Gempa sanggup diartikan sebagai bergetarnya lapisan litosfer dan permukaan bumi lantaran sebab-sebab tertentu. Kekuatan getaran gempa diukur oleh alat yang disebut Seismometer atau lebih dikenal dengan Seismograf, sedangkan kertas yang berisi rekaman frekuensi dan intensitas gempa dinamakan Seismogram. Cabang ilmu kebumian yang secara khusus mempelajari kegempaan dinamakan Seismologi.
Berdasarkan faktor penyebabnya, gempa dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
Baru-baru ini serangkaian gempa bumi mengguncang wilayah Pantai Selatan Pulau Jawa khususnya daerah Pantai Pangandaran, Jawa Barat. Gempa tektonik ini berkekuatan 6,8 skala richter dengan sentra gempa pada kedalaman kurang dari 39 km di titik 9,4°LS dan 107,2°BT. Pusat gempa Pangandaran berada di sebelah Selatan Pameungpeuk dengan jarak sekitar 100–150 km dan merupakan zona pertemuan dua lempeng benua Indo-Australia dan Eurasia pada kedalaman kurang dari 30 km.
Dr. Cecep Subarya, pakar geodesi dari Badan Koordinasi dan Survei Pemetaan Nasional mengemukakan bahwa pergerakan subduksi lempeng Australia terhadap lempeng Eurasia tergolong aktif yaitu 70 mm per tahun.
Titik di bawah tanah, sempurna di tempat bebatuan berguncang dan menimbulkan gempa bumi disebut sentra atau hiposentrum. Gerakan bebatuan menimbulkan getaran yang disebut gelombang seismik. Gelombang seismik bergerak sangat cepat ke segala arah dari sentra gempa. Gelombang paling besar lengan berkuasa terjadi di titik pada permukaan Bumi yang berada sempurna di atas pusat, semakin jauh dari sentra maka gelombang seimik akan semakin lemah.
Berdasarkan kedalaman hiposentrum dikenal tiga macam gempa, yaitu sebagai berikut.
Adapun menurut letak episentrumnya, gempa dibedakan menjadi dua, yaitu gempa yang episentrumnya di darat dan di dasar laut. Ada kalanya gempa di dasar maritim sanggup menimbulkan gelombang pasang air maritim secara tiba-tiba. Gelombang pasang semacam ini dinamakan Tsunami. Tinggi gelombang maritim dikala terjadi tsunami sanggup mencapai puluhan meter, sehingga dalam waktu sesaat gelombang pasang ini sanggup menghancurkan segala sesuatu yang ada di wilayah pantai dan sekitarnya bahkan merenggut jiwa manusia. Sebagai contoh, tsunami yang menimpa daerah Nanggroe Aceh Darussalam dan Pulau Nias tahun 2004.
- Gempa tektonik yaitu getaran gempa yang diakibatkan proses tektonik baik lipatan atau patahan muka Bumi sehingga menimbulkan pergeseran (dislokasi) lapisan-lapisan batuan pembentuk litosfer. Pusat gempa tektonik tersebar di sepanjang zona penyusupan (subduksi) lempeng samudra ke bawah lempeng benua.
Baru-baru ini serangkaian gempa bumi mengguncang wilayah Pantai Selatan Pulau Jawa khususnya daerah Pantai Pangandaran, Jawa Barat. Gempa tektonik ini berkekuatan 6,8 skala richter dengan sentra gempa pada kedalaman kurang dari 39 km di titik 9,4°LS dan 107,2°BT. Pusat gempa Pangandaran berada di sebelah Selatan Pameungpeuk dengan jarak sekitar 100–150 km dan merupakan zona pertemuan dua lempeng benua Indo-Australia dan Eurasia pada kedalaman kurang dari 30 km.
Dr. Cecep Subarya, pakar geodesi dari Badan Koordinasi dan Survei Pemetaan Nasional mengemukakan bahwa pergerakan subduksi lempeng Australia terhadap lempeng Eurasia tergolong aktif yaitu 70 mm per tahun.
- Gempa vulkanik, yaitu getaran gempa yang menyertai acara gunungapi, baik sebelum maupun pada dikala terjadi erupsi.
- Gempa terban (runtuhan), yaitu gempa yang terjadi akhir runtuhnya massa batuan mengisi ruang yang kosong dalam litosfer. Gempa ini sering terjadi akhir ambruknya gua-gua kapur atau terowongan pertambangan bawah tanah.
Titik di bawah tanah, sempurna di tempat bebatuan berguncang dan menimbulkan gempa bumi disebut sentra atau hiposentrum. Gerakan bebatuan menimbulkan getaran yang disebut gelombang seismik. Gelombang seismik bergerak sangat cepat ke segala arah dari sentra gempa. Gelombang paling besar lengan berkuasa terjadi di titik pada permukaan Bumi yang berada sempurna di atas pusat, semakin jauh dari sentra maka gelombang seimik akan semakin lemah.
Berdasarkan kedalaman hiposentrum dikenal tiga macam gempa, yaitu sebagai berikut.
- Gempa dalam, jikalau jarak hiposentrumnya berkisar antara 300–700 km dari permukaan bumi.
- Gempa pertengahan, jikalau jarak hiposentrumnya berkisar antara 100-300 km dari permukaan bumi.
- Gempa dangkal, jikalau jarak hiposentrumnya kurang dari 100 km dari permukaan bumi.
Adapun menurut letak episentrumnya, gempa dibedakan menjadi dua, yaitu gempa yang episentrumnya di darat dan di dasar laut. Ada kalanya gempa di dasar maritim sanggup menimbulkan gelombang pasang air maritim secara tiba-tiba. Gelombang pasang semacam ini dinamakan Tsunami. Tinggi gelombang maritim dikala terjadi tsunami sanggup mencapai puluhan meter, sehingga dalam waktu sesaat gelombang pasang ini sanggup menghancurkan segala sesuatu yang ada di wilayah pantai dan sekitarnya bahkan merenggut jiwa manusia. Sebagai contoh, tsunami yang menimpa daerah Nanggroe Aceh Darussalam dan Pulau Nias tahun 2004.
0 Response to "Pengertian Dan Jenis Gempa Bumi"