Proses Dan Teknik Preservasi Dan Konservasi Di Tubuh Arsip Dan Perpustakaan Aceh

proses dan teknik  preservasi dan konservasi di Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh.


BAB I

PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang 

Perpustakaan merupakan suatu lembaga, daerah dan sarana bagi setiap pengunjung untuk mendapat informasi (information service) yang dibutuhkan.1 Salah satu fungsi perpustakaan sebagai penghubung atau interface antara dua dunia, yaitu masyarakat sebagai kelompok pengguna perpustakaan dan dunia sumber informasi, baik dalam bentuk tercetak ataupun dalam lain. Perpustakaan merupakan penyedia materi informasi dan wahana pembelajaran bagi semua kalangan masyarakat. 

Dewasa ini perpustakaan berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini berdampak terhadap meningkatnya kebutuhan informasi baik dikalangan pelajar, mahasiswa, instansi pemerintah masyarakat umum. Bertambahnya koleksi di perpustakaan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka secara tepat dan cepat. Dalam pengembangan koleksi perpustakaan terdapat serangkaian acara yang penyusun kebijakan pengembangan koleksi, pemilihan materi pustaka, pengadaan, penyiangan serta 

penilaian pengadaan koleksi.2 Perpustakaan sanggup berfungsi pelestarian khazanah  budaya bangsa, sekaligus sebagai wahana pewarisan budaya bangsa. Fungsi pelestarian suatu perpustakaan diatur dan dilaksanakan untuk memenuhi pasal 32 



dilestarikan. Oleh lantaran itu, kewajiban penerbit atau pembuat karya cetak/karya rekam untuk menyerahkan produknya semoga sanggup dilestarikan dalam koleksi nasional. Ketentuan wacana serah simpan karya cetak dan karya rekam telah diatur dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah 


Konservasi (pengawetan) dan pemeliharaan buku merupakan hal yang gres bagi perpustakaan. Hal tersebut telah menjadi kiprah pustakawan, berdirinya perpustakaan berarti adanya koleksi baik tercetak maupun terekam. Koleksi ini perlu terpelihara dan dilestarikan demi generasi mendatang. Namun kiprah pelestarian dan perwatan bukanlah kiprah yang mudah, lantaran pustakawan selalu berhadapan dengan musuh koleksi baik yang tiba dari dalam maupun dari luar koleksi itu sendiri ibarat kutu buku, rayap, kecoak, jamur dan juga faktor insan itu sendiri ibarat pencurian, merobek halaman buku dan lain-lain. 

Dalam menghadapi aneka macam “musuh koleksi” para pustakawan dilarang tinggal diam. Dahulu sekitar 4000 tahun yang kemudian para pustakawan menggunakan aneka macam metode untuk mengawetkan koleksi atau buku. Pentateuch dengan cara melapiskan dengan minyak ara.4 Pada umumnya perpustakaan mempunyai koleksi yang terbuat dari kertas baik dalam bentuk buku, surat kabar, majalah, dokumen dan materi cetak lainnya. Kerusakan fisik materi pustaka telah menjadi fenomena dalam dunia perpustakaan baik yang sudah maju maupun belum. Begitu halnya juga dengan tubuh Arsip dan Perpustakaan Aceh, 
memerlukan konservasi (perawatan) yang serius dari pihal pengelola perpustakaan semoga koleksi yang ada sanggup terjaga dan terpelihara dengan baik. Hal ini dimungkinkan lantaran perpustakaan salah satu sarana pelestarian koleksi perpustakaan sebagai hasil budaya bangsa yang berfungsi sebagai sumber informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka mencerdaskan  kehidupan bangsa dan menunjang pembangunan nasional. 5 Gempa bumi yang  melanda pesisir utara pulau Sumatra yang mengakibatkan tsnami tanggal 26 Desembar 2004 silam meninggalkan kesan mendalam bagi semua insan yang terlibat di dalamnya. Negara-negara yang di sekitar Samudara Hindia menjadi korban termasuk lebih kurang dua ratus lima puluh ribu rakyat Aceh harus kehilangan nyawanya serta harta benda yang tak terhitung nilainya. 

Gempa bumi dan tsunami di Aceh dan Sumatra Utara ribuan arsip rusak dan hilang. Sebagian besar arsip tersebut merupakan arsip vital, arsip yang keberadaan merupakan keberadaannya merupakan persyaratan dasar bagi kelangsungan oprasional pencipta arsip, tidak sanggup diperbaharui, dan tidak terganti apabila rusak dan hilang (ayat 4, pasal 1 UU No. 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan). Seperti Ijazah, buku nikah, BPKB, Sertifikat, lainnya. Arsip-arsip tersebut milik pribadi maupun forum pemerintah dan swasta, sebut saja Arsip Kantor Dokumentasi Propinsi Aceh, Kantor Badan Perpustakaan dan Arsip Propinsi Aceh dan kantor pemerintah lain. 

Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh, dalam melaksanakan perawatan masih menggunakan cara sederhana, dengan melaksanakan penyedotan debu, memperbaharui buku yang rusak, fumigasi sampul buku, penjilidan, penyiangan koleksi dan lain-lain. 

Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh merupakan salah satu perpustakaan yang menyediakan sarana-prasarana dan ruangan yang bermacam-macam macam seperti, ruang adminitrasi, ruang pengadaan, ruang pengolaan, ruang referensi, ruang teknologi informasi, ruang baca, ruang anak, bahkan ruang melestarikan dan memelihara materi pustaka, ibarat ruang penjilidan, ruang , ruang fumigasi dan ruang lainnya. 

Pemeliharaan dan perawatan yakni untuk upaya penyimpanan kandungan informasi materi pustaka itu sendiri. Dalam melaksanakan preservasi dan konservasi terhadap materi pustaka di Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh telah dilakukan proses dan teknik preservasi dan konservasi yang dilakukan sesuai dengan materi yang perlengkapan yang ada ibarat untuk menambal kertas yang rusak mereka telah menggunakan kertas tisu Jepang sehingga kertas yang robek tidak 

kelihatan lagi.6 Perpustakaan semestinya harus mempunyai pustakawan yang berpengalaman dan terlatih, lantaran pustakawan akan menghadapi pekerjaan yang sangat berat dalam hal kerusakan materi pustaka, bermacam musuh pengrusak dan penghancur dari aneka macam faktor, ibarat faktor biologi (binatang pengerat serangga, jamur) dan faktor fisika (kimia, debu dan kelembaban udara), faktor kimia, (zat-zat kimia, keasaman, oksida, tinta) dan faktor-faktor yang lain ibarat manusia, air, dan lingkungan seperti, gempa bumi, kebakaran, tsunami dan lain- lainnya. 

Pustakawan perlu mengetahui penyebab kerusakan materi pustaka sehingga sanggup dilakukan tindakan pencegahan yang tepat, apa jika materi pustaka sudah rusak. Bila kerusakan sangat parah akan susah untuk memperbaikinya dan juga akan memerlukan biaya yang sangat banyak. Seperti materi pustaka yang ada di Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh, banyak yang sangat parah kerusakannya ibarat ada yang dimakan rayap, ada yang telah pudar tulisannya, ada yang kena air dan lainnya. Semua itu untuk memperbaiki perlu waktu usang pula, lantaran harus dikerjakan dengan cermat supaya materi pustaka tadi sanggup digunakan kembali  dan sanggup berfungsi sebagai mana mestinya.7 Selanjutnya, frekuensi pemakaian  yang tinggi serta salah penanganan juga sanggup mengakibatkan kerusakan. Akibatnya banyak kerusakan yang internal khusus buku akan mengalami hal-hal ibarat jilidan rusak, kertas rapuh, berubah warna, sobek dan sebagainya. Sedangkan yang eksternal ibarat disebabkan oleh manusia, musibah ibarat yang telah disebut di atas. 

Untuk mengatasi materi pustaka tersebut, perlu diadakan preservasi dan konservasi materi pustaka tersebut, juga tergantung kepada pustakawan yang memelihara dan melestarikannya. Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh telah melaksanakan proses dan teknik preservasi dan konservasi yang bertujuan untuk menyelamatkan materi pustaka dari kerusakan, menjaga kepentingan informasi yang terkandung dalam materi pustaka tersebut dan mengadakan alih media  supaya materi pustaka sanggup dibaca melalui alat elektronik.

Dalam penelitian ini peneliti sangat ingin mengetahui sejauh mana Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh melaksanakan proses dan teknik preservasi dan konservasi materi pustaka dalam menjaga hasil karya atau materi pustaka yang ada di Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh. 

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengangkat penelitian mengenai preservasi dan konservasi materi pustaka dan arsip pasca tsunami, yaitu bagaimana kebijakan, proses dan teknik preservasi dan konservasi di Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh. 



B. Rumusan Masalah 

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dari tesis ini yakni sebagai berikut : 

1. Bagaimana Landasan Kebijakan Preservasi dan Konservasi Bahan Pustaka dan Arsip Pasca Tsunami di Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh? 

2. Bagaimana Proses dan Teknik Preservasi dan Konservasi Bahan Pustaka dan Arsip Pasca Tsunami di Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh ? 

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 

Berdasarkan rumusan dilema yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian ini bertujuan: 

1. Untuk menjelaskan Landasan Kebijakan Preservasi dan Konservasi Bahan Pustaka dan Arsip Pasca Tsunami di Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh. 

2. Untuk menjelaskan Proses dan Teknik Preservasi dan Konservasi Bahan Pustaka dan Arsip di Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh. Penelitian ini diharapkan sanggup memperlihatkan kegunaan untuk berbagai 

pihak diantaranya : 

1. Hasil penelitian ini diharapkan sanggup menambah pengetahuan wacana Landasan Kebijakan Preservasi dan Konservasi Bahan Pustaka dan Arsip Pasca Tsunami di Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh bagi peneliti dan pihak-pihak terkait. 

2. Hasil penelitian diharapkan sanggup memperlihatkan pengetahuan dalam Proses dan Teknik Preservasi dan Konservasi Bahan Pustaka dan Arsip Pasca Tsunami di Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh. 

3. Bagi Peneliti, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam mengaplikasikan teori yang dimiliki untuk menganalisis fakta, tanda-tanda yang terjadi dan sanggup ditarik kesimpulan untuk dipertanggung jawabkan. 


D. Kajian Pustaka 


Berdasarkan beberapa literatur yang peneliti telusuri, ada beberapa penelitian homogen yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Diantaranya penelitian tersebut antara lain : 

Penelitian pertama, dilakukan oleh Alfiah Aprilyani.9 Dalam penelitian  ini peneliti mengkaji wacana pelestarian materi pustaka dalam preservasi dan konservasi. Penelitian tersebut dilakukan di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah spesial Yogyakarta (DIY). Tujuan dari penelitian ini yakni menjelaskan bagaimana kiprah pelestarian materi pustaka dalam presrvasi dan konservasi di Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah spesial Yogyakarta (DIY). Jeneis penelitian yang digunakan yakni penelitian bersifat deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulannya yakni preservasi dan konservasi sangat penting dilakukan demi menjaga kelestarian materi pustaka di Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah spesial Yogyakarta (DIY). Beberapa indikator yang sanggup disimpulkan wacana kiprah pelestarian yakni tindakan preventif, kedua tindakan kuratif . Peran pelestarian materi pustaka dalam preservasi dan konservasi secara preventif mencakup acara pemeliharaan materi pustaka yang membuatkan kebeberapa potongan yaitu membersihkan rak dengan Vacum cleaner, merapikan materi pustaka dan memperlihatkan materi pengusir serangga (kapur barus), sedangkan kuratif yaitu fumigasi, penyampulan buku, pembuatan kotak pelindung, alih huruf, alih bahasa dan alih media. 

Penelitian kedua, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Niputu Wahyu Candra Widhiandari pada tahun 2012.10 Penelitian ini berjudul “Preservasi Naskah Lantar di Perpustakaan Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengindenfikasi kondisi fisik koleksi lontar dan mengkaitkannya dengan faktor- faktor pengrusak lontar serta memaparkan acara preservasi koleksi di perpustakaan Universitas Indonesia. Penelitian ini meruapakan penelitian kualitatif, dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumen. Hal ini merupakan cara preservasi dan konservasi yang berbeda, yaitu diteliti wacana naskah lontar yang rusak, naskah lontar yang dimakan rayap dan cara proses prservasi itu bagaimana, serta daerah penelitian dan waktu penelitian yang berbeda pula. Dalam hal ini ada persamaan dengan penelitian yang peneliti lakukan juga mempunyai perbedaan dalam waktu dan daerah penelitian serta dalam fokus kajian mengenai preservasi dan prservasi wacana koleksi materi pustaka. 

Berdasarkan tinjauan pustaka diatas, penelitian mengenai prservasi dan konservasi materi pustaka pasca tsunami di Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh sedikit berbeda dengan penelitian sebelumnya dan membuktikan bahwa penelitian yang akan peneliti lakukan belum pernah diteliti sebelumnya, khususnya di Banda Aceh. Beberapa penelitian homogen yang pernah dilakukan peneliti di atas masing-masing mempunyai perbedaan dalam hal variabel, subyek, metode, daerah serta waktu penelitian. 


E. Metode Penelitian 

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field Research) yang bersifat kualitatif serta menggunakan metode deskriptif. Penelitian kualitatif yakni suatu pendekatan penelitian yang diarahkan dalam memahami fenomena sosial dari perpektifpartisipan, serta menggunakan seni administrasi multi media, dengan menggunakan teknik pengumpulan data, dengan metode pertama interview, observasi dan studi dokumenter. Dalam pelaksanaan penelitian peneliti menyatu 

dengan situasi yang diteliti.11 Metode deskriptif, yaitu penelitian dilakukan  dengan jalan mengumpulkan data, menyusun, mengklasifikasikan data, data yang terkumpul berupa kata-kata bukan angka.12 

Penelitian kualitatif berlangsung secara natural, data yang dikumpulkan dari orang-orang yang terlibat dalam tingkah laris alamiah, hasil penelitian kualitatif bersifat deskripsi analisis. Peneliti lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil penelitian dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi. Dalam hal ini, peneliti meneliti dilema Preservasi dan Konservasi Bahan Pustaka dan Arsip Pasca Tsunami di Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh. 

Secara umum penelitian sanggup diartikan secara ilmiah untuk mendapat data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun jenis metode yang ditempuh untuk memperoleh data dalam penelitian ini yakni : 

1. Jenis Penelitian 



Jenis perndekatan peneltian lapangan (field research) yang bersifat penelitian kualitatif.13 Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yakni mengumpulkan data-data pelaksanaan prservasi dan konservasi materi pustaka di Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh dengan mengkaji bentuk-bentuk kebijakan yang dipergunakan serta proses dan teknik prservasi dan konservasi yang digunakan di Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh. 

2. Pendekatan Penelitian 



Dalam penelitian ini peneulis menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif yakni penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu tanda-tanda yang ada, yaitu tanda-tanda apa yang ada di ketika melaksanakan penelitian. Dalam hal ini penelitian deskiptif tidak dimaksudkan untuk mengukur hipotesis tertentu, tetapi hanya menunjukan apa adanya wacana suatu variabel, tanda-tanda atau keadaan.

3. Teknik Pengumpulan Data (Sampling) 

Dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data sering dilakukan yakni purpose sampling dan snowball sampling. Yang dimaksud dengan purpose sampling yakni teknik pengambilan data bersumber dari orang tertentu. Pertimbangan tertentu ini, contohnya orang tersebut dianggap paling tahu apa yang kita teliti, atau bahkan beliau sebagai penguasa sehingga peneliti akan memudahkan peneliti menjajahi objek/situasi sosial yang diteliti tersebut.15 Dalam hal ini peneliti menggunakan purposive sampling, dan untuk mengambil dan mengumpulkan data pada penelitian ini peneliti menggunakan dua teknik yakni : 

a. Dokumentasi 

Metode ini digunakan untuk mengadakan penelitian yang bersumber pada buku, hasil penelitian, peraturan-peraturan, dokumen-dokumen dan sebagainya.16 Dalam hal ini peneliti mencari dan melihat dokumen-dokumen yang berkaitan dengan proses dan teknik preservasi dan konservasi di Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh. 

b. Wawancara 

Wawancara yakni proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial 

yang relatif lama.17 Teknik wawancara dilakukan dengan metode wawancara tidak terstruktur, yang dengan ini peneliti menciptakan pedoman wawancara dengan menciptakan garis besar pertanyaan. Adapun informan yang akan peneliti wawancarai sebanyak 6 informan, dengan rincian 1 orang sebagai Sekretaris Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh, Kabit Pelestarian dan Konservasi 1 orang, Kabid Pembinaan dan Pengembangan 1 orang, dan 3 orang Staf di potongan Proses Preservasi dan Konservasi. 

4. Sumber Data 

Dalam penelitian ini ada dua jenis data yang dibutuhkan untuk kesempurnaan, yaitu data primer dan skunder. Sumber data primer penelitian ini yakni semua data yang diperoleh melalui dokumen dan hasil wawancara yang berkaitan dengan preservasi dan konservasi Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh. Adapaun proses wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan mewawancarai orang-orang yang berkompetensi ibarat T.Rahmatsyah, Sekretaris Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh dan yang terlibat eksklusif dengan pengelolaan preservasi dan konservasi di Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh yakni Dra. Wirda Agustina sebagai Kabid Pelestarian dan Konservasi, Dedi Setiadi S.Sos, Kabid Pembinaan dan Pengembangan, Safrizal sebagai Staf potongan Preservasi dan Konservasi, Fauzan sebagai Staf potongan Preservasi dan Konservasi dan Helmidawati sebagai Staf Preservasi dan Konservasi. Sedangkan untuk data Sekunder yakni semua data penunjang yang bekerjasama dengan penelitian ini. Karya ilmiah, aneka macam sumber rujukan, tercetak maupun elektronik, selama ada relasi dengan preservasi dan konservasi sanggup dikatagorikan sebagai sumber penunjang dalam penelitian ini. 

5. Validitas Data 

Validitas data atau uji keabsahan dalam penelitian kualitatif sangat diperlukan, lantaran validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti tetap valid dalam penelitian ini, peneliti mengunakan member check, yaitu peneliti melaksanakan proses pengecekan data yang diperoleh kepada pemberi data dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai  dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.18 Sebagai bukti  bahwa peneliti telah melaksanakan member check, maka data yang diperoleh peneliti melalui wawancara informan, kemudian hasil wawancara tersebut akan peneliti konfermasikan kembali kepada informan. Setelah data disepakati bersama, maka peneliti akan meminta tanda tangan kepada para pemberi atau informan. 

6. Analisis Data 

Data yang terkumpul kemudian dinalisis menurut makna yang tersirat maupun tersurat dan di cek ulang kebenarannya kepada sumber. Hal ini untuk menjadi semoga penelitian kualitatif tetap ilmiah. Untuk menetapkan keabsahan teknik investigasi data. Proses analisis data penelitian ini dilakukan dengan mengikuti analisis kualitatif Miles dan Hubermen yang dijelaskan dalam tiga langkah berikut ini: 1) reduksi data (data reduction), yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada  penyederhanaan, abstaksi dan traspormasi data garang yang diperoleh pada studi lapangan. 2) penyajian data (data diplay), yaitu diskripsi kumpulan informasi tersusun yang memungkinkan untuk melalukan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif dalam bentuk teks naratif. 3) penarikan kesimpulan  

7. Subjek dan Objek Peneltian 

Adapun subyek penelitian ini sebagaimana telah dijelaskan di atas yakni informan-informan yang mempunyai kompetensi dan terlibat eksklusif dalam proses Preservasi dan Konservasi di Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh. Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang, yang terdiri dari 1 orang Kabid. Pelestaraian dan Konservasi. 1orang Kabid. Pembinaan dan Pengembangan, 1 orang Sekretaris Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh, 3 orang staf Preservasi dan Konservasi. Sedangkan objek penelitian ini yakni Proses Preservasi dan Konservasi di Banda Arsip dan Perpustakaan Aceh. 

8. Tempat dan Waktu Penelitian 

Lokasi penelitian yakni daerah penelitian melaksanakan penelitian yaitu di Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh. Karena di perpustakaan ini semenjak tsunami terjadi, hampir semua gedung hancur termasuk salah satunya gedung perpustakaan, sarana dan prasarana lainnya habis dibawa air. Oleh lantaran itu, semua arsip dan materi pustaka yang ada di  Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh juga hilang dibawa air. Maka dari itu, peneliti ingin mengetahui apakah sesudah tsunami terjadi, di Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh ada dilakukan preservasi dan konservasi kembali. Atau apa yang dilakukan di Banda Arsip dan Perpustakaan sesudah tsunami terjadi. Waktu penelitian dilakukan dalam jangka waktu 

3 bulan , yaitu Januari lokasi daerah s/d Maret 2014. Peneliti ke lapangan atau ke lokasi daerah penelitian penelitian selama waktu yang telah ditentukan. Dengan tujuan untuk sanggup memperoleh data yang dibutuhkan sehingga sanggup ditemukan secara tepat dan akurat sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Dengan demikian proses penelitian ini selesai dengan waktu yang telah ditentukan. 


F. Sistematika Pembahasan 

Dalam membahas suatu masalah, penggunaan suatu sistematika sangatlah dibutuhkan untuk mencapai tujuan secara efektif. Maka dalam pembahasan penelitian ini peneliti berpedoman pada pada Panduan Penulisan Tesis Program Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan data yang diperoleh melaksanakan penelitian dan menurut literatur yang berkaitan dengan perawatan materi pustaka baik yang berasal dari buku maupun dari internet, maka sistematika penulisan tesis ini sebagai berikut : 

Penelitian ini terdir dari lima bab, untuk gampang penelitian ini dipahami, maka peneliti membagi secara sistematis menjadi beberapa potongan adapun sistematika pembahasan sebagai berikut : 

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 



Bab ini merupakan potongan terakhir dalam pembahasan tesis ini yang didalamnya penulis mengambil kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian. Selanjutnya, penulis juga mengajukan saran-saran yang bekerjasama dengan pembahasan ini sebagai berikut : 

A. Kesimpulan 



Setalah peristiwa tsunami di Aceh yang menghancurkan bangunan dan bahan-bahan pustaka di Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh, maka pemerintah melalui Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh mengeluarkan kebijakan wacana proses preservasi dan konservasi. Adapun landasan aturan kebijakan tersebut tercantum dalam Undang-undang No. 43 Tahun 2009 wacana Kearsipan yang menegaskan, bahwa santunan dan evakuasi arsip akhir peristiwa nasional dilaksanakan oleh ANRI dan pencipta arsip yang berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) (pasal 34 ayat 5). Semakin mempermudah dan menegaskan kembali kiprah ANRI dalam penanggulangan dan penanganan peristiwa kearsipan. Adapun isi Undang-Undang No. 43 Tahun 2009 pasal 24 ayat 5 yakni sebagai berikut: “Perlindungan dan evakuasi arsip akhir peristiwa Nasional dilaksanakan oleh ANRI dan pencipta arsip yang berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Berdasarkan landasan di atas maka di  Selanjutnya, ada beberapa pengembangan yang telah dilaksanakan dalam acara preservasi materi pustaka dan arsip pasca tsunami di Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh, antara lain acara pelestarian, restorasi arsip dan gedung, fumigasi, reproduksi. Sedangkan pelestarian materi pustaka dan arsip yang dilakukan oleh pihak luar pasca tsunami yaitu proses preservasi dan konservasi yang dilakukan oleh tim ANRI. Bahan pustaka dan arsip tersebut direndam dalam cairan etanol semoga tetap basah, kemudian dimasukkan ke dalam ruang pendingin berupa Vacuum Freeze Dry Chamber (sebuah alat yang harus didatangkan dari Jepang). Namun, yang menjadi dilema di Banda Arsip dan Perpustakaan Aceh tidak terdapat Vacuum Freeze Dry Chamber. Satu-satunya solusi yakni membawa materi pustaka dan arsip tersebut ke Jakarta dengan menggunakan pesawat HERCULES (sejenis pesawat angkut Angkatan Udara Indonesia.).



Daftar Pustaka

Alfiah Apriliyani, “Peran Pelestarian Bahan Pustaka Dalam Preservasi Dan Konservasi Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Daerah spesial Yogyakarta” (Skripsi Tdak Diterbitkan), Yogyakarta: Fakultas Adab Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga, 2012.
Avi Silberschatz, Peter Galvin, dan Grag Gagne. Operating Systems Concepts. New

York: John Wiley & Sons, 2005.

Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana, 2008.

Dewi Nur Yuni Wardiana, ”Implementasi Kebijakan Seleksi Koleksi Perpustakaan di Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Propinsi Daerah spesial Yogyakarta”, Skripsi, Yogyakarta: UIN Sunan Kali Jaga, 2012.

Feather, Preservation and the Management of Library Collection, London: The

Library Association, 1991.

Harrold, Leonard Montague. Harrod’s Librarian Glossary of Terms Used in Librarianship, Documentation and the Book-crafts, and the Reference Books. London : Gower, 1987.

Indonesia, Kurikulum Sekolah Menengah Umum (SMU) : Petunjuk Teknis Pengelolaan Perpustakaan, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1996.

J.M. Dureau & D.W.G. Clements. The Principles for the Preservation and

Conservation of Lybrary Materials. New York: IFLA, 1986.

Karmidi Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka, Jakarta: Universitas

Terbuka,1994.

Lalu Sabit, Pelestarian Bahan Pustaka: disampaikan pada Diklat Teknis Pengelolaan

Perpustakaan se Nusa Tenggara Barat Angkatan III tanggal 18 s/d 27 Juli

2008, Mataram: Badan Perpustakaan Daerah, 2008.
Lasa Hs, Media Pustakawan: Media Komunikasi Antar Pustakawan. Vol. 12 Juni

2005, Jakarta: Perpusnas RI, 2005.

Lexy J. Maeong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosadakarya, 2007.

 Metodelogi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2009.

Mohammad Sulthon, Perpustakaan Perguruan Tinggi Sebagai Sumber Informasi.

Semarang: IKIP, 1979.
Muhammadin Razak, Petunjuk Teknik Bahan Pustaka, Jakarta: Perpustakaan

Nasional RI, 1995.
Mulia, Fuji. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik dan Model. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Nana Saodih dan Sukamdinata, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Remaja

Rosdakarya, 1997.

Niputu Wahyu Candar Widhiandari, “Preservasi Naskah Lontar di Perpustakaan Universitas Indonesia” Skripsi (tidak diterbitkan), Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Program Studi Ilmu Perpustakaan, 2012.

Perpustakaan Republik Indonesia,. Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman. (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 1992.

Perpustakaan Republik Indonesia. Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman.

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional , 1992.

Putu Laxman Pendit, Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi : Suatu Pengantar

Diskusi Epistimologi dan Metodelogi, Jakarta: JIP FSUI, 2003.

Qalyubi, Syhabuddin, dkk. Dasar-Dasar Ilmu Pengembangan dan Informasi, Yogjakarta: Jurusan IPI F. Adab UIN Suka, 2003.

Soetminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan, Jakarta: Kanisius,

1992.

Sugiono, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2007.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2012.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Praktek Jakarta: Rineka Cipta,

1998.

Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,


1991.

Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum, Jakarta: Universitas Terbuka,

1996.

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007

0 Response to "Proses Dan Teknik Preservasi Dan Konservasi Di Tubuh Arsip Dan Perpustakaan Aceh"