Dasar-Dasar Anutan Ekonomi

John Adam Smith (5 Juni 172317 Juli 1790), ialah seorang filsuf berkebangsaan Skotlandia yang menjadi pencetus ilmu ekonomi modern. Karyanya yang populer ialah buku An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations (disingkat The Wealth of Nations) ialah buku pertama yang menggambarkan sejarah perkembangan industri dan perdagangan di Eropa serta dasar-dasar perkembangan perdagangan bebas dan kapitalisme. Adam Smith ialah salah satu pencetus sistem ekonomi Kapitalisme. Sistem ekonomi ini muncul pada era 18 di Eropa Barat dan pada era 19 mulai populer disana.
Kemakmuran Negara (Wealth of Nations) dan yang lebih kecil pengaruhnya Teori Moral Sentimen, telah menjadi titik awal untuk segala pertahanan atau kritik atau bentuk kapitalisme, yang terpenting dalam goresan pena Marx dan ekonomi manusia. Karena kapitalisme laissez-faire seringkali dihubungkan dengan keegoisan tak terkontrol, ada gerakan gres yang menekankan filosofi moral Smith, dengan fokus simpati kepada seseorang.
Ada beberapa kontroversi wacana keaslian Kemakmuran Negara Smith; beberapa orang menyangkal hasil kerjanya hanyalah komplemen biasa kepada kerja pemikir mirip David Hume dan Baron de Montesquieu. Dan, banyak teori-teori Smith hanya menggambarkan ekspresi dominan sejarah menjauh dari mercantilisme, menuju perdagangan-bebas, yang telah berkembang selama beberapa dekade, dan telah mempunyai efek yang nyata dalam kebijakan pemerintah. Namun begitu, buku ini mengorganisasi pemikiran-pemikiran mereka secara luas, dan tetap menjadi suatu buku yang paling kuat dan penting dalam bidangya kini ini.

 

Sejarah Pemikiran Ekonomi — Adam Smith

ADAM SMITH
Adam Smith lahir pada tahum 1723, ia ialah putra seorang hakim pengacara Scotlandia dan juga seorang pengawas keuangan adat. Dia memperoleh pendidikan di Universities of Glasgow dan Universities of Oxford dan menjadi profesor petama di bidang logic philosophy dan kemudian di bidang moral philosophy di Glasgow.
Setelah tiiga belas tahun mengajar di bidang akademmik, ia melaksanakan perjalanan selama dua tahun di Perancis sebagai guru untuk Duke of Buccleuch, yang darinya Smith memperoleh pensiun yang membuatnya bisa menghabiskan waktu untuk menulis.
Pada tahun 1778, Smith mendapatkan sebuah appointment sebagai Commissioner of Custom, dimana pada tahun tersebut merupakan tahun peringatan serta tahun yang bermakna baginya dalam seumur hidupnya. Smith meninggal pada tahun 1790.
Adam Smith ialah akademisi pertama yang menjadi spesialis ekonomi, karirnya tidak jauh berbeda denan ahli-ahli ekonomi lainnya yang hidup pada masa 150 tahun terakhir. Pada zamannya, banyak ajran-ajaran ekonomi yang melewati batas dengan pekerjaan sebagai guru di bidang akadenik,termasuk juga Smith, sehingga Smith dan jago ekonomi lainnya disebut sebagai seorang filsuf.
Adam Smith, sebagai seorang pemikir mempunyai kerangka berpikir yang sistematis dan tertarik pada sikap insan (human conduct). Sebagai seorang filsuf moral Smith tertarik pada masalah-masalah ekonomi, terbukti pada catatan perkuliahannya antara tahun 1760-1764 wacana filsuf moral terdapat beberapa poin yang menyinggung persoalan ekonomi. Dalam pemikirannya Adam Smith banyak dipengaruhi oleh beberapa pemikir-pemikir besar sebelumnya.
Seperti Francis Hutcheson, melandasi dasar kecintaan Smith pada natural order. Beberapa paham naturalist yang turut mengilhaminya antara lain, Stoicsisme Yunani, Epicureans, Stoicisme Romawi (antara lain Cicero, Seneca, Epictetus), Hobbes, Bacon dan Locke.
Paham naturalist yang terdiri dari beberapa kelompok ini mempunyai kecenderungan pola pikir yaitu keyakinan atau kepercayaan terhadap natural order yang menempel pada tiap diri manusia. Semua itu membuat tiap-tiap organisasi social bertindak untuk menyelaraskan dengan natural order. Quesnay dan Mercier de la Riviere (penulis fisiokrat) memberi Smith pandangan wacana pola pikir kaum fisiokrat dan minat serta ketertarikan pada naturalism dan persoalan surplus.

Teori uang Smith disusun berdasar acuan dari Hume, Locke dan Steuarts. Dari Petty dan Steuarts, Smith berguru wacana public finance. Pemikiran Smith memberi kejelasan pada pemikiran-pemikiran sebelumnya. Theory of Moral Sentiments (1759) dan An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations (1776) merupakan hasil pemikirannya.
·         Individualisme dan Kebebasan
Adam Smith pertama kali menulis buku yang berjudul The Theory of Moral Sentiments pada tahun 1759. dalam bukunya ini Smith meyakinkan pembacanya bahwa setiap insan sangat menyukai hidup sebagai warga masarakat, dan tidak menyukai hidup ang individualistik dan mementingkan diri sendiri.
Adam Smith mempunyai pemikiran bahwa setiap orang secara natural akan saling menghargai (rasional) sehingga ia menganggap insan ialah makhluk bebas yang dengan sendirinya tahu nilai-nilai kemasyarakatan. Pemikiran semacam ini sangat berbahaya lantaran pada kenyataannya insan tidak mirip anggapan Adam Smith (rasional, ada beberapa insan yang irasional).
Tanpa adanya peraturan insan akan saling makan dan menindas yang berlaku ialah aturan rimba. Smith yang menghargai sifat natural insan dan kecewa pada dampak merkantilisme membenci campur tangan pemerintah tetapi tanpa ada campur tangan pemerintah, kehidupan dalam bernegara tidak akan sanggup berjalan dengan sendirinya.
·         Laissez-faire Principles
Di dalam bukunya Smith yang berjudul Wealth of Nations, prinsip Laissez faire menjadi dasar dari sistem aliran dan menjadi pelabuhan bagi filsuf-filsuf luar negeri yang membentuk suatu cuilan esensial. Prinsip Laissez faire, persaingan, dan teori nilai pekerja ialah fitur berharga yang diajarkan dari sekolah ekonomi beraliran klasik, yang secara esensial dibangun oleh Smith serta Malthus, Ricardo, dan Mill. Prinsip Laissez faire merupakan pondasi bagi sistem ekonomi klasik.
Ketika Smith membuat pembelaannya untuk natural liberty atau lissez faire, ia telah ketinggalan tradisi filosifi politik Locke. Pemikiran besar bahwa ada pembatasan untuk legitimasi fungsi pemerintah ia sanggup menemukn pada Locke.
Prinsip pembatasan Locke akan membatasi legislasi untuk yang dibuat untuk barang public. Bagi Smith, barang public membutuhkan laissez faire lantaran pencarian self-interest, dipandu oleh invisible hand dari persaingan, yang menghasilkannya, sedangkan intervensi pemerintah dalam lingkungan perekonomian akan lebih sering mengganggu daripada menolong
·         Labor Theory of Value
Kemajuan besar aliran ekonomi ialah ketika Smith melaksanakan emansipasi terhadap kedua belenggu kaum merkantilis dan physiokrat. Labih dari duaratus tahun para jago ekonomi mencari sumber kemakmuran. Kaum merkantilis menemukan sumber kemakmuran pada perdagangan internasional, sedangkan kaum physiokrat menemukannya pada lebih jauh lagi dan beranggapan bahwa kemakmuran yang asli didapat dari efek perdagangan terhadap produksi, pada ketika itu hanya ada satu macam produks yaitu pertanian.
Smith membangun pondasi Petty dan Cantillon yaitu pengaruh final revolution. Dengan pekerjanya menjadi sumber dana yang secara asli menyetor tiap-tiap negara ‘dengan semua keperluan dan kebutuhan hidup yang dikonsumsi setiap tahunnya.
Smith tetap berbicara mengenai kemakmuran dalam pengertian kegunaan objek material, mirip apa yang telah dilakukan oleh pendahulu-pendahulu Inggris-nya, tetapi dengan membuat hasil dari pekerja secara umum, ia menunjuk untuk mengadakan penyelidikan kemakmuran sosial daripada secara tekhnik.
Kata Smith, kemakmuran sebuah negara akan bergantung pada dua kondisi, pertama, tingkat produktivitas pekerja dan yang kedua ialah jumlah kegunaan pekerja, dengan kata lain produktivitas pekerja terhadap kemakmuran, dimana pekerja dipekerjakan. Faktor pertama mendorong Smith untuk berdiskusi wacana division of labor, perdagangan, uang dan distribusi. Faktor kedua meliputi analisis modal.
Nilai perdagangan barang ditentukan oleh jumlah pekerja yang menjalankan barang di pasar. Tahap demi tahap dalam teori nilai pekerja ini memunculkan adanya ‘real cost’ teori nilai, teori nilai ini mengandung pengertian penderitaan pekerja.
Real value’ atau ‘natural value’ dari komoditi yang dipertukarkan diukur dalam kandungan apa yang diperintahkan kepada pekerja.
Pekerja bukan suatu jumlah homogenitas, sjak pembedaan tipe pekerja berdasar tingkat hardship an ingenuity. Value berdasarkan Smith sanggup dibagi dua yaitu value in use dan value in exchange. Value in use ialah nilai kegunaan barang tersebut sedangkan value in exchange ialah nilai tukar dari barang itu.
Pekerja menurut Smith ialah sumber dari value seluruh komoditi pernyataan ini merupakan kutipan dari salah satu poin pemikiran Ibnu Khaldun tentang pekerja. Teori wacana pekerja Smith merupakan penambahan teori Petty dan Cantillon dengan supply dan demand versi John Locke.
Campur tangan uang mengubah asumsi nilai barang tetap jauh dari basis pekerja. Teori nilai pekerja-nya Smith bermetamorfosis teori biaya produksi. Tanah dan modal muncul menjadi faktor produksi yang dikelola pekerja di satu waktu, di waktu yang lain pengembalian tanah dan modal digambarkan sebagai deduksi dari produk pekerja.
·         Division of Labor
Smith memulai analisisnya dengan division of labor lantaran ia berharap menemukan dasar transformasi yang tepat dari bentuk faktual pekerja, yang memproduksi barang yang tepat (berguna), kepada pekerja sebagai elemen sosial, yang menjadi sumber kemakmuran dalam bentuk abnormal (nilai pertukaran).
Divisions of labor dijadikan dasar oleh Smith lantaran meningkatkan produktivitas pekerja. Setelah memperlihatkan pengetahuannya mengenai perhitungan qualitas dan konsekuensi, Smith memproses penyelidikan terhadap penyebabnya.
Karena division of labor bergantung pada propensity to exchange, yang Smith hormati sebagai salah satu motiv dasar dari human conduct. Ada sesuatu kebingungan dalam satu point Smith mengenai hal ini yaitu wacana lantaran dan akibat. Mungkin suatu yang benar jikalau perdagangan tidak sanggup exist tanpa divisions of labor, ini tidak benar, paling tidak dalam teori, divisions of labor memerlukan existensi dari private exchange.
Secara logis didemonstrasikan ketika pada suatu organisasi sosial tertentu yang menerapkan divisions of labor tanpa perdagangan. Dalam komunitas ini sanggup ditunjukkan keberadaannya. Smith bersalah lantaran membuat karakteristik masyarakat pada zamannya untuk segala zaaman, ia dihormati sebagai insan biasa dan dibuat kedalam klarifikasi dasar yang universal, fitur dari sosial kontemporer yang dikondisikan scara historis.
Tapi tujuan Smith menjadi propaganda. Dia menekankan efek dasar pada [roduktivitas untuk mendemonstrasikan bahwa perdagangan dibebaskan sebagai prasyarat pengembangan kekuatan produktif dan tidak hanya mempunyai kegunaan penuh untuk mengadakan kekuatan produksi.
Smith memproses untuk menanalisis bagaimana tingkat divisions of labor ditentukan dan disimpulkan bahwa divisions of labor dibatasi dengan extent pasar.
Smith menjelaskan bahwa dengan divisions of labor kuantitas dan kualitas produksi sanggup dicapai dengan lebih baik. Peningkatan kantitas dan kualitas produksi sanggup dihasilkan lantaran tiga alasan, yaitu :
·         Physiokrat mengenai peningkatan kepuasan, sedang Smith lebih condong pada tingkat persaingan dan natural liberty dalam pencapaian kepuasan.
·         Smith juga memperkenalkan Theor of Value yang berisi wacana nilai yang digunakan dalam pertukaran. Permasalahan yang timbul dari nilai barter ialah adalah value of use, value of exchange, measure of value.
·         Smith juga menjelaskan mengenai bimetal coin sebagai alat pertukaran, dan juga ada nominal price dan real price dengan prnsip pekerja berkaitan dengan harga riil komoditas dan uang sebagai harga nominal komoditas.
Divisions of labor yang dikemukakan oleh Smith memunculkan sifat individualisme dan menjadikan insan seakan-akan menjadi mesin yang terprogram terlepas dari adanya efisiensi waktu yang ditimbulkan.
·         Teori Upah
Bahwa harga natural dihubungkan pada level output merupakan suatu pemikiran yang tidak dipertimbangkan oleh smith. Asumsi implicit bahwa yang mendasari pendapatnya ialah semua koefisien biaya konstan dan tetap dari produksi.
Dalam teorinya tidak ada tempat untuk diminishing returns atau factor substitution. Sesungguhnya harga natural secara fungsional dihubungkan hanya untuk factor pengembalian mirip yang ditunjukkan oleh Smith, natural price mengubah dengan tingkat natural dari setiap komponennya yaitu upah, profit, dan sewa.
Upah natural dari labor berdasarkan smith terdiri dari produk labor yang sebelum pemberian tanah dan akumulasi capital semestinya dalam keseluruhan pekerjaannya. Dengan kenaikkan kelas tuan tanah dan kapitalis pekerja ia harus membagi produknya dengan tuan tanah dan majikan. Buruh dan majikan ialah bentuk kombinasi kenaikkan atau penurunan upah.
Majikan biasanya lebih berhasil dalam usahanya daripada buruh tapi kebutuhan buruh dan keluarganya untuk bentuk penghidupan dasar di bawah upah tidak sanggup jatuh untuk waktu yang sangat panjang. Peningkatan demand untuk labor mungkin meningkatkan upah serta substansi diatas tingkat penghidupan dipandang oleh smith sebagai “yang paling rendah yang konsisten dengan kemanusiaan umumnya.” Kemudian, demand untuk labor sanggup meningkat hanya dalam proporsi peningkatan dari “ dana yang ditunjukkan untuk membayar upah.”
Jadi, munculnya dana upah disusun dari surplus pendapatan dan surplus capital pada kelebihan dari personal pemilik dan kebutuhan bisnis. Peningkatan pendapatan dan peningkatan capital merupakan prasyarat dari peningkatan upah.
Suatu kemajuan dalam posisi ekonomi dari hak pekerja untuk upah yang labih tinggi, Smith mempertimbangkan suatu laba higienis untuk masyarakat: “pelayan, buruh, dan pekerja membuat aneka macam jenis cuilan yang besar dari setiap masyarakat politik yang besar. Tetapi, kemajuan keadaan cuilan terbesar apa yang tidak pernah dianggap sebagai suatu gangguan untuk semuanya.
Tidak ada masyarakat yang sanggup dengan niscaya maju dan senang yang cuilan terbesar dari anggota ialah orang miskin dan menyedihkan. Tetapi ini keadilan disamping harus membagi produk labor milik mereka sebagai dirinya tidak mengecewakan dimakan, dipakai, dan ditempati dengan baik”
Upah yang rendah merupakan suatu kondisi simpton yang tidak berubah di bawah wages-fund, luas mirip itu mungkin, gagal untuk meningkatkan dan dengan demikian gagal untuk mentimulasi suatu kenaikan demand untuk labor.
Tentang korelasi antara upah dan pertumbuhan populasi, smith menyampaikan bahwa kemiskinan tidak akan menurunkan ijab kabul dan tingkat kelahiran bahkan stimulasi selanjutnya, tapi itu akan berakibat tidak menyenangkan pada tingkat kelahiran bayi dan anak.
Suatu upah tinggi merupakan imbas peningkatan kesejahteraan dan menimbulkan peningkatan populasi :”untuk mengkomplain hal ini, keluhan yang hiperbola pada kebutuhan imbas dan penyebab kesejahteraan public yang terbesar.”
Dalam aliran smith upah tinggi dihubungkan pada peningkatan/kemajuan produktifitas labor. Pemikiran kurva penawaran backward sloping dari labor ialah tidak secara mutlak ditolak tapi dipertimbangkan sanggup diterapkan hanya pada orang minoritas.
Walaupun Smith mengesahkan upah tinggi ia tidak senang harga tinggi tidak mirip Physiocras, ia menghubungkan harga rendah dari ketentuan dengan kelebihan dan kemakmuran, harga tinggi dengan kelangkaan dan kesusahan.
Jika ketentuan ialah murah dan banyak pekerja mungkin ingin memulai bisnis milik mereka dan pekerja ingin menyewa lebih banyak labor dengan demand labor meningkat dan suplay turun, harga labor mungkin naik. Ketika ketentuan ialah mahal dan langka, peristiwa-peristiwa mungkin terjadi cuilan lawan.
Variasi harga labor mungkin akan menutup variasi ketentuan harga. Kemudian semenjak upah uang ditetapkan keduanya oleh seruan labor dan harga wage-goods, fluktuasi harga wage-goods tidak akan gagal untuk mendesak akhir pada upah uang. Ini akan mempunyai imbas mengurangi fluktuasi upah uang yang lebih kaku daripada harga ketentuan.
Seperti yang telah dicatat ketika harga ketentuan tinggi seruan labor cenderung turun sebagaimana upah jikalau tendensi upah ini tidak ditandai oleh harga tinggi dari wage-goods. Dan ketika harga masakan rendah imbas peningkatan demand untuk labor pada upah ditandai lagi oleh harga rendah wage-goods yang berlaku.
Fluktuasi harga ketentuan kemudian mempunyai dua imbas pada upah yang satu menandai yang lain. Mereka mempengaruhi demand labor dan kemudian upah pada satu arah, tapi imbas pada upah menurunkan kerugian, seluruh atau dalam cuilan oleh imbas countervailing dari fluktuasi yang sama yaitu dari harga wage-goods menarik upah pada arah yang berlawanan.
·         Teori Sewa
Dalam teori sewanya, Smith bimbang antara jumlah prinsip eksplanatori pada yang di bawah pembayaran sewa. Ini baginya, “secara alami suatu harga monopoli,” suatu penunjukkan yang dijelaskan oleh observasi bahwa “ini tidak semua proporsion pada apa yang tuan tanah mungkin meletakkan dalam peningkatan tanah atau apa yang dapay ia hasilkan, tapi apa yang sanggup petani hasilkan untuk diberikan.”
Ketika smith membicarakan harga komoditas ia memasukan sewa tanah sebagai elemen biaya dan kemudian sebagai determinan harga produk, tapi dalam chapter secara khusus disediakan untuk sewa ia mempertimbangkan suatu sewa tinggi atau rendah imbas dari harga produk yang tinggi atau rendah.
Smith tidak mengubah cuilan ini dalam kritik Hume, ia tidak menemukan ketidakkonsistenannya. Ini mungkin bahwa dalam teori harga microekonominya ia mempertimbangkan kegunaan khusus dari bidang tanah sebagai biaya pengadaan dalam istilah oportunitas alternative, sedangkan dalam teori makroekonomi dari disribusi tanah sebagai suatu keseluruhan yang dipandang sebagai perolehan bukan kegunaan alternative.
Sewa, lebih lanjutnya diinterpretasikan sebagai suatu perbedaan yang majemuk dengan kedua fertilitas dan lokasi. Untuk lokasi kemajuan tranportasi akan cenderung menyamakan perbedaan lokasi sebaik sewa. Dalam teori perkembangan ekonomi smith, peningkatan pendapat nasional dengn peningktan pemerataan pendapatan penyewaan kelas tuan tanah.
Peningkatan pendapatan nasional akan diingat, diprediksi oleh smith dalam dividion of labor dimana manufaktur lebih rentan daripada agrikultur. Peningkatan spesialisasi dan produktivitas dalam sector manufaktur ekonomi akan lebih rendah harga manufaktur dan peningkatan nilai riil dari sewa.
Peningkatan pemerataan kelas tuan tanah dalam pendapatan nasional kemudian mencerminkan kemajuan perdagangan dari sector agrikultur. Dalam teori Ricardian, factor strategic yang menghasilan suatu hasil yang dihasilkan tidak banyak meningkatkn produktivitas dalam manufaktur sebagai diminishing return untuk tanah yang meningkatkan harga agrikultur dan dengan demikian memajukan perdagangan sector agrikultur dari perekonomian dan peningkatan pemerataan ini dari peningkatan nasional.


Sejarah Perkembangan Teori Ekonomi ialah suatu pemikiran kapitalisme yang terlebih dahulu yang harus dilacak melalui sejarah perkembangan pemikiran ekonomi dari era Yunani kuno hingga era sekarang. Aristoteles ialah yang pertama kali memikirkan wacana transaksi ekonomi dan membedakan diantaranya antara yang bersifat "natural" atau "unnatural". Transaksi natural terkait dengan pemuasan kebutuhan dan pengumpulan kekayaan yang terbatasi jumlahnya oleh tujuan yang dikehendakinya. Transaksi un-natural bertujuan pada pengumpulan kekayaan yang secara potensial tak terbatas. Dia menjelaskan bahwa kekayaan un-natural tak berbatas lantaran ia menjadi simpulan dari dirinya sendiri ketimbang sebagai sarana menuju simpulan yang lain yaitu pemenuhan kebutuhan. Contoh dati transaksi ini disebutkan ialah perdagangan moneter dan retail yang ia ejek sebagai "unnatural" dan bahkan tidak bermoral. Pandangannya ini kelak akan banyak dipuji oleh para penulis Kristen di Abad Pertengahan.
Aristotle juga membela kepemilikan pribadi yang menurutnya akan sanggup memberi peluang seseorang untuk melaksanakan kebajikan dan memperlihatkan pinjaman dan cinta sesama yang merupakan cuilan dari “jalan emas” dan “kehidupan yang baik ala Aristotle.
Chanakya (c. 350-275 BC) ialah tokoh berikutnya. Dia sering menerima julukan sebagai Indian Machiavelli. Dia ialah professor ilmu politik pada Takshashila University dari India kuno dan kemudian menjadi Prime Minister dari kerajaan Mauryan yang dipimpin oleh Chandragupta Maurya. Dia menulis karya yang berjudul Arthashastra (Ilmu mendapatkan materi) yang sanggup dianggap sebagai pendahulu dari Machiavelli's The Prince. Banyak persoalan yang dibahas dalam karya itu masih relevan hingga sekarang, termasuk diskusi wacana bagaiamana konsep administrasi yang efisien dan solid, dan juga persoalan sopan santun di bidang ekonomi. Chanakya juga berfokus pada gosip kesejahteraan mirip redistribusi kekayaan pada kaum papa dan sopan santun kolektif yang sanggup mengikat kebersamaan masyarakat.
Tokoh pemikir Islam juga memperlihatkan sumbangsih pada pemahaman di bidang ekonomi. ibn Khaldun dari Tunis (1332–1406) menulis persoalan teori ekonomi dan politik dalam karyanya Prolegomena, memperlihatkan bagaimana kepadatan populasi ialah terkait dengan pembagian tenaga kerja yang sanggup memacu pertumbuhan ekonomi yang sebaliknya menimbulkan pada penambahan populasi dalam sebuah lingkaran. Dia juga memperkenalkan konsep yang biasa disebut dengan Khaldun-Laffer Curve (keterkaitan antara tingkat pajak dan pendapatan pajak dalam kurva berbentuk karakter U).
Perintis pemikiran barat di bidang ekonomi terkait dengan debat scholastic theological selama Middle Ages. Masalah yang penting ialah wacana penentuan harga barang. Penganut Kristen dan Protestan terlibat dalam perdebatan wacana apa itu yang disebut “harga yang adil” di dalam ekonomi pasar. Kaum skolastik Spanyol di era 16 menyampaikan bahwa harga yang adil tak lain ialah harga pasar umum dan mereka umumnya mendukung filsafat laissez faire.
Selanjutnya pada era Reformation pada 16th century, ide wacana perdagangan bebas muncul yang kemudian diadopsi secara aturan oleh Hugo de Groot atau Grotius. Kebijakan ekonomi di Europe selama simpulan Middle Ages dan awal Renaissance ialah memberlakukan kegiatan ekonomi sebagai barang yang ditarik pajak untuk para darah biru dan gereja. Pertukaran ekonomi diatur dengan aturan feudal mirip hak untuk mengumpulkan pajak jalan begitu juga pengaturan asosiasi pekerja (guild) dan pengaturan religious dalam persoalan penyewaan. Kebijakan ekonomi mirip itu didesain untuk mendorong perdagangan pada wilayah tertentu. Karena pentingnya kedudukan sosial, aturan-aturan terkait kemewahan dijalankan, pengaturan pakaian dan perumahan meliputi gaya yang diperbolehkan, material yang digunakan dan frekuensi pembelian bagi masing-masing kelas yang berbeda.
Niccolò Machiavelli dalam karyanya The Prince ialah penulis pertama yang menyusun teori kebijakan ekonomi dalam bentuk nasihat. Dia melakukannya dengan menyatakan bahwa para darah biru dan republik harus membatasi pengeluarannya, dan mencegah penjarahan oleh kaum yang punya maupun oleh kaum kebanyakan. Dengan cara itu maka negara akan dilihat sebagai “murah hati” lantaran tidak menjadi beban berat bagi warganya. Selama masa Early Modern period, mercantilists hampir sanggup merumuskan suatu teori ekonomi tersendiri. Perbedaan ini tercermin dari munculnya negara bangsa di daerah Eropa Barat yang menekankan pada balance of payments.
Tahap ini kerapkali disebut sebagai tahap paling awal dari perkembangan modern capitalism yang berlangsung pada periode antara era 16th dan 18th, kerap disebut sebagai merchant capitalism dan mercantilism. Babakan ini terkait dengan geographic discoveries oleh merchant overseas traders, terutama dari England dan Low Countries; European colonization of the Americas; dan pertumbuhan yang cepat dari perdagangan luar negeri. Hal ini memunculkan kelas bourgeoisie dan menenggelamkan feudal system yang sebelumnya.
Mercantilism ialah sebuah sistem perdagangan untuk profit, meskipun produksi masih dikerjakan dengan non-capitalist production methods. Karl Polanyi beropini bahwa capitalism belum muncul hingga berdirinya free trade di Britain pada 1830s.
Di bawah mercantilism, European merchants, diperkuat oleh sistem kontrol dari negara, subsidies, and monopolies, menghasilkan kebanyakan profits dari jual-beli bermacam barang. Dibawah mercantilism, guilds ialah pengatur utama dari ekonomi. Dalam kalimat Francis Bacon, tujuan dari mercantilism adalah :
"the opening and well-balancing of trade; the cherishing of manufacturers; the banishing of idleness; the repressing of waste and excess by sumptuary laws; the improvement and husbanding of the soil; the regulation of prices…"
Diantara aneka macam mercantilist theory salah satunya ialah bullionism, keyakinan yang menekankan pada pentingnya akumulasi precious metals. Mercantilists beropini bahwa negara seharusnya mengekspor barang lebih banyak dibandingkan jumlah yang diimport sehingga luar negeri akan membayar selisihnya dalam bentuk precious metals. Mercantilists juga beropini bahwa materi mentah yang tidak sanggup ditambang dari dalam negeri maka harus diimport, dan mempromosikan subsidi, mirip penjaminan monopoli protective tariffs, untuk meningkatkan produksi dalam negeri dari manufactured goods.
Para perintis mercantilism menekankan pentingnya kekuatan negara dan penaklukan luar negeri sebagai kebijakan utama dari economic policy. Jika sebuah negara tidak mempunyai supply dari materi mentahnnya maka mereka harus mendapatkan koloni darimana mereka sanggup mengambil materi mentah yang dibutuhkan. Koloni berperan bukan hanya sebagai penyedia materi mentah tapi juga sebagai pasar bagi barang jadi. Agar tidak terjadi suatu kompetisi maka koloni harus dicegah untuk melaksanakan produksi dan berdagang dengan pihak aneh lainnya.
Selama the Enlightenment, physiocrats Perancis ialah yang pertama kali memahami ekonomi berdiri sendiri. Salah satu tokoh yang terpenting ialah Francois Quesnay. Diagram ciptaannya yang terkenal, tableau economique, oleh kawan-kawannya dianggap sebagai salah satu temuan ekonomi terbesar setelah goresan pena dan uang. Diagram zig-zag ini dipuji sebagai rintisan awal bagi pengembangan banyak tabel dalam ekonomi modern, ekonometrik, multiplier Keynes, analisis input-output, diagram aliran sirkular dan model keseimbangan umum Walras.
Tokoh lain dalam periode ini ialah Richard Cantillon, Jaques Turgot, dan Etienne Bonnot de Condillac. Richard Cantillon (1680-1734) oleh beberapa sejarawan ekonomi dianggap sebagai bapak ekonomi yang sebenarnya. Bukunya Essay on the Naturof Commerce ini General (1755, terbit setelah ia wafat) menekankan pada prosedur otomatis dalam pasar yakni penawaran dan permintaan, tugas vital dari kewirausahaan, dan analisis inflasi moneter “pra-Austrian” yang canggih yakni wacana bagaimana inflasi bukan hanya menaikkan harga tetapi juga mengubah pola pengeluaran.
Jaques Turgot (1727-81) ialah pendukung laissez faire, pernah menjadi menteri keuangan dalam pemerintahan Louis XVI dan membubarkan serikat kerja (guild), menghapus semua larangan perdagangan gandum dan mempertahankan anggaran berimbang. Dia populer akrab dengan raja meskipun balasannya dipecat pada 1776. Karyanya Reflection on the Formation and Distribution of Wealth memperlihatkan pemahaman yang mendalam wacana perekonomian. Sebagai seorang physiocrats, Turgot membela pertanian sebagai sektor paling produktif dalam ekonomi. Karyanya yang terang ini memperlihatkan pemahaman yang baik wacana preferensi waktu, kapital dan suku bunga, dan tugas enterpreneur-kapitalis dalam ekonomi kompetetitif.
Etienne Bonnot de Condillac (1714-80) ialah orang yang membela Turgot di saat-saat sulit tahun 1775 ketika ia menghadapi kerusuhan pangan ketika menjabat sebagai menteri keuangan. Codillac juga merupakan seorang pendukung perdagangan bebas. Karyanya Commerce and Government (terbit sebulan sebelum The Wealth of Nation, 1776) meliputi gagasan ekonomi yang sangat maju. Dia mengakui manufaktur sebagai sektor produktif, perdagangan sebagai representasi nilai yang tak seimbang dimana kedua belah pihak bisa menerima keuntungan, dan mengakui bahwa harga ditentukan oelh nilai guna, bukan nilai kerja.
Tokoh lainnya, Anders Chydenius (1729–1803) menulis buku The National Gain pada 1765 yang menunjukan ide wacana kemerdekaan dalam perdagangan dan industri dan memeriksa korelasi antara ekonomi dan masyarakat dan meletakkan dasar liberalism, sebelas tahun sebelum Adam Smith menulis hal yang sama namun lebih komprehensif dalamThe Wealth of Nations. Menurut Chydenius, democracy, kesetaraan dan penghormatan pada hak asasi insan ialah jalan satu-satunya untuk kemajuan dan kebahagiaan bagi seluruh anggota masyarakat.
Mercantilism mulai menurun di Great Britain pada pertengahan 18th, ketika sekelompok economic theorists, dipimpin oleh Adam Smith, menantang dasar-dasar mercantilist doctrines yang berkeyakinan bahwa jumlah keseluruhan dari kekayaan dunia ini ialah tetap sehingga suatu negara hanya sanggup meningkatkan kekayaannya dari pengeluaran negara lainnya. Meskipun begitu, di negara-negara yang gres berkembang mirip Prussia dan Russia, dengan pertumbuhan manufacturing yang masih baru, mercantilism masih berlanjut sebagai paham utama meskipun negara-negara lain sudah beralih ke paham yang lebih baru.
Pemikiran ekonomi modern biasanya dinyatakan dimulai dari terbitnya Adam Smith's The Wealth of Nations, pada 1776, walaupun pemikir lainnya yang lebih dulu juga memperlihatkan bantuan yang tidak sedikit. Ide utama yang diajukan oleh Smith ialah kompetisi antara aneka macam penyedia barang dan pembeli akan menghasilkan kemungkinan terbaik dalam distribusi barang dan jasa lantaran hal itu akan mendorong setiap orang untuk melaksanakan spesialisasi dan peningkatan modalnya sehingga akan menghasilkan nilai lebih dengan tenaga kerja yang tetap. Smith's thesis berkeyakinan bahwa sebuah sistem besar akan mengatur dirinya sendiri dengan menjalankan aktivits-aktivitas masing-masing bagiannya sendiri-sendiri tanpa harus mendapatkan aba-aba tertentu. Hal ini yang biasa disebut sebagai "invisible hand" dan masih menjadi pusat gagasan dari ekonomi pasar dan capitalism itu sendiri.
Smith ialah salah satu tokoh dalam era Classical Economics dengan kontributor utama John Stuart Mill and David Ricardo. John Stuart Mill, pada awal hingga pertengahan era 19th, berfokus pada "wealth" yang didefinisikannya secara khusus dalam kaitannya dengan nilai tukar obyek atau yang kini disebut dengan price.
Pertengahan era 18th memperlihatkan peningkatan pada industrial capitalism, memberi kemungkinan bagi akumulasi modal yang luas di bawah fase perdagangan dan investasi pada mesin-mesin produksi. Industrial capitalism, yang dicatat oleh Marx mulai dari pertigaan simpulan era 18th, menandai perkembangan dari the factory system of manufacturing, dengan ciri utama complex division of labor dan routinization of work tasks; dan balasannya memantapkan dominasi global dari capitalist mode of production.
Hasil dari proses tersebut ialah Industrial Revolution, dimana industrialist menggantikan posisi penting dari merchant dalam capitalist system dan menimbulkan penurunan traditional handicraft skills dari artisans, guilds, dan journeymen. Juga selam masa ini, capitalism menandai perubahan korelasi antara British landowning gentry dan peasants, meningkatkan produksi dari cash crops untuk pasar lebih daripada yang digunakan untuk feudal manor. Surplus ini dihasilkan dengan peningkatan commercial agriculture sehingga mendorong peningkatan mechanization of agriculture.
Pada era 19th, Karl Marx menggabungkan aneka macam aliran pemikiran meliputi distribusi sosial dari sumber daya, meliputi karya Adam Smith, juga pemikiran socialism dan egalitarianism, dengan memakai pendekatan sistematis pada logika yang diambil dari Georg Wilhelm Friedrich Hegel untuk menghasilkan Das Kapital. Ajarannya banyak dianut oleh mereka yang mengkritik ekonomi pasar selama era 19th dan 20th. Ekonomi Marxist berlandaskan pada labor theory of value yang dasarnya ditanamkan oleh classical economists (termasuk Adam Smith) dan kemudian dikembangkan oleh Marx. Pemikiran Marxist beranggapan bahwa capitalism ialah berlandaskan pada exploitation kelas pekerja: pendapatan yang diterima mereka selalu lebih rendah dari nilai pekerjaan yang dihasilkannya, dan selisih itu diambil oleh capitalist dalam bentuk profit.
Pada simpulan era 19th, kontrol dan arah dari industri skala besar berada di tangan financiers. Masa ini biasa disebut sebagai "finance capitalism," dicirikan dengan subordination proses produksi ke dalam accumulation of money profits dalam financial system. Penampakan utama capitalism pada masa ini meliputi establishment of huge industrial cartels atau monopolies; kepemilikan dan management dari industry oleh financiers berpisah dari production process; dan pertumbuhan dari complex system banking, sebuah equity market, dan corporate memegang capital melalui kepemilikan stock. Tampak meningkat juga industri besar dan tanah menjadi subject of profit dan loss oleh financial speculators. Akhir era 19th juga muncul "marginal revolution" yang meningkatkan dasar pemahaman ekonomi meliputi konsep-konsep mirip marginalism dan opportunity cost. Lebih lanjut, Carl Menger berbagi gagasan wacana kerangka kerja ekonomi sebagai opportunity cost dari keputusan yang dibuat pada margins of economic activity.
Akhir 19th dan awal 20th capitalism juga disebutkan segagai era "monopoly capitalism," ditandai oleh pergerakan dari laissez-faire phase of capitalism menjadi the concentration of capital hingga mencapai large monopolistic atau oligopolistic holdings oleh banks and financiers, dan dicirikan oleh pertumbuhan corporations dan pembagian labor terpisah dari shareholders, owners, dan managers.
Perkembangan selanjutnya ekonomi menjadi lebih bersifat statistical, dan studi wacana econometrics menjadi penting. Statistik memperlakukan price, unemployment, money supply dan variabel lainnya serta perbandingan antar variabel-variabel ini, menjadi sentral dari penulisan ekonomi dan menjadi materi diskusi utama dalam lapangan ekonomi. Pada quarter terakhir era 19th, kemunculan dari large industrial trusts mendorong legislation di U.S. untuk mengurangi monopolistic tendencies dari masa ini. Secara berangsur-angsur, U.S. federal government memainkan peranan yang lebih besar dalam menghasilkan antitrust laws dan regulation of industrial standards untuk key industries of special public concern. Pada simpulan era 19th, economic depressions dan boom and bust business cycles menjadi persoalan yang tak terselesaikan. Long Depression dari 1870s dan 1880s dan Great Depression dari 1930s berakibat pada nyaris keseluruhan capitalist world, dan menghasilkan pembahasan wacana prospek jangka panjang capitalism. Selama masa 1930s, Marxist commentators seringkali meyakinkan kemungkinan penurunan atau kegagalan capitalism, dengan merujuk pada kemampuan Soviet Union untuk menghindari akhir dari global depression.
Macroeconomics mulai dipisahkan dari microeconomics oleh John Maynard Keynes pada 1920s, dan menjadi kesepakatan bersama pada 1930s oleh Keynes dan lainnya, terutama John Hicks. Mereka menerima ketenaran lantaran gagasannya dalam mengatasi Great Depression. Keynes ialah tokoh penting dalam gagasan pentingnya keberadaaan central banking dan campur tangan pemerintah dalam korelasi ekonomi. Karyanya "General Theory of Employment, Interest and Money" memberikan kritik terhadap ekonomi klasik dan juga mengusulkan metode untuk management of aggregate demand. Pada masa sehabis global depression pada 1930s, negara memainkan peranan yang penting pada capitalistic system di hampir sebagian besar daerah dunia. Pada 1929, sebagai contoh, total pengeluaran U.S. government (federal, state, and local) berjumlah kurang dari sepersepuluh dari GNP; pada 1970s mereka berjumlah mencapai sepertiga. Peningkatan yang sama tampak pada industrialized capitalist economies, sepreti France misalnya, telah mencapai ratios of government expenditures dari GNP yang lebih tinggi dibandingkan United States. Sistem economies ini seringkali disebut dengan "mixed economies."
Selama periode postwar boom, penampakan yang luasa dari new analytical tools dalam social sciences dikembangkan untuk menjelaskan social dan economic trends dari masa ini, meliputi konsep post-industrial society dan welfare statism. Phase dari capitalism semenjak awal masa postwar hingga 1970s mempunyai sesuatu yang kerap disebut sebagai “state capitalism”, terutama oleh Marxian thinkers.
Banyak economists memakai kombinasi dari Neoclassical microeconomics dan Keynesian macroeconomics. Kombinasi ini, yang sering disebut sebagai Neoclassical synthesis, mayoritas pada pengajaran dan kebijakan publik pada masa sehabis World War II hingga simpulan 1970s. pemikiran neoclassical menerima bantahan dari monetarism, dibuat pada simpulan 1940s dan awal 1950s oleh Milton Friedman yang dikaitkan dengan University of Chicago dan juga supply-side economics.
Pada simpulan era 20th terdapat pergeseran wilayah kajian dari yang semula berbasis price menjadi berbasis risk, keberadaan pelaku ekonomi yang tidak tepat dan perlakuan terhadap ekonomi mirip biological science, lebih mirip norma evolutionary dibandingkan pertukaran yang abstract. Pemahaman akan risk menjadi signifikan dipandang sebagai variasi price over time yang ternyata lebih penting dibanding actual price. Hal ini berlaku pada financial economics dimana risk-return tradeoffs menjadi keputusan penting yang harus dibuat.
Masa postwar boom yang usang berakhir pada 1970s dengan adanya economic crises experienced mengikuti 1973 oil crisis. “stagflation” dari 1970s mendorong banyak economic commentators politicians untuk memunculkan neoliberal policy diilhami oleh laissez-faire capitalism dan classical liberalism dari era 19th, terutama dalam efek Friedrich Hayek dan Milton Friedman. Terutama, monetarism, sebuah theoretical alternative dari Keynesianism yang lebih compatible dengan laissez-faire, menerima dukungan yang meningkat increasing dalam capitalist world, terutama dibawah kepemimpinan Ronald Reagan di U.S. dan Margaret Thatcher di UK pada 1980s.
Area perkembangan yang paling pesat kemudian ialah studi wacana informasi dan keputusan. Contoh pemikiran ini mirip yang dikemukakan oleh Joseph Stiglitz. Masalah-masalah ketidakseimbangan informasi dan kejahatan moral dibahas disini mirip lantaran mempengaruhi modern economic dan menghasilkan dilema-dilema mirip executive stock options, insurance markets, dan Third-World debt relief.





0 Response to "Dasar-Dasar Anutan Ekonomi"