan informasi sesuai dengan kebutuhan pemakainya.
h.      Memberikan kemudahan kepada pengembangan informasi peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan.
i.        Mendukung dan berpartisipasi dalam program-program perpustakaan bagi masyarakat pemakainya.
j.        Ikut serta dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam arti luas.
Visi dan misi perpustakaan juga disesuaikan dengan konsep perpustakaan yang akan didirikan. Visi dan misi perpustakaan hendaknya disusun saat awal perencanaan pembangunan perpustakaan. Visi dan misi ini yang kemudian dijabarkan lagi dengan menyusun tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan visi dan misi yang telah ditentukan. Saat ini banyak sekali muncul perpustakaan tematik menyerupai perpustakaan untuk sains saja atau perpustakaan untuk satu bidang ilmu tertentu. Visi dan misi pada perpustakaan tersebut juga harus disesuaikan dengan tema yang diusung dan tentu tidak terlepas juga dengan visi dan misi utama perpustakaan pada umumnya.

Pertemuan ke tujuh ( 7 )
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN MANUSIA
Psikologi perkembangan ialah suatu ilmu yang merupakan penggalan dari psikologi yang mempelajari kegiatan            /tingkah laris individu insan dalam perkembangannya beserta latar belakang yang mempengaruhinya. Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan yang boleh dinilai atau diukur dari satu peringkat ke satu peringkat perkembangan yang lain dan dari satu jangka masa ke satu jangka masa yang lain. Perkembangan di artikan sebagai urutan perubahan tingkah laris yang tersusun. Perubahan dalam perkembangan membantu individu itu mencapai kematangan.
Ada beberapa fase perkembangan;  pertama Fase Oral Pada tahun pertama kehidupan, kegiatan terutama dilakukan di sekitar lisan yang sebagai sumber kenikmatan bagi bayi. Kedua Fase Anal Pada tahun kedua berpindah dari lisan ke kawasan anal. Pada fase inilah bawah umur diberi latihan perihal kebersihan.Ketiga Fase bhalik Di mana anak merasa lebih sayang pada orang renta yang tidak homogen dan benci pada orangtua yang sejenis. Tetapi perasaan ini menjadikan rasa anxiety pada anak. Di mana pada anak pria timbul kastrasi anxiety pada anak wanita takut dieksekusi oleh ibunya.
Tahapan-tahapan Perkembangan Manusia : Masa sebelum kelahiran (Prenatal period) adalah masa dari konsepsi hingga lahir, yang merupakan waktu pertumbuhan dari satu sel menjadi organisme lengkap dengan otak dan kemampuan bertingkah laris dalam waktu kurang lebih 9 bulan. Masa Lahir (infancy) adalah masa perkembangan yang berlangsung dari lahir hingga usia 18 atau 24 bulan. Masa Anak Awal (Early Childbood)
adalah masa perkembangan yang di mulai dari final masa bayi hingga kira-kira usia 5 atau 6 tahun, masa perkembangan ini disebut pula  masa
prasekolah. Masa anak tengah (middleand late childbood) adalah masa perkembangan yang berlangsung dari usia 6 hingga 11 tahun, masa perkembangannya ini di sebut juga masa sekolah dasar.
Faktor-faktor yang mensugesti perkembangan manusia.
  1.   Faktor katurunan (nature)                             b. Faktor Lingkungan (nurture)

           
Pertemuan ke (8)        
TEORI MOTIVASI
motivasi berasal dari bahasa inggris yaitu motivation. Namun asal katanya motive, yang juga telah digunakan dalam bahasa melayu yakni motif, yang berarti segala upaya yang di lakukan seseorang untuk melaksanakan sesuatu. Secara ringkas Motivasi di artikan sebagai tujuan dan pendorong, yang menjadi penggerak utama bagi seseorang.
a)      Teori motivasi berdasarkan Para Ahli
v  Menurut Sardiman (2006:73)
            Motivasi merupakan perubahan energi dalam diri seseorang yang di tandai dengan munculnya felling tanggapan terhadap adanya tujuan.
v  Menurut Mulyasa (2003:112)
            Motivasi merupakan tenaga pendorong atau penarik yang menimbulkan adanya tingkah laris kearah suatu tujuan tertentu. Peserta didik akan bersungguh-sungguh lantaran mempunyai motivasi yang tinggi.
b)      Teori-Teori  Motivasi
·         Teori Insentif: Yaitu teori yang menyampaikan bahwa seseorang akan bergerak atau mengambil tindakan lantaran ada insentif yang akan ia dapatkan.
·         Dorongan Bilogis: Dalam hal ini yang dimaksud bukan hanya persoalan seksual saja. Termasuk di dalamnya dorongan makan dan minum. Saat ada sebuah pemicu atau rangsangan, badan kita akan bereaksi.
·         Teori Hirarki Kebutuhan: Teori ini dikenalkan oleh Maslow sehingga kita mengenal hirarki kebutuhan Maslow. Teori ini menyajikan alasan lebih lengkap dan bertingkat. Mulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan kemanan, kebutuhan akan pengakuan sosial, kebutuhan penghargaan, hingga kebutuhan akan aktualisasi diri.
c)      Fungsi motivasi ada 3, yaitu :

1.      Motivasi berfungsi mendorong untuk berbuat sesuatu/ motivasi sebagai pendorong perbuatan.
2.      Motivasi berfungsi memperlihatkan isyarat dalam perbuatan/ motivasi sebagai pengarah
3.      Motivasi berfungsi menggerakkan dalam perbuatan/motivasi sebagai penggerak

d)     Dua faktor yang mensugesti motivasi
1.      Faktor internal yakni faktor yang berasal dari dalam diri insan yang meliputi :
a)      Harapan
b)      Kebutuhan
c)      Persepsi mengenai diri sendiri
d)     Kepuasan kerja
e)      Harga diri dan prestasi
2.      Faktor eksternal yakni faktor yang berasal dari luar diri insan yang meliputi :
a.         Kelompok kerja
b.         Situasi lingkungan
c.         Jenis dan sifat pekerjaan

e)      Pengertian menggalakkan menbaca
Menggalakaan yakni suatu kegiatan untuk menggiatkan seseorang untuk melaksanakan sesuatu. Menggalakkan juga sanggup di artikan sebagai upaya seseorang dalam menumbuhkan minat terhadap sesuatu.
   Sedangkan..
Membaca yakni salah satu acara penting yang akan mengantarkan kita menjadi pribadi yang lebih unggul dan berkualitas. Namun utuk menumbuhkan rasa senang utuk membaca tidaklah mudah. Ini lah salah satu yag di rasakan banyak orang, hal itu masuk akal lantaran kebanyakan orang tidak tahu caranya bagaimana, menumbuhkan minat baca.
f)       Tips menggalakkan membaca

1.      membaca sambil bermain jangan paksa anak untuk belajar.
2.      Sediakan lingkungan yang menarik untuk anak berguru menyerupai ada meja belajar, alat tulis dan sebagainya yang berkaitan dengan proses pembelajaran anak
3.      Kurangkan segala gangguan persekitaran  menyerupai tutup segala acara yang sanggup mengganggu anak dalam proses berguru menyerupai menyalakan tv di waktu anak sedang belajar
4.      Sediakan buku dongeng yag desainnya bergambar yang sanggup menarik harapan anak untuk membaca
5.      Mood anak yang baik, bila ia tidak mau berguru jagan paksa anak untuk belajar
6.      Hargai perjuangan anak setiap kali ia berjaya baca dengan sendirinya, berikan ia kebanggaan atau hadiah supaya ia semangat dalam  membaca
7.      Mengalokasikan waktu khusus untuk membaca
8.      Memanfaatkan waktu menunggu
9.      Membiasakan untuk membaca di waktu istirahat atau sebelum tidur
10.  Membuat sasaran membaca





0 Response to "Psikologi Perpustakaan"