Makalah Pendidikan Seni Untuk Anak

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Seni untuk belum dewasa berbeda dengan seni untuk orang cukup umur sebab abjad fisik maupun mentalnya berbeda. Hal ini penting diperhatikan khususnya dalam melaksanakan evaluasi karya anak didik, supaya hasil kreasi anak tidak diukur berdasarkan selera dan kriteria keindahan orang dewasa. Fungsi seni dalam pendidikan berbeda dengan fungsi seni dalam kerja profesional. Seni untuk pendidikan difungsikan sebagai media untuk memenuhi fungsi perkembangan anak, baik fisik maupun mental. Sedang seni dalam kerja profesional difungsikan untuk meningkatkan kemampuan bidang keahliannya secara professional.
Dalam pelaksanaan pembelajaran seni di sekolah, pengalaman mencar ilmu mencipta seni disebut sebagai pembelajaran berkarya. Sedang pengalaman persepsi, melihat, dan menghayati serta memahami seni disebut pembelajaran apresiasi. Pembelajaran berkarya seni mengandung dua aspek kompetensi, yaitu: keterampilan dan kreativitas.
Di TK kompetensi keterampilan lebih difokuskan pada pengalaman eksplorasi untuk melatih kemampuan sensorik dan motorik, bukan menjadikan anak mahir atau ahli. Sedangkan kreativitas di sini mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terlihat dari produk atau hasil karya dan proses dalam bersibuk diri secara kreatif (Semiawan, Munandar, 1990: 10). Pembelajaran apresiasi disampaikan tidak hanya sebatas pengetahuan saja, namun melibatkan pengalaman mengamati, mengalami, menghayati, menikmati dan menghargai secara eksklusif acara berolah seni.


BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Seni Musik
1.      Pengertian Seni
Kata "seni" yaitu sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kata seni berasal dari kata "sani" yang artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Dalam bahasa Inggris dengan istilah "ART" (artivisial) yang artinya yaitu barang/atau karya dari sebuah kegiatan. Konsep seni terus berkembang sejalan dengan berkembangnya kebudayaan dan kehidupan masyarakat yang dinamis.
Beberapa pendapat ihwal pengertian seni:
a.      Ensiklopedia Indonesia :
Seni yaitu penciptaan benda atau segala hal yang sebab kendahan bentuknya, orang bahagia melihat dan mendengar
b.      Aristoteles :
seni yaitu kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya dengan upaya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan oleh gagasan tertentu,
c.       Ki Hajar Dewantara :
seni yaitu indah, menurutnya seni yaitu segala perbuatan insan yang timbul dan hidup perasaannya dan bersifat indah hingga sanggup menggerakkan jiwa perasaan insan lainnya,
d.      Akhdiat K. Mihardja :
seni yaitu kegiatan insan yang merefleksikan kenyataan dalam sesuatu karya, yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani sipenerimanya.
e.       Erich Kahler :
seni yaitu suatu kegiatan insan yang menjelajahi, membuat realitas itu dengan symbol atau kiasan ihwal keutuhan "dunia kecil" yang mencerminkan "dunia besar".

B.     Pengertian Musik
Musik yaitu salah satu media ungkapan kesenian, musik mencerminkan kebudayaan masyarakat pendukungnya. Di dalam musik terkandung nilai dan norma-norma yang menjadi pecahan dari proses enkulturasi budaya, baik dalam bentuk formal maupun informal. Musik itu sendiri mempunyai bentuk yang khas, baik dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Demikian juga yang terjadi pada musik dalam kebudayaan masyarakat melayu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 602)
Musik adalah: ilmu atau seni menyusun nada atau bunyi diutarakan, kombinasi dan kekerabatan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai keseimbangan dan kesatuan, nada atau bunyi yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang sanggup menghasilkan bunyi-bunyi itu)
Sehingga Seni musik yaitu cetusan lisan perasaan atau pikiran yang dikeluarkan secara teratur dalam bentuk bunyi. Bisa dikatakan, bunyi (suara) yaitu elemen musik paling dasar. Suara musik yang baik yaitu hasil interaksi dari tiga elemen, yaitu: irama, melodi, dan harmoni. Irama yaitu pengaturan bunyi dalam suatu waktu, panjang, pendek dan temponya, dan ini memperlihatkan abjad tersendiri pada setiap musik. Kombinasi beberapa tinggi nada dan irama akan menghasilkan melodi tertentu. Selanjutnya, kombinasi yang baik antara irama dan melodi melahirkan bunyi yang harmoni.


C.    Seni Dalam Pengembangan Potensi Anak
Pendidikan seni merupakan perjuangan sadar untuk mewariskan atau menularkan kemampuan berkesenian sebagai perwujudan transformasi kebudayaan dari generasi ke generasi yang dilakukan oleh para seniman atau pelaku seni kepada siapa pun yang terpanggil untuk menjadi bakal calon seniman (M. Jazuli, 2008: 14)
Anak yaitu pribadi yang unik mempunyai kemampuan dan kebutuhan yang berbeda dengan orang dewasa, dan salah satu kebutuhan anak yang khas yaitu kebutuhan mengekspresikan diri atau menyatakan diri. Pendidikan seni sanggup memperlihatkan donasi kepada perkembangan pribadi anak (siswa). Kontribusi yang dimaksud berkaitan dengan derma ruang berekspresi, pengembangan potensi kreatif dan imajinatif, peningkatan kepekaan rasa, menumbuhkan rasa percaya diri, dan pengembangan wawasan budaya.
Pertama, ruang bagi lisan diri, artinya seni menjadi wahana untuk mengungkapkan keinginan, perasaan, pikiran melalui banyak sekali bentuk acara seni sehingga menimbulkan kesenangan dan kepuasaan. Berekspresi seni rupa melalui elemen visual berupa garis, warna, bidang, tekstur, volume, dan ruang. Berekspresi seni musik melalui nada, irama, melodi, dan harmoni. Berekspresi seni tari melalui elemen gerak, ruang (bentuk dan volume), waktu (irama), energi (dinamika). Berekspresi teater melalui pemeranan/pelakonan, bahasa, dan dialog. Secara implisit lisan diri mengandung makna komunikasi sebab siapa pun mengeskpresikan sesuatu mempunyai tujuan untuk memberikan pesan kepada orang lain. Sejumlah penelitian telah meyakinkan bahwa 90 persen komunikasi emosi disampaikan tanpa kata-kata, keterampilan ini sanggup sangat meningkatkan kemampuan anak memahami perasaan orang lain sehingga bisa bertindak cepat (Shapiro dalam M. Jazuli, 2008). Ekspresi diri juga bermakna aktualisasi diri sebab apa yang diungkapkan melibatkan sosok subjek yang  menampilkan/ mengungkapkan kepada orang lain. Berekspresi juga sanggup dimaknai bermain sebab bermain yaitu pekerjaan anak yang bisa memperlihatkan kebebasan, kesenangan, dan tantangan sebagaimana ketika mereka bermain. Melalui permainan anak¬anak akan memperoleh kesempatan mencar ilmu dan mempraktikkan cara-cara gres dalam berpikir, merasakan, dan bertindak. Dengan demikian berekspresi berarti pembelajaran emosi yang selalu melibatkan daya kreasi - sering muncul secara impulsif ketika Si anak mengungkapkan sesuatu, berkomunikasi, dan bermain.
Kedua, pengembangan potensi kreatif. Potensi kreatif ditandai oleh kemampuan berpikir kritis, rasa ingin tahu menonjol, percaya diri, sering melontarkan gagasan gres orisinil, berani mengambil resiko dan tampil beda, terbuka terhadap pengalaman baru, menghargai diri sendiri dan orang lain (M. Jazuli, 2008: 104). Dengan demikian anak kreatif selalu memunculkan gagasan baru, orisinil, cemerlang, dan unik. Dalam jagat seni sangat bisa memperlihatkan peluang yang amat luas bagi berkembangnya segala, potensi kreatif anak secara bebas (nyaman) dan menyenangkan sebab tidak ada indoktrinasi, tidak mengenal benar dan salah, tetapi selalu dalam situasi harmoni. Keadaan semacam ini memungkinkan anak mempunyai keberanian untuk mengungkapkan ide dan meningkatkan rasa empati, menyadari kemampuan sendiri, serta siap mendapatkan jawaban lingkungan terhadap apa yang diungkapkan. Dengan adanya keberanian tersebut pendidik cukup sebagai fasilitator yang berperan memperlihatkan instruksi dan pelayanan secara proporsional dan konstruktif. Misalnya: membuat suasana yang bisa memotivasi kepada siswa untuk berani mencetuskan idenya, menyediakan sarana yang mendorong eksplorasi dan eksperimen, bersikap komunikatif, serta cerdas dalam membuat lingkungan sekolah yang bebas sekaligus tertib. Eisner dan Ecker menginformasikan pendapat tokoh pendidikan seni di Amerika Margaret Mathias, Bella Boas, Florence Cane, dan Victor D'Amico bahwa pendidikan seni potensial untuk mencetak insan kreatif. Hasil penelitian Mohanty dan Hejmadi tahun 1992 menginformasikan bahwa sesudah 20 hari anak mencar ilmu menari dan bermusik kemudian diberi tes berpikir kreatif, ternyata hasil skornya lebih tinggi dari anak yang tidak mencar ilmu menari dan bermusik. Hal ini memperlihatkan bahwa menari dan bermusik sanggup meningkatkan daya kreatif. Berdasarkan hasil penelitian tersebut kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia sebagai gerakan pendidikan seni yang mempromosikan kekreatifan (M. Jazuli, 2008: 105).
Ketiga, meningkatkan kepekaan perasaan, khususnya rasa keindahan alam maupun buatan manusia. Orang yang peka perasaannya ditandai oleh kesadaran dan responsif terhadap tanda-tanda yang terjadi di sekitarnya. Hal ini tercermin pada kemampuannya untuk menerima, mengamati, dan menghayati banyak sekali rangsang dari luar. Dengan kata lain, orang yang peka rasa mempunyai daya penghayatan tinggi terhadap lingkungannya sehingga relatif gampang menyerap variasi keindahan yang muncul ke permukaan, menyerupai tergetar bila mendengar bunyi gemericik air, deburan ombak, alunan seruling, gesekan biola, gerakan tarian, ukiran lukisan, lisan wajah pengemis dan orang tuli, dan sebagainya. Orang yang peka perasaannya cenderung berpikir dan bertindak positif dan konstruktif terhadap lingkungannya sehingga kemudian mendorong para pendidik untuk mencetak siswa yang peka perasaan melalui pembelajaran apresiasi seni di sekolah umum. Untuk membuat kepekaan perasaan siswa dalam proses pembelajaran apresiasi seni ditempuh dengan banyak sekali cara. Misalnya mengenalkan tokoh seniman besar dan karya-karyanya beserta kisah perjalanan hidupnya melalui foto reproduksi, mendengarkan dan menyimak musik secara cermat, mencermati8 gerakan tanaman dan fauna serta gerakan tari, mengunjungi galeri, gedung pertunjukan, museum, mengoleksi gambar, foto, kaset, DVD, dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk menumbuhkembangkan kepekaan perasaan terhadap keindahan. Kepekaan perasaan sering menjadi modal awal dan utama bagi proses penciptaaan karya seni.
Keempat, menumbuhkan rasa percaya diri dan tanggung jawab. Orang yang mempunyai rasa percaya diri berarti beliau bisa beradaptasi dan bisa berkomunikasi pada banyak sekali situasi, mempunyai kemampuan bersosialisasi, serta mempunyai kecerdasan yang cukup. Implikasi dari rasa percaya diri yaitu munculnya perilaku mandiri, yang di dalamnya memuat rasa tanggung jawab. Hasil penelitian Atip Nurharini menginformasikan bahwa pembelajaran tari bisa membuatkan rasa kepercayan diri anak ( M. Jazuli, 2008 : 106). Rasa percaya diri anak dimaksud yaitu suatu keyakinan atas segala aspek kelebihan yang dimiliki anak, dan dengan keyakinan itu membuat diri anak bisa untuk bisa mencapai banyak sekali tujuan dan harapan didalam hidupnya.

D.    Mengajarkan Anak Cinta Musik

·         Bernyanyilah bersama si kecil
Setiap kali mendengar nyanyian di radio, tape, atau teve, ikutlah bersenandung. Tidak usah khawatir bila bunyi Anda sumbang, serak, atau tidak hapal syairnya. Yang paling penting, buat interaksi musik ke diri anak dan tunjukkan bahwa Anda menyayangi musik Ikutilah Les Musik & Kursus Musik jangan melarang anak ikut bersenandung atau bersiul, itu sudah merupakan musik merdu di indera pendengaran si kecil, kunjungi Musik Course & Tempat Kursus Musik untuk menambah wawasan anak anda ihwal musik.

·         Hidup bersama musik
Nyalakan radio, tape, atau CD. Biasakan mereka mendengar musik, menari dengan musik, dan ciptakan segala acara dengan musik. Jadikan musik sebagai pecahan yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan anak-anak.

·         Mainkan segala jenis musik
Anak-anak sanggup mendapatkan segala macam jenis musik. Dengan mendengarkan banyak sekali macam penyanyi dan ragam lagu, berarti Anda sudah melaksanakan stimulasi untuk membuat lingkungan yang musikal. Selain itu, anak juga akan mengetahui kekayaan khasanah musik dan temukan semua itu di Musik Course & Tempat Kursus Musik.

·         Ikut Bernyanyi
Bernyanyilah atau siulkan nada-nada awal dari sebuah nyanyian yang dikenal si kecil. Ajak anak untuk melanjutkan atau menuntaskan kalimat dari lagu tersebut.

·         Menonton pertunjukan
Ajak anak menonton pertunjukan atau konser untuk belum dewasa menyerupai operet, balet, atau drama musikal.
·         Sediakan bacaan ihwal musik
Bacakanlah dongeng ihwal riwayat hidup musisi terkenal. Selain isi dongeng yang menarik, juga bisa menggugah semangat anak untuk makin mencitai musik, hal ini sanggup anda lihat di Music Course & Kursus Music .

·         Ikutkan Les privat musik atau di sebuah sekolah musik
Daftarkanlah anak pada kursus musik atau olah vokal. Di situ, anak akan dilatih bernyanyi, menari, sambil sekaligus mencar ilmu mengenal alat-alat musik yang sederhana. Jika anda ingin Anak lebih terpantau perkembangannya sanggup dengan menentukan belajar khusus musik pada Tempat Les Musik, Tempat Les, Les Music & Tempat Kursus , guru tiba ke rumah Anda atau bisa juga anda mendaftarkan anak anda ke Tempat Les Musik, Tempat Les, Les Music & Tempat Kursus

·         Menari diiringi musik
Hampir tak ada anak yang tak suka menari. Biasanya mereka menyanyi sambil menari, bahkan berteriak sambil menggerak-gerakkan badannya.ikutilah kelas Music Course & Kursus Music untuk membantu sang anak dalam mencar ilmu musik.

·         Unjuk Kebolehan
Jika anak Anda mencar ilmu main piano atau alat musik lainnya, mengapa tidak diminta tampil untuk memperlihatkan kebolehannya?Mintalah ia mendemonstrasikan kebolehannya di hadapan nenek-kakeknya dan keluarga besarnya. Buatlah rekaman video dari pertunjukan ini dan berikan sebagai hadiah Istimewa kepada kakek dan neneknya.Dengan cara menyerupai itu, si anak akan merasa besar hati dan terpacu untuk lebih menyayangi musik.

E.     Manfaat Belajar Seni Musik Untuk Anak
Latihan atau pendidikan musik di sebuah Yayasan Kesenian pada usia muda akan sangat membantu perkembangan pada pecahan otak tertentu yang dipakai untuk mempelajari bahasa dan daya nalar. Studi yang dilakukan belakangan ini telah memperlihatkan bahwa latihan music sanggup membuatkan kemampuan otak kiri yang dalam kiprah sehari-harinya memproses informasi atau bahasa yang masuk ke otak dan intinya membantu otak tersebut mengalirkan sirkuit tertentu pada otak dengan cara tertentu. Memperdengarkan lagu-lagu yang familiar pada ketika menangkap informasi gres cenderung meningkatkan daya tangkap pada belum dewasa yang masih muda.
Terdapat pula kekerabatan yang sangat erat antara musik dan daya logika spasial (spatial intelligence – kemampuan untuk menangkap informasi tertentu dengan cepat dan sanggup membuat citra secara mental atas hal-hal yang dilihat). Intelegensia menyerupai ini, dimana seseorang sanggup memvisualisasikan banyak sekali elemen pada ketika bersamaan sangat penting fungsinya untuk banyak hal dari menuntaskan kiprah matematika yang kompleks hingga pada kemampuan untuk mengingat apa saja yang akan dibutuhkan untuk dimasukkan dalam tas sekolah pada hari itu.
Murid-murid yang mencar ilmu musik baik secara eksklusif atau dari Forum Musik cenderung mencar ilmu berpikir secara kreatif dan memecahkan problem dengan cara membayangkan banyak sekali alternatif solusi yang ada, sehingga menolak ketentuan dan perkiraan yang berlaku.

F.     Pengaruh Musik Terhadap Kecerdasan Anak
Berdasarkan pengamatan pada sejumlah anak, para peneliti dari Universitas California menyimpulkan bahwa mencar ilmu musik pada usia dini sanggup meningkatkan kecerdasan menyerupai kemampuan bernalar dan berpikir dalam jangka panjang. Hasil penelitian ini begitu menarik perhatian sehingga buku The Mozart Effect karangan Don Campbell (1997), begitu monumental . Menurut Ahli saraf dari Harvard University, Mark Tramo, M.D., getaran musik yang masuk melalui indera pendengaran sanggup mempengaruhi kejiwaan, Ini terjadi sebab didalam otak manusia, terdapat jutaan neuron dari sirkuit secara unik menjadi aktif ketika kita mendengar musik. Neuron-neuron ini menyebar ke banyak sekali tempat di otak, termasuk pusat auditori di belahan kiri dan belahan kanan. Mulai dari sinilah kaitan antara musik dan kecerdasan terjadi.
Penelitian bagaimana efek musik terhadap kecerdasan juga dilakukan oleh psikolog Fran Rauscher dan Gordon Shaw dari University of California-Irvine, Amerika Serikat pada tahun 1994. Hasil penelitian yang dilakukan mengambarkan bahwa erat kaitan antara kemahiran bermusik dengan penguasaan level matematika yang tinggi, dan keterampilan-keterampilan sains. Setelah delapan bulan, penelitian kedua pakar ini memperlihatkan bahwa belum dewasa yang mendapatkan acara pendidikan musik, meningkat inteligensi spasialnya (kecerdasan ruang) sebesar 46% dibandingkan dengan belum dewasa yang tidak diekspos oleh musik.
Bukan hanya sekedar kecerdasan spasial, musik juga meningkatkan kemampuan bahasa dan kosa kata anak serta logika yang pada kesannya si anak bisa mengorganisasi ide dan bisa memecahkan masalah.

G.    Karakteristik Perkembangan Musik Pada Anak Usia 2-3 Tahun
Anak pada usia dini (2-3 tahun) masih sangat berorientasi pada dirinya sendiri, minatnya lebih terarah pada dirinya sendirib dan jarang melaksanakan acara bersama. Periode ini merupakan periode eksploratif anak-anak. Mereka masih mencar ilmu mengendalikan acara anggota tubuhnya, menyerupai mencar ilmu berjalan dan berlari juga masih. Oleh sebab itu, sebaliknya rangsangan musik pada periode ini lebih diarahkan pada upaya mendukung kebebasan melaksanakan acara fisik dan peningkatan kesadaran pecahan tubuh (body awareness).
Dalam periode perkembangan ini, anak masih mencar ilmu mengkoordinasikan gerak tubuh. Sebaliknya, rangsangan musikal yang diberikan diarahkan untuk mendukung koordinasi gerak tubuh. Musik yang mempunyai struktur dan irama yang sederhana, tetapi relative konstan merupakan music yang baik bagi belum dewasa dalam periode ini. Struktur sederhana music sanggup dibuat dengan penyusunan lagu dalam batas satu oktaf. Adapun irama musik yang baik bagi belum dewasa usia ini umumnya berada pada rentang irama sedang, tidak terlalu cepat, dan tidak pula terlalu lambat. Dalam kajian seni music, tempo irama ini berada pada tempo Andante – Moderato. Contohnya lagu twinkle twinkle little star.

H.    Tahapan Aspresiasi Perkembangan Musik Anak Usia 2-3 Tahun
1.      Menyanyikan Atau Memutar Lagu
Berdasarkan banyak sekali studidan pengamatan, musiK juga membantu orang renta mengubah suasana hati untuk diubahsuaikan dengan situasi yang baru. Nyanyikan atau putar lagu-lagu yang ditunjukkan untuk menenangkan anak yang berusia 2-3 tahun contohnya ketika tidur ataupun ketika sedang bermain.

2.      Latihan Mengenal Ritme
Dalam waktu yang tak terlalu lama, si kecil sanggup duduk dan mengendalikan gerak tubuhnya. Anak usia 2-3 tahun biasanya sangat suka bereksperimen dengan ritme lagu yang didengarnya, turut bertepuk tangan, mengangguk-anggukkan kepala, menderapkan kaki, serta mengetuk-ngetuk sendok pada piring, gelas atau meja untuk mengiringi ritme lagu. Kesempatan ini baik untuk melatih anak menahan diri ketika mengikuti ritme. Latihan yang berkaitan dengan pengenalan ritme juga sanggup dilakukan dengan mengaktifkan gerakan tubuh, mendecakkan lidah, dan menjetikkan jari sambil membunyikan alat musik.

3.      Belajar Bersenandung
Anak biasanya mencar ilmu bersenandung semenjak sebelum sanggup menyanyi dengan benar. Dorongan untuk bersenandung secara berulang-ulang biasanya terjadi impulsif melalui permainan lompat tali atau lompat katak
Di usia 2-3 tahun, biasanya anak sanggup mengikuti sebuah lagu dengan senandung serta nada yang belum pas. Nanana…… nanana…nana,” demikian cara si kecil  anda yang berusia 2-3 tahun mengekspresikan lagu dalam ingatannya. Ini merupakan langkah awal menstimulasi anak untuk menyanyi dengan sungguh-sungguh

4.      Melakukan Gerak Berirama
Di usia 2-3 tahun, anak biasanya lisan tubuh dan emosinya apabila sedang mendengarkan musik. Di dalam setiap diri anak terdapat musikalitas yang tingkatannya berbeda pada tiap anak. 
Sambil anak bersenandung gerak tubuhnya lebih terarah, dan kesukaannya menggoyangkan tubuh mengikuti irama semakin meningkat. Biarkan anak anda yang berusia 2-3 tahun menari di tempat yang sanggup memberinya kesempatan untuk melihat gerakan tubuhnya sendiri. Dengan demikian, anak sanggup dengan sadr menggerakkan tubuh sesuai yang diinginkan. Demikia pula untuk berhenti. Selain itu yang juga penting, yaitu mengendalikan gerak tubuh.

5.      Latihan lagu dan aksi
“Tanganku ada dua, yang kiri, yang kanan…. “ Si kecil sanggup menyanyikan lagu ini sambil memperlihatkan dua jarinya ketika memperlihatkan dua jarinya ketika menyampaikan “ada dua”atau mengangkat kedua tangannya sambil menunjuk yang mana tangan kiri. Latihan dengan mengaktifkan tubuh dan mendomstrasikan dan isi lagu, tentu menyenangkan buat anak, serta sekaligus memberi anak pengetahuan dan kesempatan untuk latihan konsentrasi, selain juga mengenal banyak sekali konsep sederhana.

6.      Mendengar Musik Bersama
Dapat dilakukan kegiatan mendengarkan musik bersama anak anda atau sesudah si kecil mahir berbicara dalam bentuk kalimat. Simak dengan seksama sebuah potongan lagu yang diputuskan. Putarkan lagu dengan jenis musik yang sesuai dengan kesukaan serta minat anda dan si kecil. Setelah itu, biarkan anak mengenali instrument apa saja yang dipakai dalam lagu tersebut, kemudian biarkan ia mengenali ritme yang disuarakan oleh alat masing-masing alat musik. Anda dan si kecil sanggup bermain imajinasi dan interprentasi sederhana ihwal efek sebuah instrument dalam sebuah lagu.

7.      Menggambar Dengan Musik
Apabila si kecil yang berusia 2-3 tahun dan suka menggambar, maka kegiataan yang dikombinasikan dengan music tentu akan mengasah kreativitas serta menyimak dengan konsentrasi. Mintalah si kecil menorehkan warna atau menggambar apa saja yang ingin digambarkan sesudah tergugah perasaan atau inspirasinya oleh lagu atau musik yang diperdengarkan.

8.      Membuat Alat Musik
Kita sanggup membantu anak yang membuat alat musik sederhana dengan bahan-bahan sederhana contohnya menyerupai kotak kosong bekas kemudian isi dengan sejumlah kerikil. Alat music buatan sendiri ini akan mengeluarkan bunyi khas apabila dihentak-hentak mengikuti irama dan nada lagu yang dinyanyikan.


BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
-          Seni berasal dari kata "sani" yang artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Dalam bahasa Inggris dengan istilah "ART" (artivisial) yang artinya yaitu barang/atau karya dari sebuah kegiatan.
-          Musik adalah: ilmu atau seni menyusun nada atau bunyi diutarakan, kombinasi dan kekerabatan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai keseimbangan dan kesatuan, nada atau bunyi yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang sanggup menghasilkan bunyi-bunyi itu)
-          Pendidikan seni merupakan perjuangan sadar untuk mewariskan atau menularkan kemampuan berkesenian sebagai perwujudan transformasi kebudayaan dari generasi ke generasi yang dilakukan oleh para seniman atau pelaku seni kepada siapa pun yang terpanggil untuk menjadi bakal calon seniman (M. Jazuli, 2008: 14)

B.     Saran
Seharusnya pendidikan seni lebih ditekankan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Untuk ketika ini pelatihan seni dalam dunia pendidikan terutama di SD masih kurang. Dimana dalam pembinaannya siswa masih kurang di bebaskan untuk berekspresi sesuai jalan pikirannya sehingga jiwa emosional seni siswa kurang berkembang. Seharusnya siswa di bebaskan untuk berekspresi supaya mereka bisa membuatkan potensi intelektual, imajinasi, ekspresi, kepekaan kreatif, dan keterampilan yang mereka miliki.

DAFTAR PUSTAKA


Atan Hamdju, dan Armilah Windawati. 1986. Pengetahuan Seni Musik untuk SMA, SPG dan Sederajat Jilid I. Jakarta: Mutiara Sumber Widya

AT. Mahmud. 1996. Musik Di Sekolah Kami. Jakarta: Depdikbud

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: BSNP

2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan. Jakarta: Puskur

2007. Model Penilaian Kelas (SD/MI/SDLB). Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan

2009. Panduan Teknis Festival Kompetensi dan Kreativitas Siswa SD Tingkat Nasional. Jakarta 

Jamalus. 1991. Pendidikan Seni Musik. Jakarta: Depdikbud

Oemar Hamalik. 2006. Pendidikan Guru; Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara

Rien Safrina. 1999. Pendidikan Seni Musik. Jakarta: Debdikbud
Syafii. 2002. Kertakes. Jakarta: Universitas Terbuka

Buku google

Les music untuk anak
http://books.google.co.id/books?id=P3lvg2yM2dwC&pg=PA28&hl=id&source=gbs_selected_pages&cad=3#v=onepage&q&f=false  ( *diakses tgl. 22 desember 2013 )

Pustaka Nada –230 lagu untuk anak
http://books.google.co.id/books?id=UOnN7R0WObMC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false ( *diakses tgl. 22 desember 2013 )

Cerdas Dengan Musik
http://books.google.co.id/books?id=lZJixcyDDzUC&pg=PA51&dq=musik+untuk+anak&hl=id&saX&ei=sqG2Ur3_EMmPrQe9xIDQAQ&ved=0CC0Q6AEwAA#v=onepage&q=musik%20untuk%20anak&f=false ( *diakses tgl. 22 desember 2013 )

Selengkapnya Klik DOWNLOAD

0 Response to "Makalah Pendidikan Seni Untuk Anak"