Strategi Guru Agama Dalam Meningkatkan Prestasi Berguru Pendidikan Agama Islam Siswa Mi Ma’Dinul Ulum (Pai-31)

BAB I
PENDAHAULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Di dalam masyarakat, dari yang paling bodoh hingga yang paling maju, guru memegang peranan penting hampir tanpa terkecuali, guru merupakan satu diantara pembentuk-pembentuk utama calon warga masyarakat.[1]
Seorang guru sangat berperan sekali dalam dunia pendidikan salah satu kiprah yang harus dilaksanakan oleh guru di Sekolah ialah menawarkan pelayanan kepada para siswa biar mereka menjadi siswa atau anak didik selaras dengan tujuan sekolah itu. Sesungguhnya guru sangat besar jasanya dalam menghantarkan harkat dan martabat manusia, oleh lantaran itu guru perlu mendapatkan penghargaan yang sesuai dari semua pihak. Penghargaan terhadap guru bukan sekedar tuntutan para guru, namun merupakan kewajiban kita untuk melakukannya.[2]

Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pembangunan insan Indonesia seutuhnya, Karena itulah perlu adanya kiprah serta dari sumber daya yang handal dan tangguh, yaitu insan yang memiliki potensi dan kemampuan untuk mengisi dan memanfaatkan segala kemajuan yang ada. Sehingga untuk mengisi dan memanfaat segala kemajuan yanh ada diharapkan perjuangan dan strategi-strategi tertentu yang bertujuan mencetak dan membentuk sumber daya insan yang handal dan tangguh. Keterkaitan dengan sistem pendidikan nasional, terperinci disebutkan dalam rumusan tujuan pendidikan kita. Dalam pasal 3 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional N0. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa : Pendidikan nasional berfungsi membuatkan kemampuan dan membentuk tabiat serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi penerima didik biar menjadi insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, sanggup berdiri diatas kaki sendiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[3]


Dalam dunia pendidikan, taktik diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed a particular educational goal (J. R. David. 1976). Jadi, dengan demikian taktik pembelajaran sanggup diartikan sebagai perencanaan yang berisi wacana rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian diatas. Pertama, strategi pembelajaran merupakan planning tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan aneka macam sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan taktik yaitu pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan aneka macam kemudahan dan sumber mencar ilmu semuanya diarahkan dalam upaya pencapai tujuan. Oleh lantaran itu, sebelum memilih strategi, perlu dirumuskan tujuan yang terperinci yang sanggup diukur keberhasilannya, lantaran tujuan yaitu rohnya dalam implementasi suatu strategi.
Kemp (1995) menjelaskan bahwa taktik pembelajaran yaitu suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa biar tujuan pembelajaran sanggup dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan pendapat di atas, Dick adn Carey (1985) juga menyebutkan bahwa taktik pembelajaran itu yaitu suatu set materi dan mekanisme pembelajaran yang digunakan secara tolong-menolong untuk mengakibatkan hasil mencar ilmu pada siswa.[4]
Dari tiga definisi wacana taktik pembelajaran di atas, sanggup disimpulkan bahwa startegi pembelajaran itu meliputi: perencanaan, pemilihan metode, perumusan kbm, pemilihan materi dan mekanisme pembelajaran.
Berkaitan dengan judul diatas, guru agama sebagai tenaga pendidik  merupakan kunci penting dalam keberhasilan peningkatan mutu pendidikan agama islam, dalam hal ini guru agama merupakan titik sentral penting dalam perjuangan mereformasi pendidikan, dan mereka menjadi kunci penting dalam keberhasilan setiap perjuangan peningkatan prestasi mencar ilmu dan mutu pendidikan khususnya pendidikan agama islam. [5]
Strategi seorang guru agama untuk meningkatkan prestasi mencar ilmu siswa dalam pendidikan agama islam harus memakai metode dan mekanisme yang sesuai dengan sikap siswa, sehingga siswa termotivasi untuk mencar ilmu meningkatkan prestasi belajarnya yang lebih baik lagi.
Secara sederhana pendidikan agama islam sanggup diartikan sebagai pendidikan yang dilaksanakan dengan bersumber dan berdasar atas anutan (agama) islam. Sebagaimana kita maklumi, bahwa anutan islam bersumber dan menurut atas Al Qur’an, yang kemudian dicontoh teladankan aplikasinya dalam kehidupan konkret oleh Sunnah Nabi Muhammad saw. Oleh lantaran itu, untuk mendapatkan konsep yang dikehendaki oleh islam wacana pendidikan (konsep wacana pendidikan islam), kita harus menemukannya di dalam Al Qur’an, dengan cara menganalisa ayat-ayat Al Qur’an yang bekerjasama dengan pendidikan dan menganalisa penerapan serta aplikasinya dalam Sunnah Nabi Muhammad saw, dan sepanjang sejarah islam.[6]
Strategi lainnya seorang guru agama dalam meningkatkan prestasi mencar ilmu penerima didik guru harus memahami murid-muridnya, guru akan semakin gampang mendidik belum dewasa di sekolah, apabila eksklusif anak itu difahaminya benar-benar. Oleh lantaran itu baik sekali apabila seorang guru mengunjungi setiap orang renta muridnya, setidak-tidaknya orang renta murid yang anaknya mengakibatkan kesukaran dalam pendidikan agama islam, contohnya yang berkelakuan buruk, malas, mundur pelajarannya, keras kepala, dan sebagainya.
Kunjungan itu banyak faedahnya, antara lain :
1.    Dalam percakapan dengan orang renta banyak diperoleh keterangan-keterangan wacana anak itu.
2.    Guru berkenalan dengan orang tua, kelakuan anak kerap kali membayangkan orang tua.
3.    Orang renta menghargai perbuatan guru terhadap pendidikan anaknya. Ini mempererat kekerabatan orang renta dengan sekolah.
4.    Guru mengenal keadaan dan suasana dalam rumah tangga anak itu. Lingkungan rumah besar pengaruhnya terhadap kelakuan seorang anak.
5.    Guru sanggup memberi petunjuk-petunjuk untuk memperbaiki kelakuan anak-anak. Ini harus dilakukan dengan bijaksana, jangan menyinggung hati orang tua.
Pandangan guru dan pendapat orang renta wacana seorang anak kadang kala berlainan. Kelakuan anak dirumah acap kali jauh berbeda dengan di sekolah. Ini bila dirumah ia malas, keras kepala, di sekolah ia rajin dan patuh, kelakuannya baik pula atau sebaliknya.[7]
Mengenai pola pembelajaran yang efektif, biasanya guru menyajikan informasi kepada sejumlah siswa dengan memakai metode ceramah, berbicara dengan informal, menulis dipapan tulis, memperagakan, dan memakai materi pandang dengar.
Ketiga pola ini (penyajian di kelas, mencar ilmu mandiri, dan interaksi guru-siswa) yaitu kategori yang mengelompokkan sebagian besar metode pengajaran dan pembelajaran. Setiap kegiatan pengajaran, apakah yang ditentukan guru atau yang diperuntukkan bagi murid untuk mencar ilmu mandiri, ada hubungannya dengan salah satu dari ketiga pola ini. Kita tidak sanggup memakai ketiga pola ini dengan sembarangan saat merencanakan aktivitas pengajaran.[8]
Maka itulah guru harus sanggup menjadi pola (suri teladan) bagi penerima didik, lantaran intinya guru yaitu representasi dari sekelompok orang pada suatu komunitas atau masyarakat yang diharapkan sanggup menjadi teladan, yang sanggup digugu dan ditiru.
Perubahan dalam cara mengajar guru sanggup dilatihkan melalui peningkatan kemampuan mengajar sehingga kebiasaan usang yang kurang efektif sanggup segera terdeteksi dan perlahan-lahan dihilangkan. Untuk itu, maka perlu adanya perubahan kebiasaan dalam cara mengajar guru yang diharapkan akan kuat pada cara mencar ilmu siswa, diantaranya sebagai berikut.
1.      Memperkecil kebiasaan cara mengajar guru gres (calon guru) yang cepat merasa puas dalam mengajar apabila banyak menyajikan informasi (ceramah) dan terlalu mendominasi kegiatan mencar ilmu penerima didik.
2.      Guru hendaknya berperan sebagai pengarah, pembimbing, pemberi kemudahan dengan menyediakan aneka macam kemudahan belajar, pemberi proteksi kepada penerima didik yang menerima kesulitan belajar, dan pencipta kondisi yang merangsang dan menantang penerima didik untuk berfikir dan bekerja (melakukan).
3.      Mengubah dari sekedar metode ceramah dengan aneka macam variasi metode yang lebih relevan dengan tujuan pembelajaran, memperkecil kebiasaan cara mencar ilmu yang gres merasa mencar ilmu dan puas kalau banyak mendengarkan dan mendapatkan informasi (diceramahi) guru, atau gres mencar ilmu kalau ada guru.
4.      Guru hendaknya bisa menyiapkan aneka macam jenis sumber mencar ilmu sehingga penerima didik sanggup mencar ilmu secara sanggup berdiri diatas kaki sendiri dan bekelompok, percaya diri, terbuka untuk saling memberi dan mendapatkan pendapat orang lain, serta membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi.[9]
Melihat pentingnya taktik guru agama yang digunakan dalam pembelajaran, sangat kuat untuk menunjang keberhasilan siswa dalam meningkatkan prestasi mencar ilmu pendidikan agama islam di MI Ma’dinul Ulum Campurdarat ini. Karena dilihat dari latar belakangnya siswa masih dibawah dingklik sekolah dasar, yang mana siswa sangat minim pengalaman dan sangat membutuhkan bimbingan guru dalam kegiatan pembelajaran dikelas dengan memakai taktik yang bervariasi dalam membawakan pelajaran, biar siswa bisa mencerna setiap pelajaran yang dibawakan oleh gurunya tersebut


0 Response to "Strategi Guru Agama Dalam Meningkatkan Prestasi Berguru Pendidikan Agama Islam Siswa Mi Ma’Dinul Ulum (Pai-31)"