Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Pembentukan Adat Siswa Di Mi Assyafi’Iyah Pikatan (Pai-33)



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Dalam Psikologi dikenal teori tabularasa yang menjelaskan bahwa intinya insan yang lahir ke dunia itu bagaikan kertas atau meja yang putih higienis yang belum ada tulisannya, akan menjadi apakah insan itu kemudian, tergantung kepada apa yang akan dituliskan diatasnya. Dan lingkungan atau pengalamanlah yang akan menulis, terutama pendidikan yang merupakan perjuangan yang cukup bisa untuk membentuk langsung individu.[1]
Penilaian terhadap baik dan buruknya langsung insan itu sangat ditentukan oleh lingkungan yang ada di sekitarnya, baik itu teman, orang tua, guru maupun masyarakat dan juga pendidikan yang ditanamkan semenjak kecil dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam pembiasaan-pembiasaan anak terhadap tingkah laris atau perbuatan baik harus dibiasakan semenjak kecil, sehingga lama-kelamaan akan tumbuh rasa bahagia melaksanakan perbuatan yang baik tersebut. Dia dibiasakan sedemikian rupa sehingga dengan sendirinya akan terdorong untuk melakukannya, tanpa perintah dan luar, tapi dorongan dan dalam. Seperti prinsip agama Islam bahwa tidak ada paksaan, tapi ada keharusan pendidikan yang dibebankan kepada orang bau tanah dan guru atau orang yang mengerti agama (ulama’)[2].
Akhlak merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan beragama, bermasyarakat dari berbangsa serta bernegara. Akhlak merupakan proses esensi aliran Islam disamping aqidah dan syariah. Karena dengan adat akan terbina mental dan jiwa seseorang untuk mempunyai hakekat kemanusiaan yang tinggi. Selain itu juga sanggup dilihat corak dan hakekat insan yang sebenarnya.

Dalam kurun yang serba modern menyerupai ini, semua isu dan pelosok dunia dengan gampang di ikuti oleh insan di muka bumi ini termasuk di Indonesia. Tidak menutup kemungkinan para anak atau siswa juga sanggup menyerap informasi-informasi tersebut yang sekaligus menimbulkan dampak bagi mereka. Dampak terscbut di samping ada yang bersifat aktual juga ada yang bersifat negatif, alasannya yaitu dampak dan luar belum tentu sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Oleh alasannya yaitu itu perlu adanya suatu filter dan juga sebagai patokan dalam bersikap dan bertingkah laris bagi anak dalam menghadapi tantangan ini.
Madrasah sebagai forum pendidikan agama formal yang juga sebagai kawasan anak untuk berguru merupakan salah satu filter dalam menghadapi saingan zaman yang semakin berkembang. Terlebih dalam pembentukan akhlaq, kondisi lingkungan edukatif akan menjadi siswa lebih interes dalam berbuat.
Dalam hal inilah terkadang anak apabila sudah terburu dengan harapan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri, terlebih lagi yang sifatnya kesenangan maka akan menjadi lupa, bahkan melupakan kepentingan yang lain. Demikian juga yang dialami siswa mungkin kegiatan yang dilakukan tidak mengganggu acara keagamaan. Mengingat agama sangat berperan dalam kehidupan manusia, sebagaimana yang dijelaskan oleh H.M. Hafi Anshari dalam bukunya, sebagai berikut :
Agama berperanan untuk membina dan mempersiapkan mental insan semoga supaya insan secara aktif melaksanakan tugas-tugasnya (motivator-dinamisator) dan dibutuhkan semoga bisa menunjukkan kestabilan dalam menghadapi banyak sekali kemungkinan yang berupa goncangan-goncangan/gejolak dan ketegangan psikis.[3]

Di sisi lain kualitas lingkungan akan sanggup dioptimalkan dengan adanya kualitas input. Input yang berkualitas sangat memilih kualitas hasil dalam pembentukan akhlaq. Statemen ini sesuai dengan anggapan bahwa pembentukan akhlaq hanya dibuat oleh keturunan.
Bertolak dari paparan di atas, sanggup diambil sebuah pengertian bahwa pendidikan itu sangat mensugesti pembentukan sikap atau adat seseorang terutama pendidikan agarna yang ditanamkan semenjak masa kanak-kanak baik oleh orang bau tanah di rumah, guru di sekolah maupun oleh masyarakat, maka ketika dewasanya nanti akan sangat mensugesti anak dalam pembentukan kebijaksanaan pekerti dan tingkah laku.
Karena itu penulis mengangkat permasalahan tersebut untuk mengadakan penelitian dengan judul “Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Pembentukan Akhlak Siswa di MI Assyafi’iyah Pikatan Wonodadi Blitar”. Meskipun topik ini bukan hal yang gres dalam pandangan penulis namun akan tetap menarik untuk dibicarakan atau dibahas apabila dikaji secara ilmiah dan mendalam.


0 Response to "Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Pembentukan Adat Siswa Di Mi Assyafi’Iyah Pikatan (Pai-33)"