BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arsitektur merupakan ilmu yang sudah ada semenjak zaman dahulu. Walaupun dengan teknologi yang sangat begitu minim, namun orang-orang pada zaman itu sanggup menghasilkan suatu bangunan yang mempunyai nilai arsitektur yang sangat tinggi. Mereka menggunakan perasaan dan ilmu yang sangat terbatas namun mereka sudah memikirkan terhadap kebutuhan hidupnya.
Arsitektur asia tengah yaitu salah satu arsitektur islam yang sangat terlihat hasilnya hingga dengan sekarang. Bangunan-bangunan yang terbangun pada masa itu masih berdiri tegak dan sanggup dinikmati oleh orang-orang masa kini. Bangunan etnik yang sangat mencirikan kehidupan pada ketika itu, mengakibatkan daya tarik bagi setiap orang untuk mengkaji terhadap arsitektur mesir ini. Bagaimana kehidupan penduduk pada masa itu sehingga sanggup membuat catatan sejarah dunia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Arsitektur kekaisaran Persia
Kekaisaran Persia adalah sejumlah kekaisaran bersejarah yang berkuasa di Dataran Tinggi Iran, tanah air asal Bangsa Persia, dan sekitarnya termasuk Asia Barat, Asia Tengah dan Kaukasus. Saat ini nama Persia dan Iran sudah menjadi kebiasaan; Persia dipakai untuk warta sejarah dan kebudayaan, dan Iran digunakan untuk warta politik. Bangsa yang dikemudian hari memproklamirkan diri sebagai Republik Islam Iran ini didominasi oleh Syi'ah.
Pada tahun 630 M, Nabi Muhammad beserta tentaranya berhasil menaklukkan Makkah dari suku Quraish. Pada masa ini bangunan suci Ka'bah mulai didedikasikan untuk kepentingan agama Islam, rekonstruksi Ka'bah dilaksanakan sebelum Muhammad menjadi Rasul. Bangunan suci Ka'bah inilah yang menjadi cikal bakal dari arsitektur Islam. Dahulu sebelum Islam, dinding Ka'bah dihiasi oleh bermacam-macam gambar mirip gambar nabi Isa, Maryam,Ibrahim, berhala, dan beberapa pepohonan. Ajaran yang muncul belakangan, terutama berasal dari Al Qur'an, karenanya melarang penggunaan simbol-simbol yang menggambarkan makhluk hidup terutama manusia dan binatang.
Pada kala ke-7, muslim terus berekspansi dan karenanya mendapat wilayah yang sangat luas. Tiap kali muslim mendapat tanah wilayah baru, yang pertama kali mereka pikirkan yaitu tempat untuk beribadah, yaitu mesjid. Perkembangan mesjid di saat-saat awal ini sangat sederhana sekali, bangunan mesjid tidak lain berupa tiruan dari rumah nabi Muhammad, atau kadang kala beberapa bangunan diadaptasikan dari bangunan yang telah ada sebelumnya, misalnya gereja.
Persia merupakan kebudayaan yang diketahui melaksanakan kontak dengan Islam untuk pertama kalinya. Sisi timur dari sungai eufrat dan tigris yaitu tempat berdirinya kekaisaran Persia pada sekitar kala ke-7.Karena kedekatannya dengan kekaisaran persia, Islam cenderung bukan saja meminjam budaya dari persia namun juga mengadopsinya.Arsitektur Islam mengadopsi banyak sekali kebudayaan dari Persia, bahkan sanggup dikatakan arsitektur islam merupakan evolusi dari arsitektur persia, yang memang semenjak kehadiran Islam, kejayaan Persia mulai pudar yang menunggu digantikan oleh kebudayaan lain.Banyak kota, misalnya Baghdad, dibangun dengan teladan kota usang persia misalnya Firouzabad. Bahkan, kini sanggup diketahui bahwa dua arsitek yang dipekerjakan oleh Al-Mansur untuk merancang kota pada masa awal adalah warisan dari kekaisaran Persia, yaitu Naubakht, seorang zoroaster persia, dan seorang Yahudi dari Khorasan, Iran yaitu Mashallah. Mesjid gaya persia sanggup dilihat dari ciri khasnya yaitu pilar batu bata, taman yang luas dan lengkungan yang disokong beberapa pilar. Di Asia Timur, gaya arsitektur Hindujuga turut memengaruhi namun karenanya tertekan oleh kebudayaan persia yang ketika itu dalam masa jayanya.
1. Ciri-Ciri Arsitektur Persia
Arsitektur persia di dominasi oleh bangunan-bangunan yang berarsitektur islam adapun ciri-ciri nya adalah:
a. Teknik pembuatan bangunan dari kerikil bata.
b. Pada tembok terdapat ukiran-ukiran berbentuk bunga dan goresan pena arab
c. Bangunan yang berbentuk kubah diindentivikasikan sebagai bangunan mesjid
d. Banyak terdapat unsur lengkung pada bangunan.
e. Bangunan umum nya berbentuk persegi.
f. adanya taman ditengah-tengah bangunan yang dilengkapi dengan kolam yang membelah taman
2. Fungsi Bangunan Peninggalan kekaisaran Persia
Salah satu kota yang banyak menyimpan bangunan-bangunan peninggalan kerajaan persia yaitu Isfahan, ibukota Provinsi Esfahan yang terletak di tengah-tengah Iran. Isfahan yaitu bekas ibukota Kerajaan Persia yang tersohor kejayaannya. Jejeran masjid, istana, madrasah, hingga katedral di Isfahan yaitu mahakarya arsitektur Islam dan Persia. Orang Persia menyebutnya “Nesf-e-Jahan”, artinya “Setengah dari Bumi” Walaupun bersahabat dengan gurun pasir, angin sejuk selalu membelai kota ini lantaran terletak persis di kaki Pegunungan Zagros. Namun bicara Esfahan tak selalu bicara keindahan alam, tapi juga keindahan arsitektur dan sejarah yang selalu menempel di tiap bangunannya.
Adapun fungsi bangunan peninggalan kerajaan persia adalah:
a. Masjid : Sebagai tempat ibadah umat islam.
b. Istana : sebagai sentra pemerintahan.
c. Jalan utama : sebagai tempat perdagangan
d. Lapangan : sebagai taman bermain
e. Jembatan ; sebagai jalan penghubung sekaligus bendungan
f. Katedral : sebagai tempat ibadah umat kristen.
3. Karya-Karya Arsitektur Peninggalan Kekaisaran Persia
a. Imam masjid
Masjid Shah (Masjid Jameh Abbasi) dikenal sebagai Imam masjid (setelah revolusi Islam 1979 di Iran) yaitu sebuah masjid di Isfahan, Iran, berdiri di sisi selatan Naghsh-i Jahan Square. Dibangun selama periode Safavi, pertama diperintahkan oleh Shah Abbas dari Persia.
Imam Mosque Dibangun pada masa pemerintahan Raja Safavi, masjid ini yaitu representasi arsitektur Islam-Persia yang paling terkenal di Iran. Mosaik dan kaligrafi terukir di banyak tempat, mengakibatkan setiap sudutnya penuh warna. Beberapa masjid lain yang juga terkenal yaitu Hakim Mosque, Jama Mosque, juga Sheikh Lotf Allah Mosque yang berarsitektur khas Iran.
b. Masjid Syekh Lutfallah
Masjid Syekh Lutfallah yang berada di sisi timur kompleks Maidan Imam tidak besar kalau dibandingkan dengan bangunan di sekitarnya. Namun, bangunannya indah dan unik bila dibandingkan dengan masjid lain sezamannya.
Berdasarkan prasasti yang terdapat pada portal (pintu gerbang utama) masjid, tertulis bahwa Masjid Syekh Lutfallah mulai dibangun pada 1012 H atau sekitar 1603-1604 M. Nama pelukis kaligrafi Ali Riza Al-Abbasi yang kemudian membuat kaligrafi Masjid Shah juga tertera dalam goresan pena prasasti tersebut.
Prasasti lainnya yang terdapat pada ruang dalam kubah tertera tahun pembuatan dekorasi masjid, 1025 H atau 1616 M. Sementara pada prasasti ketiga tercatat nama sang arsitek masjid, Muhammad Riza, dan tanggal penyelesaian pembangunan, yakni pada 1028 H atau 1618-1619 M.
c. Chahar Bagh Boulevard
Bukti kejayaan Persia di Isfahan juga terlihat di Chahar Bagh Boulevard, sebuah jalan besar yang sudah ada semenjak 1596. Jalanan ini terkenal seantero Persia, menjadi salah satu sentra acara serta perdagangan masyarakat lintas zaman.
d. Istana Ali Qapu
Istana Ali Qapu merupakan tempat tinggal para amir Kerajaan Safavi waktu itu. Dilihat dari kejauhan, bangunan istana ini tampak berwarna biru keemasan. Bagian dinding istana dihiasi keramik ubin biru kehijauan dan pernik keemasan, prasasti-prasasti besar, serta desain geometri dan tumbuhan tumbuhan.
Istana ini juga menjadi saluran masuk ke taman kerajaan seluas tujuh hektare yang terdiri dari lapangan, kebun tanaman, dan paviliun. Di belakang taman istana terdapat area khusus bagi sang Syah, istrinya, dan para anggota keluarga kerajaan lainnya.
e. Istana Chehel Sotun
Bangunan ini memperlihatkan warisan budaya yang tak ternilai dalam peradaban Islam masa lalu, khususnya di daerah Persia. Arti Chehel Sotun yaitu “40 Tiang”. Namun pada kenyataannya Masjid ini hanya disangga 20 tiang. Disebut 40 tiang lantaran 20 tiang yang sanggup terlihat merupakan pantulan bayangan dari air kolam di istana ini. Istana Chehel Sotun mirip kompleks dengan ornamen yang luas dan artistik. Dengan luas 67.000 meter persegi, istana ini selalu terawat dan mirip bangunan baru. Padahal istana ini sudah dibangun berabad-abad kemudian pada masa Dinasti Safavi.
f. Lapangan Naqsh-e Jehaan
Lapangan Naqsh-e Jehaan (atau Meidan Emam) terletak di sentra kota Isfahan, Iran. yaitu salah satu lapangan terbesar di dunia. Lapangan seluas sembilan hektar ini dikelilingi oleh bangunan peninggalan Dinasti Shafawi. Secara resminya dikenal sebagai Medan Imam (میدان امام), dahulu bernama Medan Shah (میدان شاه). Lapangan ini digambarkan pada sisi belakang uang 20.000 rial Iran. Area ini dibangun antara 1598 sampai 1629 dan menjadi saksi akan kehidupan sosial dan budaya di Persia pada era Safawi. Pada tahun 1979 lapangan ini ditetapkan sebagai situs sejarah penting dalam daftar Warisan Dunia UNESCO.
g. Jembatan khaju
Jembatan Khaju yaitu salah satu jembatan yang paling terkenal di Isfahan. Jembatan itu dibangun pada masa Syah Abbas I. Jembatan ini sempat rusak dan kemudian dibangun kembali oleh Syah Abbas II.
Jembatan Khaju mempunyai luas 23 meter persegi dengan panjang 105 meter dan lebar 14 meter. Saluran yang melewati jembatan selebar 7,5 meter terbuat dari kerikil bata dengan ukuran 21 untuk saluran yang kecil dan 26 untuk saluran yang besar.
Jembatan ini juga berfungsi sebagai bendungan, dengan pintu air di bawah lengkungan. Ketika pintu ditutup, tinggi muka air di belakang jembatan dinaikkan untuk mengairi taman-taman di sepanjang Sungai Zayandeh.
4. Ornamen
Ornament yang dipakai pada bangunan bangunan peninggaan kekaisaran Persia pada umum nya merupakan ornament islami antara lain.
a. Motif Arabesque
Ada larangan dalam anutan Islam untuk menggunakan motif binatang maupun manusia. Oleh lantaran itu, para seniman Muslim lebih suka menggunakan motif geometris dan motif floral (tumbuhan) dalam banyak sekali karyanya, termasuk menghias interior bangunan. Motif-motif ini disebut motif arabesque lantaran berasal dari Arab.
b. Kaligrafi
Kaligrafi atau seni menghias huruf, terutama huruf Arab sangatlah terkenal dipakai oleh seniman dan arsitek Muslim. Selain untuk menambah keindahan bangunan, kaligrafi juga sebagai pengingat ayat-ayat Al-Quran.
c. Mashrabiya
Mashrabiya yaitu kisi-kisi yang dipakai pada jendela bergaya Islam. Hal ini selain untuk menjaga privasi penghuninya juga untuk menghalangi sinar matahari yang panas masuk ke ruangan. Hal ini tentu saja lantaran sebagian besar negara Muslim terletak di wilayah gurun. Mashrabiya ini umumnya menggunakan motif geometris sehingga akan memperindah arsitektur bangunan.
d. Kubah
Kubah yaitu salah satu unsur yang menonjol dalam arsitektur Islam. Kubah yang umum dipakai berbentuk umbi bawang khas Timur Tengah.Tak hanya kepingan luar kubah saja yang diperhatikan nilai estetikanya, namun juga kepingan dalam kubah dihias dengan motif-motif geometris.
e. mihrab
Mihrab atau cekungan yang menunjukan arah kiblat merupakan kepingan terpenting dalam sebuah masjid. Oleh alasannya itu, biasanya mihrab dihias dengan sangat indah.
f. Muqarnas
Muqarnas yaitu dekorasi tiga dimensi serupa sarang lebah yang diletakkan di langit-langit. Muqarnas disebut juga stalaktit oleh arsitek Barat. Muqarnas dipakai untuk menghias portal (pintu masuk), mihrab, interior kubah, hingga minaret
5. Letak Geografis Kekaisaran Persia.
Kekaisaran Persia beribukota Isfahan terletka di penara Zayandeh Rud, di kaki pergunungan Zagros. Iklimnya sederhana dan mempunyai musim-musim lazim. Kota Isfahan terletak 1590 meter di atas paras maritim dan mendapat 355 mm hujan setiap tahun. suhu antara 2 derjat hingga 28 derjat selsius.
PERSIA
SEJARAH PERSIA
SEJARAH PERSIA
Persia yaitu salah satu suku yang tergolong dalam Bangsa Iran, menggunakan bahasa Persia dan juga mempunyai persamaan dalam kebudayaan dengan bangsa Iran yang lainnya. Bangsa ini lebih banyak didominasi di Iran dan minoritas di beberapa negara-negara lain mirip Afganistan, Tajikistan, Uzbekistan, Amerika Serikat, Kuwait, Turki, Uni Emirat Arab, Irak dan juga beberapa negara di Timur Tengah. Etnis Persia yaitu keturunan Bangsa Arya yang berhijrah dari Asia Tengah ke Iran pada milenium kedua sebelum Masehi (SM). Bangsa Arya ini kemudian terpecah dua menjadi bangsa Persia dan bangsa Media dan mereka berasimilasi dengan suku-suku setempat mirip Elam. Dari sini, lahirlah bahasa Persia dan bahasa-bahasa Iran lain. Sumber sejarah tertulis pertama mengenai orang Persia ini ialah prasasti Assyria (834 SM), dan di dalam prasasti itu ada menyentuh tentang orang Parsua (Persia) dan Muddai (Media). Saat itu, orang Asyur menggunakan istilah 'Parsua' untuk merujuk kepada suku-suku di Iran. Kemudian orang Yunani mengadaptasikan istilah ini untuk merujuk pada peradaban-peradaban dari Iran. Ketika orang Persia memeluk agama Islam, orang Arab menggelari mereka 'Fars' lantaran karakter 'P' tidak terdapat dalam goresan pena Arab. Kawasan Persia kemudian diperintah oleh beberapa kerajaan yang membentuk kekaisaran-kekaisaran yang kuat. Di antara kekaisaran- kekaisaran ini yaitu kekaisaran Persia mirip Akhemenid, Parthia , Sassania, Buwaihidah dan Samania. Pemerintahan yang pernah memerintah Persia ialah Seleukus, Ummayyah,Abbasiyyah, Turki Seljuk, Afshariyah danQajar.
BAHASA
Bahasa Persia yaitu salah satu bahasa yang tertua di dunia yang masih dipakai hingga hari ini. Bahasa Persia turut terkenal karena tradisi sastranya dan sastrawan-sastrawannya yang terkenal dan berbakat. Antaranya ialah Hafez, Ferdowsi, Khayyam, Attar, Saadi, Nezami, Roudaki dan juga Rumi. Bahasa ini tergolong dalam keluarga bahasa Indo-Eropa dan merupakan bahasa resmi di Iran, Tajikistan dan Afganistan. Bahasa Persia turut memengaruhi bahasa Indonesia dari segi nama yang merupakan nama tempat Persia purba, mirip Johansyah (Johan Shah) dan Firmansyah. Selain itu beberapa kosakata Persia lain turut diserap seperti arak, bait, bandar, menara, anggur, ratna (rakna), jahanam, topan (taufan), waswas, dll.
Agama
Agama
Faravahar dalah pengawal Zoroastrianisme penganut kepercayaan Zoroastrianisme. Peradaban Persia telah memperkenalkan tiga agama utama yaitu Zoroastrianisme, Manikeanisme, dan Bahá'í. Agama- agama lain termasuk Mazdak dan Manikeanisme yang keduanya secara tidak langsungnya memengaruhi agama Kristen: Keduanya berakar dari agama Zoroastrianisme. Sekarang, banyak cendekiawan memperdebatkan tentang agama yang mana terbit dahulu, Zoroastrianisme atau Yahudi. Tetapi mereka telah bersetuju bahwa Zoroastrianisme tiba dahulu kalau diambil dari perspektif angelologi (doktrin wacana malaikat), demonologi (doktrin wacana setan) dan doktrin mengenai selesai zaman dan bencana alam. Sekarang, lebih banyak didominasi orang Persia beragama Islam (aliran Syi'ah) dan juga terdapat kelompok minoritas beragama Islam (aliran Sunnah Waljamaah), Zoroastrianisme, Kristen, Yahudi dan Bahá'í. Terdapat juga ateis dan agnostik. Orang Persia mulai memeluk Islam sekitar tahun 637 – 651. Hal itu terkait rapat dengan penyebaran Islam pada zaman Khulafa'ur Rasyidin.
Kekaisaran Media dan Kekaisaran Akhemeniyah (3200SM – 330SM)
Bangsa Media dan Kekaisaran Akhemeniyah Dari tulisan-tulisan sejarah, peradaban Iran yang pertama ialah Proto-Iran, diikuti dengan peradaban Elam. Pada milenium kedua dan ketiga, Bangsa Arya hijrah ke Iran dan mendirikan kekaisaran pertama Iran, Kekaisaran Media (728SM-550SM). Kekaisaran ini telah menjadi simbol pendiri bangsa dan juga kekaisaran Iran, yang disusul dengan Kekaisaran Akhemeniyah (648SM–330SM) yang didirikan oleh Koresh yang Agung. Koresh Agung juga terkenal sebagai pemerintah pertama yang mewujudkan undang-undang mengenai hak-hak kemanusiaan, tertulis di atas artefak yang dikenal sebagai Silinder Koresh. Ia juga merupakan pemerintah pertama yang menggunakan gelar Agung dan juga Shah Iran. Di zamannya, perbudakan dihentikan di kawasan-kawasan taklukannya (juga dikenal sebagai Kekaisaran Persia.) Gagasan ini kemudian memberi dampak yang besar pada peradaban-peradaban insan sehabis zamannya. Kekaisaran Persia kemudian diperintah oleh Cambyses selama tujuh tahun (531SM - 522SM) dan kemangkatannya disusul dengan perebutan kuasa. Akhirnya Darius yang Agung (522SM -486SM) menang dan dinyatakan sebagai raja.
Ibu kota Persia pada zaman Darius dipindahkan ke Susa dan ia mulai membangun Persepolis. Sebuah terusan di antara Sungai Nil dan Laut Merah turut dibangun dan menjadikannya penggagas untuk pembangunan Terusan Suez. Sistem jalan juga turut diperbaharui dan sebuah jalan raya dibangun menghubungkan Susa dan Sardis. Jalan raya ini dikenal sebagai Jalan Kerajaan. Selain itu, mata uang syiling dalam bentuk daric (syiling emas) dan juga Shekel (syiling perak) diperkenalkan ke seluruh dunia. Bahasa Persia Kuno turut diperkenalkan dan diterbitkan di dalam prasasti- prasasti kerajaan. Di bawah pemerintahan Koresh yang Agung dan Darius yang Agung, Kekaisaran Persia menjadi sebuah kekaisaran yang terbesar dan terkuat di dunia zaman itu. Pencapaian utamanya ialah sebuah kekaisaran besar pertama yang mengamalkan perilaku toleransi dan menghormati budaya-budaya dan agama-agama lain di daerah jajahannya.
Bangsa Media dan Kekaisaran Akhemeniyah Dari tulisan-tulisan sejarah, peradaban Iran yang pertama ialah Proto-Iran, diikuti dengan peradaban Elam. Pada milenium kedua dan ketiga, Bangsa Arya hijrah ke Iran dan mendirikan kekaisaran pertama Iran, Kekaisaran Media (728SM-550SM). Kekaisaran ini telah menjadi simbol pendiri bangsa dan juga kekaisaran Iran, yang disusul dengan Kekaisaran Akhemeniyah (648SM–330SM) yang didirikan oleh Koresh yang Agung. Koresh Agung juga terkenal sebagai pemerintah pertama yang mewujudkan undang-undang mengenai hak-hak kemanusiaan, tertulis di atas artefak yang dikenal sebagai Silinder Koresh. Ia juga merupakan pemerintah pertama yang menggunakan gelar Agung dan juga Shah Iran. Di zamannya, perbudakan dihentikan di kawasan-kawasan taklukannya (juga dikenal sebagai Kekaisaran Persia.) Gagasan ini kemudian memberi dampak yang besar pada peradaban-peradaban insan sehabis zamannya. Kekaisaran Persia kemudian diperintah oleh Cambyses selama tujuh tahun (531SM - 522SM) dan kemangkatannya disusul dengan perebutan kuasa. Akhirnya Darius yang Agung (522SM -486SM) menang dan dinyatakan sebagai raja.
Ibu kota Persia pada zaman Darius dipindahkan ke Susa dan ia mulai membangun Persepolis. Sebuah terusan di antara Sungai Nil dan Laut Merah turut dibangun dan menjadikannya penggagas untuk pembangunan Terusan Suez. Sistem jalan juga turut diperbaharui dan sebuah jalan raya dibangun menghubungkan Susa dan Sardis. Jalan raya ini dikenal sebagai Jalan Kerajaan. Selain itu, mata uang syiling dalam bentuk daric (syiling emas) dan juga Shekel (syiling perak) diperkenalkan ke seluruh dunia. Bahasa Persia Kuno turut diperkenalkan dan diterbitkan di dalam prasasti- prasasti kerajaan. Di bawah pemerintahan Koresh yang Agung dan Darius yang Agung, Kekaisaran Persia menjadi sebuah kekaisaran yang terbesar dan terkuat di dunia zaman itu. Pencapaian utamanya ialah sebuah kekaisaran besar pertama yang mengamalkan perilaku toleransi dan menghormati budaya-budaya dan agama-agama lain di daerah jajahannya.
Kekaisaran Seleukus (330SM 248SM)
Pada tahun 330SM Kekaisaran Akhemeniyah diserang oleh Kerajaan Yunani yang di pimpin salah satu jenderal dari Alexander Agung yang berjulukan Seleukus dan lahirlah pemerintahan gres Persia yaitu Kekaisaran Seleukus dari Yunani. Seleukus mengangkat dirinya menjadi Kaisar sehabis Alexander Agung wafat.
Kekaisaran Iran Ketiga: Kekaisaran Parthia (248SM – 224M)
Parthia bermula dengan Dinasti Arsacida yang menyatukan dan memerintah dataran tinggi Iran, yang juga turut menaklukkan wilayah timur Yunani pada awal kala ketiga Masehi dan juga Mesopotamia antara tahun 150 SM dan 224 M. Parthia juga merupakan musuh turun-temurun Romawi di sebelah timur, dan membatasi ancaman Romawi di Anatolia. Tentara-tentara Parthia terbagi atas dua kelompok berkuda, tentara berkuda yang berperisai dan membawa senjata berat, dan tentara berkuda yang bersenjata ringan dan kudanya lincah bergerak. Sementara itu, tentara Romawi terlalu bergantung kepada infantri, mengakibatkan Romawi sukar untuk mengalahkan Parthia. Tetapi, Parthia kekurangan teknik dalam perang tawan, mengakibatkan mereka sukar mengawal daerah taklukan. Ini mengakibatkan kedua belah pihak gagal mengalahkan satu sama lain. Kekaisaran Parthia tegak selama lima kala (Berakhir pada tahun 224 M,) dan raja terakhirnya kalah di tangan kekaisaran lindungannya, yaitu Sassania.
Kekaisaran Iran Keempat: Kekaisaran Sassania (226–651)
Ardashir I, shah pertama Kekaisaran Sassania, mula membangun kembali ekonomi dan militer Persia. Wilayahnya meliputi kawasan Iran modern, Irak, Suriah, Pakistan, Asia Tengah dan wilayah Arab. Pada zaman Khosrau II (590-628) pula, kekaisaran ini diperluas hingga Mesir, Yordania, Palestina, dan Lebanon. Orang-orang Sassania menamakan kekaisaran mereka Erānshahr (atau Iranshæhr, "Penguasaan Orang Arya".) Sejarah Iran seterusnya diikuti dengan konflik selama enam ratus tahun dengan Kekaisaran Romawi. Menurut sejarawan, Persia kalah dalam Perang al-Qādisiyyah (632 M) di Hilla, Iraq. Rostam Farrokhzād, seorang jenderal Persia, dikritik kerana keputusannya untuk berperang kengan orang Arab di bumi Arab sendiri. Kekalahan Sassania di Irak menyebabkan tentara mereka tidak keruan dan karenanya ini memberi jalan kepada futuhat Islam atas Persia. Era Sassania menyaksikan memuncaknya peradaban Persia, dan merupakan kekaisaran Persia terakhir sebelum kedatangan Islam. Pengaruh dan kebudayaan Sassania kemudian diteruskan setelah pemelukan Islam oleh bangsa Persia.
Islam Persia dan Zaman Kegemilangan Islam Persia (700–1400)
Setelah pemelukan Islam, orang-orang Persia mulai membentuk citra Islam Persia, di mana mereka melestarikan gambaran sebagai orang Persia tetapi pada masa yang sama juga sebagai muslim. Pada kala ke-8 M, Parsi memberi tunjangan kepada Abbassiyah memerangi tentara Umayyah, lantaran Bani Umayyah hanya mementingkan bangsa Arab dan memandang rendah kepada orang Persia. Pada zaman Abbassiyah, orang- orang Persia mulai melibatkan diri dalam manajemen kerajaan. Sebagian mendirikan dinasti sendiri.
Pada kala kesembilan dan kesepuluh, terdapat beberapa kebangkitan ashshobiyyah Persia yang menentang gagasan Arab sebagai Islam dan Muslim. Tetapi kebangkitan ini tidak menentang identitas seorang Islam. Salah satu dampak kebangkitan ini ialah penggunaan bahasa Persia sebagai bahasa resmi Iran (hingga hari ini.) Pada zaman ini juga, para ilmuwan Persia membuat Zaman Kegemilangan Islam. Sementara itu Persia menjadi acuan penyebaran ilmu sains, filsafat dan teknik. Ini kemudian memengaruhi sains di Eropa dan juga kebangkitan Renaissance.
Islam Syi'ah, Kekaisaran Safawi, Dinasti Qajar/Pahlavi dan Iran Modern (1501 – 1979)
Parsi mulai berganti menjadi Islam Syiah pada zaman Safawi, pada tahun 1501. Dinasti Safawi kemudian menjadi salah sebuah penguasa dunia yang utama dan mulai mempromosikan industri pariwisata di Iran. Di bawah pemerintahannya, arsitektur Persia berkembang kembali dan menyaksikan pembangunan monumen-monumen yang indah. Kejatuhan Safawi disusuli dengan Persia yang menjadi sebuah medan persaingan antara kekuasaan Kekaisaran Rusia dan Kekaisaran Britania (yang menggunakan imbas Dinasti Qajar). Namun begitu, Iran tetap melestarikan kemerdekaan dan wilayah-wilayahnya, menjadikannya unik di rantau itu. Modernisasi Iran yang bermula pada lewat kala ke-19, membangkitkan keinginan untuk berubah dari orang-orang Persia. Ini menyebabkan terjadinya Revolusi Konstitusi Persia pada tahun 1905 hingga 1911. Pada tahun 1921, Reza Khan (juga dikenal sebagai Reza Shah) mengambil alih tahta melalui kudeta dari Qajar yang semakin lemah. Sebagai penyokong modernisasi, Shah Reza memulai pembangunan industri modern, jalan kereta api, dan pendirian sistem pendidikan tinggi di Iran.Malangnya, perilaku aristokratik dan ketidakseimbangan pemulihan kemasyarakatan mengakibatkan banyak rakyat Iran tidak puas. Pada Perang Dunia II, tentara Inggris dan Uni Soviet menyerang Iran dari 25 Agustus hingga 17 September 1941, untuk membatasi Blok Poros dan menggagas infrastruktur penggalian minyak Iran. Blok Sekutu memaksa Shah untuk melantik anaknya, Mohammad Reza Pahlavi menggantikannya, dengan impian Mohammad Reza menyokong mereka.
Malangnya, pemerintahan Shah Mohammad Reza bersifat otokratis. Dengan tunjangan dari Amerika dan Inggris, Shah meneruskan modernisasi Industri Iran, tetapi pada masa yang sama menghancurkan partai-partai oposisi melalui tubuh intelijennya, SAVAK. Ayatollah Ruhollah Khomeini menjadi oposisi dan pengkritik aktif terhadap pemerintahan Shah Mohammad Reza dan kemudian ia dipenjarakan selama delapan belas bulan. Melalui hikmah jenderal Hassan Pakravan, Khomeini dibuang ke luar negeri dan diantar ke Turki dan selepas itu ke Irak.
Selengkapnya Klik DOWNLOAD
0 Response to "Makalah Peradaban Timur Tengah"