Makalah Pengorganisasian Dan Pengembangan Masyarakat (Ppm)

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM) atau community organization or comunity development  (COCD)  merupakan perencanaan, pengorganisasian, atau proyek dan atau pengembangan banyak sekali acara pembuatan acara atau proyek kemasyarakatan yang tujuan utamanya meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan sosial masyarakat. Sebagai suatu kegiatan kolektif,  PPM  melibatkan beberapa aktor, menyerupai pekerja sosial, masyarakat setempat, forum donor, serta instansi terkait yang saling bekerja sama mulai dari perancangan, pelaksanaan, samapai penilaian terhadap acara atau proyek tersebut.
PPM sangat memperhatikan keterpaduan antara sistem klien dengan lingkungannya.Sistem klien bisa bervariasi, mulai dari individu, keluarga, RT, tempat kerja, rumah sakit dll.Dalam PPM, pekerja sosial menempatkan masayarakat sebagai sistem klien dan sistem lingkungan sekaligus.Karenanya pengetahuan dan ketrampilan yang harus dikuasai oleh pekerja sosial yang akan terlibat dalam PPM meliputi pengetahuan wacana masyarakat, organisasi sosial, perkembangan, sikap manusia, dinamika kelompok, acara sosial dan pemasaran sosial.

B.     Rumusan masalah
1)      Apa yang dimaksud dengan pengorganisasian dan pengembangan masyarakat?
2)      Apa tujuan dari PPM?
3)      Apa fungsi dari PPM?
4)      Prinsip apa saja yang ada dalam PPM?
5)      Perspektif apa saja yang ada dalam PPM?
6)      Model apa saja yang ada dalam PPM?
7)      Bias apa saja yang ada dalam PPM?

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (PPM)
Community Organization ialah suatu proses untuk memelihara keseimbangan antara kebutuhan-kebutuhan sosial dengan sumber-sumber kesejahteraan sosial dari suatu masyarakat tertentu atau suatu bidang kegiatan tertentu (Arthur Dunham, 1958)
Community Work ialah suatu proses membantu masyarakat untuk memperbaiki masyarakatnya melalui kegiatan yang dilakukan secara bahu-membahu (Alan Twevetrees, 1993)
Masyarakat dalam konteks pengembangan dan pengorganisasian, diartikan sebagai sebuah ‘tempat bersama’ yakni sebuah wilayah geografi yang sama (Mayo, 1998), contohnya RT,RW,kampung di pedesaan, perumahan di perkotaan.          
Menurut Murray G. Ross, PPM ialah suatu proses ketika suatu masayarakat berusaha memilih kebutuhan-kebutuhan atau tujuan-tujuannya, mengatur atau menyusun, membuatkan kepercayaan dan hasrat untuk memenuhinya, memilih sumber-sumber (dari dalam ataupun dari luar masyarakat), mengambil tindakan yang dibutuhkan sehubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya ini, dan dalam pelaksanaan keseluruhannya, memperluas dan membuatkan sikap-sikap dan prakti-praktik kooperatif dan kolaboratif di dalam masyarakat
Definisi tersebut mengandung unsur-unsur yang sanggup dijelaskan sebagai berikut :
a)      Yang dimaksud istilah ”proses” ialah serentetan tindakan mulai dari penentuan duduk kasus atau tujuan hingga pada pemecahan duduk kasus atau tercapainya tujuan di dalam masyarakat. Berbagai proses sanggup ditemukan dalam penanggulangan masalah-masalah kemasyarakatan.Dalam kaitan ini proses dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agarb berfungsi sebagai satu kesatuan yang terintegrasi.Kemampuan ini tumbuh dan berkembang secara sedikit demi sedikit sebagi akhir upaya yang dilakukan masyarakat dalam menanggulangi masalah-masalahnya.
b)      Istilah “masyarakat” memperlihatkan dua macam pengelompokkan orang, yaitu:
·         Keseluruahan orang yang tinggal di suatu kawasan geografis, misalnya: desa, kota, propinsi, negara atau dunia.pada umumnya PPM dilaksanakan di kawasan geografis yang sempit, tetapi juga sanggup diterapkan untuk daerah-daerah yang lebih luas.
·         Kelompok orang yang mempunyai minat-minat atau fungsi yang sama, contohnya di bidang: kesehatan, kesejahteraan, pendidikan, lingkungan dll.
c)      Proses “ menetukan kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan” berarti, cara yang dilakukan warga masyarakat untuk memilih dan memusatkan perhatian pada duduk kasus yang menganggu mereka serta memilih tujuan-tujuan yang akan dicapai.Namun, dalam hal ini tidak seluruh warga masyarakat sanggup dilibatkan dalam penentuan kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan.
d)     Menyusun atau mengatur kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan berarti, perlunya perjuangan untuk memilih prioritas.Diantara banyak sekali jenis duduk kasus dan tujuan, beberapa diantaranya berafiliasi eksklusif dengan apa yang dirasakan, diyakini, dan ditanggapi oleh sebagian besar warga masyarakat.Hal-hal menyerupai inilah yang perlu dijadikan perhatian utama.Pada tahap ini petugas profesional sanggup memperlihatkan sumbangannya yang besar untuk proses pengungkapan harapan atau kebutuhan masyarakat.
e)      Penemuan sumber-sumber (dari dalam atau dari luar masyarakat), meliputi upaya menemukan peralatan-peralatan, orang-orang, tehnik-tehnik, bahan-bahan dan sebagainya yang dibutuhkan untuk melaksanakan tindakan-tindakan yang diperlukan.
f)       Mengambil tindakan-tindakan yaitu melaksanakan rangkaian kegiatan yang telah disebutkan sebelumnya.Proses ini harus mengarah pada tercapainya suatu hasil, meski hanya sebagian saja dari keseluruhan hasil yang diingankan.
g)      Memperluas dan membuatkan sikap-sikap dan praktik-praktik kooperatif dan kolaboratif di dalam masyarakat.Ini berarti:
·         Pada ketika proses berlangsung dan mengalami kemajua, warga masyarakat akan memulai memahami, menerima, dan saling bekerjasama.
·         Pada ketika berlangsungnya proses penentuan dan penanggulangan duduk kasus bersama, kelompok-kelompok bersama para pemimpinnya akan berusaha saling bekerjasama dalam kegiatan bersama, dan akan membuatkan keterampilan-keterampilan dalam penanggulangan kesulitan-kesulitan dan konflik yang dihadapi masyarakat.

B.     Tujuan Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
Tujuan utama metode COCD ialah untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada mereka serta menekankan pada prinsip partisipasi social.

C.    Fungsi Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
a.       Untuk memperoleh data dan fakta sebagai dasar untuk menyusun perencanaan dan melaksanakan tindakan yang sehat
b.      Memulai membuatkan dan merubah acara dan usaha-uasha kesejahteraan untuk memperoleh pembiasaan yang lebih baik antara sumber-sumber dan kebutuhan
c.       Meningkatkan standar pekerjaan sosial untuk meningkatkan efektifitas kerja dari lembaga-lembaga
d.      Meningkatkan dan memperlihatkan kemudahan interelasi dan meningkatkan koordinasi antara organisasi, kelompok dan individu-individu yang terlibat dalam acara dan perjuangan kesejahteraan social
e.       Mengembangkan pengertian umum dari masalah, kebutuhan dan metode pekerjaan social
f.       Mengembangkan dukungan dan paertisipasi masyarakat dalam aktifitas kesejahteraan sosial

D.    Prinsip Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
`Pengorganisasian masyarakat ialah suatu proses dimana masyarakat sanggup mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhannya dan memilih prioritas dari kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan membuatkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan skala prioritas tadi menurut atas sumber-sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar, dengan perjuangan secara gotong-royong. Tiga aspek dalam pengorganisasian masyarakat meliputi proses, masyarakat serta berfungsinya masyarakat. Pengertian Proses dalam Pengorganisasian masyarakat merupakan proses yang sanggup terjadi secara sadar tetapi mungkin pula merupakan proses yang tidak disadari oleh masyarakat. Sedangkan pengertian Masyarakat, sanggup diartikan sebagai suatu kelompok besar yang mempunyai batas-batas geografis, bisa pula diartikan sebagai suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dan berada dalam kelompok yang besar tadi.
Berfungsinya masyarakat (functional community) ditandai dengan keberhasilan mengajak orang-orang yang mempunyai inisiatif dan sanggup bekerja, menciptakan planning kerja yang sanggup diterima dan dilaksanakan oleh seluruh masyarakat, serta melaksanakan usaha-usaha/kampanye untuk menggolkan planning tersebut public health problem Perencanaan dalam pengorganisasian masyarakat, menurut aspek perencanaannya, terdapat 2 (dua) bentuk, eksklusif (direct) dan tidak eksklusif (inderect). Perencanaa yang bersifat eksklusif mengandung langkah-langkah Identifikasi masalah/kebutuhan, Perumusan masalah, serta memakai nilai-nilai sosial yang sama dalam mengekspresikan hal-hal tersebut di atas.
Sedangkan bentuk yang tidak eksklusif (indirect), mempersyaratkan adanya orang-orang yang benar-benar yakin akan adanya kebutuhan/masalah dalam masyarakat yang jikalau diambil tindakan-tindakan untuk mengatasinya maka akan timbu manfaat bagi masyarakat. Hal ini sanggup berupa tubuh perencanaan yang mempunyai dua fungsi, yaitu untuk menampung apa yang direncanakan secara tidak formal oleh para petugas, serta mempunyai imbas samping terhadap mereka yang belum termotivasi dalam kegiatan ini.
Metode pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat diklasifikasikan sebagai berikut :
Peranan petugas dalam pengembangan dan pengorganisasian masyarakat terbagi dalam beberapa jenis, antara lain sebagai : pembimbing, enabler dan ahli. (Murray G-Ross). Sebagai pembimbing (guide) maka petugas berperan untuk membantu masyarakat mencari jalan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan oleh masyarakat sendiri dengan cara yang efektif. Tetapi pilihan cara dan penentuan tujuan dilakukan sendiri oleh masyarakat dan bukan oleh petugas. Sebagai enabler, maka petugas berperan untuk memunculkan dan mengarahkan keresahan yang ada dalam masyarakat untuk diperbaiki. Sebagai andal (expert), menjadi tugasnya untuk memperlihatkan keterangan dalam bidang-bidang yang dikuasainya. Sedangkan persyaratan petugas antara lain :
·         Mampu mendekati masyarakat dan merebut kepercayaan mereka dan mengajaknya untuk kerjasama serta membangun rasa saling percaya antara petugas dan masyarakat.
·         Mengetahui dengan baik sumber-sumber daya maupun sumber-sumber alam yang ada di masyarakat dan juga mengetahui dinas-dinas dan tenaga andal yang sanggup dimintakan bantuan.
·         Mampu berkomunikasi dengan masyarakat, dengan memakai metode dan teknik khusus sedemikian rupa sehingga isu sanggup dipindahkan, dimengerti dan diamalkan oleh masyarakat.
·         Mempunyai kemampuan profesional tertentu untuk berafiliasi dengan masyarakat melalui kelompok-kelompok tertentu.
·         Mempunyai pengetahuan wacana masyarakat dan keadaan lingkungannya.
·         Mempunyai pengetahuan dasar mengenai ketrampilan (skills) tertentu yang sanggup segera diajarkan kepada masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara menyeluruh.
·         Mengetahui keterbatasan pengetahuannya sendiri.
Pengembangan masyarakat Di dalam negara yang sedang berkembang terdapat siklus keadaan yang merupakan suatu bulat yang tak berujung yang menghambat perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Maksudnya, keadaan sosial ekonomi rendah yang menjadikan ketidakmampuan dan ketidaktahuan, ketidakmampuan dan ketidaktahuan ini selanjutnya menjadikan produktivitas secara umum juga rendah, produktivitas yang rendah selanjutnya menciptakan keadaan sosial ekonomi semakin rendah dan seterusnya.
Langkah-langkah untuk membuatkan dan meningkatkan dinamika masyarakat, hendaknya menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
1.      Ciptakan kondisi biar potensi setempat sanggup dikembangkan dan dimanfaatkan
2.      Pertinggi mutu potensi yang ada
3.      Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada
4.      Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan
Pengembangan masyarakat membantu insan mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan untuk berorganisasi, berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya. Pembangunan ekonomi terjadi bila masyarakat melaksanakan program-program pembangunan fisik tanpa membuatkan kapasitas manusianya.
Unsur-unsur acara pengembangan masyarakat
·         Program berkala yang terfokus kepada kebutuhan-kebutuhan menyeluruh (total needs) dari masyarakat yang bersangkutan.
·         Mendorong swadaya masyarakat (ini merupakan unsur paling utama)
·         Adanya dukungan teknis dari pemerintah maupun badan-badan swasta atau organisasi-organisasi sukarela, yang meliputi tenaga personil, peralatan, materi ataupun dana
·         Mempersatukan banyak sekali spesialisasi menyerupai pertanian, peternakan, kesehatan masyarakat, pendidikan, kesejahteraan keluarga, kewanitaan, kepemudaan, dll untuk membantu masyarakat.
Bentuk-bentuk acara pengembangan masyarakat
Menurut Mezirow, ada 3 (tiga) jenis acara dalam perjuangan pengembangan masyarakat, yaitu :
·         Program integratif – Memerlukan pemgembangan melalui koordinasi dinas-dinas teknis
·         Program adaptis – Fungsi pengembangan masyarakat cukup ditugaskan pada salah satu kementrian.
·         Program proyek – dalam bentuk usaha-usaha terbatas pada wilayah tertentu dan acara diubahsuaikan khusus kepada kawasan yang bersangkutan
Penjabaran secara operasional dari bentuk acara pengembangan masyarakat ini sebagai berikut
·         Biarkan biar masyarakat sendiri yang memilih masalah, baik yang dihadapi secara perorangan atau kelompok.
·         Biarkan biar masyarakat sendiri yang menciptakan analisis untuk selanjutnya menyusun planning perjuangan perbaikan yang akan dilakukan.
·         Biarkan biar masyarakat sendiri yang mengorganisir diri untuk melaksanakan perjuangan perbaikan tersebut.
·         Sedapat mungkin digali dari sumber-sumber yang ada dalam masyarakat sendiri dan kalau betul-betul dibutuhkan dimintakan dukungan dari luar.
Tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan masyarakat
·         Menumbuhkan rasa percaya kepada diri sendiri
·         Menimbulkan rasa besar hati dan semangat gairah kerja
·         Mengingatkan dinamika masyarakat untuk membangun
·         Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

E.     Perspektif Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (PPM)
Secara teoritis, PPM bisa dikatakan sebagai sebuah pendekatan pekerjaan sosial yang dikembangkan dari dua perspektif yang berlawanan, yakni pedoman kiri (sosialis-Marxis) dan kanan (kapitalis-demokratis) dalam spektrum politik.Dewasa ini, terutama dalam konteks menguatnya sistem ekonomi pasar bebas dan swastanisasi dan keterlibatan informal dalam mendukung seni administrasi penanganan dan kemiskinan dan penindasan, maupun dalam hal memfasilitasi partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.
Twelvetress membagi perspektif teoritis PPM kedalam dua bingkai, yakni pendekatan profesional dan pendekatan radikal.Pendekatan profesional menunjukupaya untuk meningkatkan kemandirian dan memperbaiki sistem pemberian pelayanan dalam kerangka relasi-relasi sosial.Sementara berpijak pada teori Marxis, feminisme, dan analisis anti-rasis, pendekatan radikal lebih terfokus pada upaya pemberdayaan kelompok-kelompok lemah, mencari sebab-sebab kelemahan mereka,serta menganalisis sumber-sumber ketertindasannya.Sebagaimana diungkapkan oleh Payne,“This the type of approach which supports minority ethnic communities, for example, in drawing attention to inequalities in service provision and power which lie behind severe deprivation”.Pendekatan profesional sanggup diberi label sebagai yang bermatra tradisional, netral dan teknikal.Sedangkan pendekatan radikal diberi label sebagai pendekatan yanng bermatra transformasional.
Dua perspektif Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
Pendekatan
Perspektif
Tujuan/asumsi
Profesional (tradisional, netral, teknikal)
-    Perawatan masyarakat
-    Pengorganisasian masyarakat
-    Pembangunan masyarakat
-   Meningkatkan inisiatif dan kemandirian masyarakat
-   Memperbaiki pemberian pelayanan sosial dalam kerangka korelasi sosial yang ada
Radikal (transformasional)
-    Aksi masyarakat menurut kelas
-    Aksi masyarakat menurut jender
-    Aksi masyarakat menurut ras
-   Meningkatkan kesadaran dan inisiatif masyarakat
-   Memberdayakan masyarakat guna mencari akar penyebab ketertindasan dan diskriminasi
-   Mengembangkan seni administrasi dan membangun  kerjasama dalam melaksanakan perubahan sosial sebagai penggalan dari upaya mengubah korelasi sosial yang menindas, deskriminatif, dan eksporatif.

F.     Model Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
Jack Rothman (1995: 27-34), dalam sebuah tulisannya yang berjudul “Approaches to community intervention”, membuatkan tiga model yang mempunyai kegunaan dalam memahami konsep wacana PPM:
1)      Pengembangan masyarakat lokal (PML)
2)      Perencanaan sosial (PS)
3)      Aksi sosial (AS)
Paradigma ini merupakan format ideal yang dikembangkan terutama untuk tujuan analisis dan konseptualisasi.Dalam praktiknya, ketiga model tersebut saling bersentuhan satu dengan yang lainnya.Setiap komponennnya bisa dipakai secara kombinasi dan stimultan sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang ada.

a.      Model  Pengembangan Masyarakat Lokal (PML)
Model PML memperlihatkan perubahan dalam masyarakat sanggup dilakukan secara optimal apabila melibatkan partisipasi aktifyang luas di semua spektrum masyarakat tingkat lokal, baik dalam tahap penetuan perubahan.PML ialah proses yang dirancang untuk mendapatkan kondisi sosial ekonomi yang lebih maju dan sehat bagi seluruh masyarakat melalui partisipasi aktif mereka serta menurut kepercayaan yang penuh terhadap prakarsa mereka sendiri.Strategi dasar yang dipakai untuk memecahkan permasalahan ini ialah usahan penciptaan dan pengembangan partisipasi yang lebih luas dari seluruh warga masyarakat.Tema-tema pokok dalam model PML meliputi penggunaan mekanisme demokrasi dan kerjasama atas dasar kesukarelaan, keswadayaan, pengembangan, kepemiminan setempat, dan tujuan yang bersifat pendidikan.PML intinya merupakan proses interaksi antara anggota masyarakatsetempat yang difasilitasi oleh pekerja sosial.Pekerja sosial membantu meningkatkan kesadaran dan membuatkan kemampuan mereka dalam mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan.

b.      Model Perencanaan Sosial (PS)
Model ini menekan ka proses pemecahan duduk kasus secara teknis terhadap duduk kasus sosial substantif , seperti: kemiskinan, pengangguran, kenakalan remaja, kebodohan dll.
Selain itu, model PS ini mengungkap pentingnya memakai cara perencanaan yang matang dan perubahan yang terkendali yakni untuk mencapai tujuan final secara sadar dan rasional dan dalam pelaksanaannya dilakukan pengawasan-pengawasan yang ketat untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi.
Strategi dasar yang dipakai untuk memecahkan permasalahan ialah denagn mengumpulkan atau menungkapkan fakta dan data mengenai suatu permasalahan.Kemudian, mengambil tindakan yang rasional dan mempunyai kemungkinan-kemungkin yang sanggup dilaksanakan.
Berbeda dengan PML, PS lebih berorientasi pada “tujuan tugas”.Sistem klien PML umumnya kelompok-kelompok yang kurang beruntung.

c.       Model Aksi Sosial (AS)
Model AS ini menekankan betapa gentingnya penanganan secara terorganisasi, terarah, dan sistematis terhadap kelompok yang tidak beruntung.Juga meningkatkan kebutuhan yang memadai bagi masyarakat yang lebih luas dalam rangka meningkatkan sumber atau perlakuan yang lebih sesuai dengan keadilan sosial dan nilai-nilai demokratisasi.
Tujuan yang ingin dicapai ialah mengubah sistem atau kebijakan pemerintah secara eksklusif dalam rangaka menanggulangi duduk kasus yang mereka hadapi sendiri.Dalam kaitan ini, Suharto (1996) menjelaskan tujuan dan sasaran utama AS ialah perubahan-perubahan mendasar dalam kelembagaan pada stuktur masyarakat melaui proses pendistribusian kekuasaan (distribution of resourches) dan pengambilan keputusan (distribution of decisison making). 

G.    Bias Pengorganisasian dan Pengembangan  Masyarakat
Pelaksanaan PPM sebaiknya didasari oleh duduk kasus dan kebutuhan sesuia dengan karakteristik geografis, idiografi , potensi, teknologi, dan sumberdaya lokal serta pelibatan aktif masyarakat secara integral.Namun, dalam realitasnya PPM seringkali terjebak oleh bias, miskonsepsi, atau kesalahan pemikiran.PPM perlu menghindari bias ini.
Robert Chambers sebagaimana dikutip oleh Suharto (1996 :4) mengemukakan lima bias yang sering terjadi dalam pelaksanaan PPM, terutama dipedesaan: spatial bias, project bias, person bias, dry season bias,dan profesional bias.
a.      Spatial Bias
PPM seringkali hanya dilaksanakan di lokasi-lokasi yang gampang dijangkau sarana transportasi menyerupai di kawasan pinggiran kota, pinggir jalan raya, atau lokasi-lokasi yang erat dengan kantor pemerintahan.
b.      Project Bias
Kebanyakan PPM dilakukan pada masyarakat yang telah mendapatkan proyek sebelumnya, lantaran dipandang telah bisa dan berhasil menjalankan proyek.

c.       Person Bias
Kelompok elite dalam masyarakat, tokoh masyarakat, kaum lelaki, para penerima, dan pengguna penemuan serta orang-orang yang aktif dalam kegiatan pembangunan ialah mereka yang kerap mendapatkan acara dan berkah pembangunan.Sementara kelompok masyarakat kelas bawah yang kurang mempunyai terusan terhadap jaringan sumber-sumber yang ada.

d.      Dry Sesion Bias
Kesulitan dan duduk kasus yang dihadapi masyarakat umumnya mencapai puncaknya pada demam isu hujan.Kegagalan panen, banjir, kelaparan, duduk kasus kesehatan diri dan terjadi pada demam isu sulit.

e.       Profesional Bias
Bias ini timbul terutama oleh konsepsi yang memandang bahwa kelompok masyarakat kurang beruntung sebagai kelompok lemah, mempunyai pengetahuan rendah, pasif, malas, fatalis, serta ciri-ciri lain budaya kemiskinan (culture of proverty).Sementara itu para ahli, penguasa, dan pengusaha ialah raja yang memegang hegemoni dan kendali pembanguan.

f.       Physical Bias
Umumnya masyarakat hanya mengenal dan mengakui acara atau proyek yang bersifat fisik, menyerupai pembangunan, gedung, jembatan, dll.

g.      Financial Bias
Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh suatu departemen kerapkali dipandang sebagai bukti keberhasilan suatu progam.Fiunancial Bias disebabkan oleh kesalahan pemikiran yang membaurkan prinsip efisiensi vis a vis prinsip efektivitas sebagai tolak ukur keberhasilan proyek.

h.      Indicator Bias
Bias ini terutama berkaitan dengan aspek uncountability pada acara yang berorientasi sosial.Dampak keberhasilan acara sulit diukur secara eksklusif dan kuantitatif, serta banyaknya eksternal variabel yang tercemar kedalammainstream proyek. 


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
o   Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM) atau community organization or comunity development  (COCD)  merupakan perencanaan, pengorganisasian, atau proyek dan atau pengembangan banyak sekali acara pembuatan acara atau proyek kemasyarakatan yang tujuan utamanya meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan sosial masyarakat.
o   Community Organization ialah suatu proses untuk memelihara keseimbangan antara kebutuhan-kebutuhan sosial dengan sumber-sumber kesejahteraan sosial dari suatu masyarakat tertentu atau suatu bidang kegiatan tertentu (Arthur Dunham, 1958)
o   Community Work ialah suatu proses membantu masyarakat untuk memperbaiki masyarakatnya melalui kegiatan yang dilakukan secara bahu-membahu (Alan Twevetrees, 1993)
o   Yang dimaksud istilah ”proses” ialah serentetan tindakan mulai dari penentuan duduk kasus atau tujuan hingga pada pemecahan duduk kasus atau tercapainya tujuan di dalam masyarakat.
o   Tujuan utama metode COCD ialah untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada mereka serta menekankan pada prinsip partisipasi social.
o   Peranan petugas dalam pengembangan dan pengorganisasian masyarakat terbagi dalam beberapa jenis, antara lain sebagai : pembimbing, enabler dan ahli. (Murray G-Ross). Sebagai pembimbing (guide) maka petugas berperan untuk membantu masyarakat mencari jalan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan oleh masyarakat sendiri dengan cara yang efektif.

B.     Saran
Dalam Pembahasan materi di atas mengenai  pengorganisasian dan pengembangan masyarakat mungkin masih banyak kekurangan, baik di segi penulisan ataupun di dari penyusunan kalimat dan kata-katamya,oleh sebap itu penulis minta maaf sebesar-besarnya kepada dosen dan mahasiswa semua, terimakasih     


Selengkapnya Klik DOWNLOAD

0 Response to "Makalah Pengorganisasian Dan Pengembangan Masyarakat (Ppm)"