Pengertian Kualitas Pelayanan Dan Bentuk-Bentuk Kualitas Pelayanan



Setiap organisasi modern dan maju senantiasa mengedepankan bentuk-bentuk aktualisasi kualitas layanan. Kualitas layanan yang dimaksud ialah memperlihatkan bentuk pelayanan yang optimal dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, cita-cita dan kepuasan dari masyarakat yang meminta pelayanan dan yang meminta dipenuhi pelayanannya. Parasuraman (2001:26) mengemukakan konsep kualitas layanan yang berkaitan dengan kepuasan ditentukan oleh lima unsur yang biasa dikenal dengan istilah kualitas layanan “RATER” (responsiveness, assurance, tangible, empathy dan reliability). Konsep kualitas layananRATER pada dasarnya ialah membentuk sikap dan sikap dari pengembang pelayanan untuk memperlihatkan bentuk pelayanan yang berpengaruh dan mendasar, supaya menerima evaluasi sesuai dengan kualitas layanan yang diterima. Inti dari konsep kualitas layanan ialah memperlihatkan segala bentuk aktualisasi kegiatan pelayanan yang memuaskan orang-orang yang mendapatkan pelayanan sesuai dengan daya tanggap (responsiveness), menumbuhkan adanya jaminan (assurance), memperlihatkan bukti fisik (tangible)yang sanggup dilihatnya, berdasarkan tenggang rasa (empathy) dari orang-orang yang memperlihatkan pelayanan sesuai dengan kehandalannya (reliability) menjalankan kiprah pelayanan yang diberikan secara konsekuen untuk memuaskan yang mendapatkan pelayanan. 

Berdasarkan inti dari konsep kualitas layanan “RATER” kebanyakan organisasi kerja yang menjadikan konsep ini sebagai pola dalam menerapkan aktualisasi layanan dalam organisasi kerjanya, dalam memecahkan banyak sekali bentuk kesenjangan (gap) atas banyak sekali pelayanan yang diberikan oleh pegawai dalam memenuhi tuntutan pelayanan masyarakat. Aktualisasi konsep “RATER” juga diterapkan dalam penerapan kualitas layanan pegawai baik pegawai pemerintah maupun non pemerintah dalam meningkatkan prestasi kerjanya. 
Bentuk Kualitas Pelayanan Lebih jelasnya sanggup diuraikan mengenai bentuk-bentuk aplikasi kualitas layanan dengan menerapkan konsep “RATER” yang dikemukakan oleh Parasuraman (2001:32) sebagai berikut: 

1 .Daya tanggap (Responsiveness) 

Setiap pegawai dalam memperlihatkan bentuk-bentuk pelayanan, mengutamakan aspek pelayanan yang sangat menghipnotis sikap orang yang menerima pelayanan, sehingga diharapkan kemampuan daya tanggap dari pegawai untuk melayani masyarakat sesuai dengan tingkat penyerapan, pengertian, ketidaksesuaian atas banyak sekali hal bentuk pelayanan yang tidak diketahuinya. Hal ini memerlukan adanya klarifikasi yang bijaksana, mendetail,membina, mengarahkan dan membujuk  agar menyikapi segala bentuk-bentuk mekanisme dan mekanisme kerja yang berlaku dalam suatu organisasi, sehingga bentuk pelayanan menerima respon positif (Parasuraman, 2001:52).  Tuntutan pelayanan yang menyikapi banyak sekali keluhan dari bentuk-bentuk pelayanan yang diberikan menjadi suatu respek positif dari daya tanggap pemberi pelayanan dan yang mendapatkan pelayanan. Seyogyanya pihak yang memperlihatkan pelayanan apabila menemukan orang yang dilayani kurang mengerti atas banyak sekali syarat mekanisme atau mekanisme, maka perlu diberikan suatu pengertian dan pemahaman yang terang secara bijaksana, berwibawa dan memperlihatkan banyak sekali alternatif kemudahan untuk mengikuti syarat pelayanan yang benar, sehingga kesan dari orang yang menerima pelayanan memahami atau tanggap terhadap keinginan orang yang dilayani. 

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); text only


Pada prinsipnya, inti dari bentuk pelayanan yang diterapkan dalam suatu instansi atau kegiatan pelayanan kerja yaitu memperlihatkan pelayanan sesuai dengan tingkat ketanggapan atas permasalahan pelayanan yang diberikan. Kurangnya ketanggapan tersebut dari orang yang mendapatkan pelayanan, alasannya ialah bentuk pelayanan tersebut gres dihadapi pertama kali, sehingga memerlukan banyak informasi mengenai syarat dan mekanisme pelayanan yang cepat, gampang dan lancar, sehingga pihak pegawai atau pemberi pelayanan seyogyanya menuntun orang yang dilayani sesuai dengan penjelasan-penjelasan yang mendetail, singkat dan terang yang tidak menjadikan  berbagai pertanyaan atau hal-hal yang menjadikan keluh kesah dari orang yang  mendapat pelayanan. Apabila hal ini dilakukan dengan baik, berartipegawai tersebut mempunyai kemampuan daya tanggap terhadap pelayanan yang diberikan yang menjadi penyebab terjadinya pelayanan yang optimal sesuai dengan tingkat kecepatan, kemudahan dan kelancaran dari suatu pelayanan yang ditangani oleh pegawai (Parasuraman, 2001:63). 

Suatu organisasi sangat menyadari pentingnya kualitas layanan daya tanggap atas pelayanan yang diberikan. Setiap orang yang menerima pelayanan sangat membutuhkan klarifikasi atas pelayanan yang diberikan supaya pelayanan tersebut terang dan dimengerti. Untuk mewujudkan dan merealisasikan hal tersebut, maka kualitas layanan daya tanggap mempunyai peranan penting atas pemenuhan banyak sekali klarifikasi dalam kegiatan pelayanan kepada masyarakat. Apabila pelayanan daya tanggap diberikan dengan baik atas klarifikasi yang bijaksana, klarifikasi yang mendetail, klarifikasi yang membina, klarifikasi yang mengarahkan dan yang bersifat membujuk, apabila hal tersebut secara terang dimengerti oleh individu yang menerima pelayanan, maka secara eksklusif pelayanan daya tanggap dianggap berhasil, dan ini menjadi suatu bentuk keberhasilan prestasi kerja. Margaretha (2003:163) kualitas layanan daya tanggap ialah suatu bentuk pelayanan dalam memperlihatkan penjelasan, supaya orang yang diberi pelayanan tanggap dan menanggapi pelayanan yang diterima, sehingga diharapkan adanya unsur kualitas layanan daya tanggap sebagai berikut: 


a. Memberikan klarifikasi secara bijaksana sesuai dengan bentuk-bentuk pelayanan yang dihadapinya. Penjelasan bijaksana tersebut mengantar individu yang menerima pelayanan bisa mengerti dan menyetujui segala bentuk pelayanan yang diterima. 

b. Memberikan klarifikasi yang mendetail yaitu bentuk klarifikasi yang substantif dengan dilema pelayanan yang dihadapi, yang bersifat jelas, transparan, singkat dan sanggup dipertanggungjawabkan. 

c. Memberikan training atas bentuk-bentuk pelayanan yang dianggap masih kurang atau belum sesuai dengan syarat-syarat atau mekanisme pelayanan yang ditunjukkan. 

d. Mengarahkan setiap bentuk pelayanan dariindividu yang dilayani untuk menyiapkan, melaksanakan dan mengikuti banyak sekali ketentuan pelayanan yang harus dipenuhi. 

e. Membujuk orang yang dilayani apabila menghadapi suatu permasalahan yang dianggap bertentangan, berlawananatau tidak sesuai dengan mekanisme dan ketentuan yang berlaku. 

Uraianuraian di atas menjadi suatu interpretasi yang banyak dikembangkan dalam suatu organisasi kerja yang memperlihatkan kualitas layanan yang sesuai dengan daya tanggap atas banyak sekali pelayanan yang ditunjukkan. Inti dari pelayanan daya tanggap dalam suatu organisasi berupa dukungan banyak sekali klarifikasi dengan bijaksana, mendetail, membina, mengarahkan dan membujuk. 

Apabila hal ini sanggup diimplementasikan dengan baik, dengan sendirinya kualitas layanan daya tanggap akan menjadi cermin prestasi kerja pegawai yang ditunjukkan dalam pelayanannya. 

2 .Jaminan (Assurance) 

Setiap bentuk pelayanan memerlukan adanya kepastian atas pelayanan yang diberikan. Bentuk kepastian dari suatu pelayanan sangat ditentukan oleh jaminan dari pegawai yang memperlihatkan pelayanan, sehingga orang yang mendapatkan pelayanan merasa puas dan yakin bahwa segala bentuk urusan pelayanan yang dilakukan atas tuntas dan simpulan sesuai dengan kecepatan, ketepatan, kemudahan, kelancaran dan kualitas layanan yang diberikan (Parasuraman, 2001:69). 

Jaminan atas pelayanan yang diberikan oleh pegawai sangat ditentukan oleh performance atau kinerja pelayanan, sehingga diyakini bahwa pegawai tersebut bisa memperlihatkan pelayanan yang handal, berdikari dan profesional yang berdampak pada kepuasan pelayanan yang diterima. Selain dari performance tersebut, jaminan dari suatu pelayanan juga ditentukan dari adanya akad organisasi yang kuat, yang menganjurkan supaya setiap pegawai memperlihatkan pelayanan secara serius dan sungguh-sungguh untuk memuaskan orang yang dilayani. Bentuk jaminan yang lain yaitu jaminan terhadap pegawai yang mempunyai sikap kepribadian (personality behavior) yang baik dalam memperlihatkan pelayanan, tentu akan berbeda pegawai yang mempunyai budpekerti atau aksara yang kurang baik dan yang kurang baik dalam memperlihatkan pelayanan (Margaretha, 2003:201). 

Inti dari bentuk pelayanan yang meyakinkan pada dasarnya bertumpu kepada kepuasan pelayanan yang ditunjukkan oleh setiap pegawai, akad organisasi yang memperlihatkan dukungan pelayanan yang baik, dan sikap dari pegawai dalam memperlihatkan pelayanan, sehingga dampak yang ditimbulkan dari segala kegiatan pelayanan tersebut diyakini oleh orang-orang yang mendapatkan pelayanan, akan dilayani dengan baik sesuai dengan bentuk-bentuk pelayanan yang sanggup diyakini sesuai dengan kepastian pelayanan. 

Melihat kenyataan kebanyakan organisasi modern cukup umur ini diperhadapkan oleh adanya banyak sekali bentuk penjaminan yang sanggup meyakinkan atas banyak sekali bentuk pelayanan yang sanggup diberikan oleh suatu organisasi sesuai dengan prestasi kerja yang ditunjukkannya. Suatu organisasi sangat membutuhkan adanya kepercayaan memperlihatkan pelayanan kepada orang-orang yang dilayaninya. Untuk memperoleh suatu pelayanan yang meyakinkan, maka setiap pegawai berupaya untuk memperlihatkan kualitas layanan yang meyakinkan sesuai dengan bentuk-bentuk pelayanan yang memuaskan yang diberikan, bentuk-bentuk pelayanan yang sesuai dengan akad organisasi yang ditunjukkan dan memperlihatkan kepastian pelayanan sesuai dengan sikap yang ditunjukkan. Margaretha (2003:215) suatu organisasi kerja sangat memerlukan adanya kepercayaan yang diyakini sesuai dengan kenyataan bahwa organisasi tersebut bisa memperlihatkan kualitas layanan yang sanggup dijamin sesuai dengan: 

a. Mampu memperlihatkan kepuasan dalam pelayanan yaitu setiap pegawai akan memperlihatkan pelayanan yang cepat, tepat, mudah, lancar dan berkualitas, dan hal tersebut menjadi bentuk konkrit yang memuaskan orang yang menerima pelayanan. 

b. Mampu memperlihatkan akad kerja yang tinggi sesuai dengan bentuk- bentuk integritas kerja, etos kerja dan budaya kerja yang sesuai dengan aplikasi dari visi, misi suatu organisasi dalam memperlihatkan pelayanan. 

c. Mampu memperlihatkan kepastian atas pelayanan sesuai dengan sikap yang ditunjukkan, supaya orang yang menerima pelayanan yakin sesuai dengan sikap yang dilihatnya. 

Uraian ini menjadi suatu evaluasi bagi suatu organisasi dalam memperlihatkan kualitas layanan asuransi (meyakinkan) kepada setiap orang yang diberi pelayanan sesuai dengan bentuk-bentuk kepuasan pelayanan yang sanggup diberikan, memperlihatkan pelayanan yang sesuai dengan akad kerja yang ditunjukkan dengan sikap yang menarik, meyakinkan dan sanggup dipercaya, sehingga segala bentuk kualitas layanan yang ditunjukkan sanggup diandalkan dan menjadi aktualisasi pencerminan prestasi kerja yang sanggup dicapai atas pelayanan kerja. 


3 Bukti Fisik (Tangible) 

Pengertian bukti fisik dalam kualitas layanan ialah bentuk aktualisasi nyata secara fisik sanggup terlihat atau dipakai oleh pegawai sesuai dengan penggunaan dan pemanfaatannya yang sanggup dirasakan membantu pelayanan yang diterima oleh orang yang menginginkan pelayanan, sehingga puas atas pelayanan yang dirasakan, yang sekaligus memperlihatkan prestasi kerja atas dukungan pelayanan yang diberikan (Parasuraman, 2001:32). 

Berarti dalam memperlihatkan pelayanan, setiap orang yang menginginkan pelayanan sanggup mencicipi pentingnya bukti fisik yang ditunjukkan oleh pengembang pelayanan, sehingga pelayanan yang diberikan memperlihatkan kepuasan. Bentuk pelayanan bukti fisik biasanya berupa sarana dan prasarana pelayanan yang tersedia, teknologi pelayanan yang digunakan, performance pemberi pelayanan yang sesuai dengan karakteristik pelayanan yang diberikan dalam memperlihatkan prestasi kerja yang sanggup diberikan dalam bentuk pelayanan fisik yang sanggup dilihat. 

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); text only


Bentuk-bentuk pelayanan fisik yang ditunjukkan sebagai kualitas layanan dalam rangka meningkatkan prestasi kerja, merupakan salah satu pertimbangan dalam administrasi organisasi. Arisutha (2005:49) menyatakan prestasi kerja yang ditunjukkan oleh individu sumberdaya manusia, menjadi evaluasi dalam mengaplikasikan kegiatan kerjanya yang sanggup dinilai dari bentuk pelayanan fisik yang ditunjukkan. Biasanya bentuk pelayanan fisik tersebut berupa kemampuan memakai dan memanfaatkan segala akomodasi alat dan perlengkapan di dalam memperlihatkan pelayanan, sesuai dengan kemampuan penguasaan teknologi yang ditunjukkan secara fisik dan bentuk tampilan dari pemberi pelayanan sesuai dengan sikap yang ditunjukkan. Dalam banyak organisasi, kualitas layanan fisik terkadang menjadi hal penting dan utama, alasannya ialah orang yang menerima pelayanan sanggup menilai dan merasakankondisi fisik yang dilihat secara eksklusif dari pemberi pelayanan baik menggunakan, mengoperasikan dan menyikapi kondisi fisik suatu pelayanan. 

Tidak sanggup dipungkiri bahwa dalam suatu organisasi modern dan maju, pertimbangan dari para pengembang pelayanan, senantiasa mengutamakan bentuk kualitaskondisi fisik yang sanggup memperlihatkan apresiasi terhadap orang yang memberi pelayanan. Martul (2004:49) menyatakan bahwa kualitas layanan berupa kondisi fisik merupakan bentuk kualitas layanan nyata yang memperlihatkan adanya apresiasi dan membentuk imej positif bagi setiap individu yang dilayaninya dan menjadi suatu evaluasi dalam memilih kemampuan dari pengembang pelayanan tersebut memanfaatkan segala kemampuannya untuk dilihat secara fisik, baik dalam memakai alat dan perlengkapan pelayanan, kemampuan menginovasi dan mengadopsi teknologi, dan memperlihatkan suatu performance tampilan yang cakap, berwibawa dan mempunyai integritas yang tinggi sebagai suatu wujud dari prestasi kerja yang ditunjukkan kepada orang yang menerima pelayanan. 

Selanjutnya, tinjauan Margaretha (2003:65) yang melihat dinamika dunia kerja cukup umur ini yang mengedepankan pemenuhan kebutuhan pelayanan masyarakat maka, identifikasi kualitas layanan fisik mempunyai peranan penting dalam memperlihatkan kondisi-kondisi fisik pelayanan tersebut. Identifikasi kualitas layanan fisik (tangible) sanggup tercermin dari aplikasi lingkungan kerja berupa: 

a. Kemampuan memperlihatkan prestasi kerja pelayanan dalam memakai alat dan perlengkapan kerja secara efisien dan efektif. 

b. Kemampuan memperlihatkan penguasaan teknologi dalam banyak sekali saluran data dan inventarisasi otomasi kerja sesuai dengan dinamika dan perkembangan dunia kerja yang dihadapinya. 

c. Kemampuan memperlihatkan integritas diri sesuai dengan penampilan yang memperlihatkan kecakapan, kewibawaan dan pengabdian kerja. 

Uraian ini secara umum memperlihatkan suatu indikator yang terang bahwa kualitas layanan sangat ditentukan berdasarkan kondisi fisik pelayanan, yang inti pelayanannya yaitu kemampuan dalam memakai alat dan perlengkapan kerja yang sanggup dilihat secara fisik, bisa memperlihatkan kemampuan secara fisik dalam banyak sekali penguasaan teknologi kerja dan memperlihatkan penampilan yang sesuai dengan kecakapan, kewibawaan dan pengabdian kerja. 

4 Empati (Empathy) 

Setiap kegiatan atau kegiatan pelayanan memerlukan adanya pemahaman dan pengertian dalam kebersamaan perkiraan atau kepentingan terhadap suatu hal yang berkaitan dengan pelayanan. Pelayanan akan berjalan dengan lancar dan berkualitas apabila setiap pihak yang berkepentingan dengan pelayanan mempunyai adanya rasa tenggang rasa (empathy) dalam menuntaskan atau mengurus atau mempunyai akad yang sama terhadap pelayanan (Parasuraman, 2001:40). 

Empati dalam suatu pelayanan ialah adanya suatu perhatian, keseriusan, simpatik, pengertian dan keterlibatan pihak-pihak yang berkepentingan dengan pelayanan untuk berbagi dan melaksanakan kegiatan pelayanan sesuai dengan tingkat pengertian dan pemahaman dari masing masing pihak tersebut. Pihak yang memberi pelayanan harus mempunyai tenggang rasa memahami masalah dari pihak yang ingin dilayani. Pihak yang dilayani seyogyanya memahami keterbatasan dan kemampuan orang yang melayani, sehingga keterpaduan antara pihak yang melayani dan menerima pelayanan mempunyai perasaan yang sama. 

Artinya setiap bentuk pelayanan yang diberikan kepada orang yang dilayani diharapkan adanya tenggang rasa terhadap banyak sekali masalah yang dihadapi orang yang membutuhkan pelayanan. Pihak yang menginginkan pelayanan membutuhkan adanya rasa kepedulian atas segala bentuk pengurusan pelayanan, dengan mencicipi dan memahami kebutuhan tuntutan pelayanan yang cepat, mengerti banyak sekali bentuk perubahan pelayanan yang menimbulkan adanya keluh kesah dari bentuk pelayanan yang harus dihindari, sehingga pelayanan tersebut berjalan sesuai dengan kegiatan yang diinginkan oleh pemberi pelayanan dan yang membutuhkan pelayanan. 

Berarti tenggang rasa dalam suatu organisasi kerja menjadi sangat penting dalam memperlihatkan suatu kualitas layanan sesuai prestasi kerja yang ditunjukkan oleh seorang pegawai. Empati tersebut mempunyai inti yaitu bisa memahami orang yang dilayani dengan penuh perhatian, keseriusan, simpatik, pengertian dan adanya keterlibatan dalam banyak sekali permasalahan yang dihadapi orang yang dilayani. Margaretha (2003:78) bahwa suatu bentuk kualitas layanan dari tenggang rasa orang-orang pemberi pelayanan terhadap yang mendapatkan pelayanan harus diwujudkan dalam lima hal yaitu: 

a. Mampu memperlihatkan perhatian terhadap banyak sekali bentuk pelayanan yang diberikan, sehingga yang dilayani merasa menjadi orang yang penting. 

b. Mampu memperlihatkan keseriusan atas kegiatan kerja pelayanan yang diberikan, sehingga yang dilayani mempunyai kesan bahwa pemberi pelayanan menyikapi pelayanan yang diinginkan. 

c. Mampu menandakan rasa simpatik atas pelayanan yang diberikan, sehingga yang dilayani merasa mempunyai wibawa atas pelayanan yang dilakukan. 

d. Mampu memperlihatkan pengertian yang mendalam atas banyak sekali hal yang diungkapkan, sehingga yang dilayani menjadi lega dalam menghadapi bentuk- bentuk pelayanan yang dirasakan. 

e. Mampu memperlihatkan keterlibatannya dalam memperlihatkan pelayanan atas banyak sekali hal yang dilakukan, sehingga yang dilayani menjadi tertolong menghadapi banyak sekali bentuk kesulitan pelayanan. 

Bentuk-bentuk pelayanan ini menjadi suatu yang banyak dikembangkan oleh para pengembang organisasi, khususnya bagi pengembang pelayanan modern, yang bertujuan memperlihatkan kualitas layanan yang sesuai dengan dimensi tenggang rasa atas banyak sekali bentuk-bentuk permasalahan pelayanan yang dihadapi oleh yang membutuhkan pelayanan, sehingga dengan dimensi tenggang rasa ini, seorang pegawai memperlihatkan kualitas layanan sesuai dengan prestasi kerja yang ditunjukkan. 

5 Kehandalan (Reliability) 

Setiap pelayanan memerlukan bentuk pelayanan yang handal, artinya dalam memperlihatkan pelayanan, setiap pegawai diharapkan mempunyai kemampuan dalam pengetahuan, keahlian, kemandirian, penguasaan dan profesionalisme kerja yang tinggi, sehingga kegiatan kerja yang dikerjakan menghasilkan bentuk pelayanan yang memuaskan, tanpa ada keluhan dan kesan yang hiperbola atas pelayanan yang diterima oleh masyarakat (Parasuraman, 2001:48). 

Tuntutan kehandalan pegawai dalam memperlihatkan pelayanan yang cepat, tepat, gampang dan lancar menjadi syarat evaluasi bagi orang yang dilayani dalam memperlihatkan aktualisasi kerja pegawai dalam memahami lingkup dan uraian kerja yang menjadi perhatian dan fokus dari setiap pegawai dalam memperlihatkan pelayanannya. 

Inti pelayanan kehandalan ialah setiap pegawai mempunyai kemampuan yang handal, mengetahui mengenai seluk belum mekanisme kerja, mekanisme kerja, memperbaiki banyak sekali kekurangan atau penyimpangan yang tidak sesuai dengan mekanisme kerja dan bisa menunjukkan, mengarahkan dan memperlihatkan kode yang benar kepada setiap bentuk pelayanan yang belum dimengerti oleh masyarakat, sehingga memberi dampak positif atas pelayanan tersebut yaitu pegawai memahami, menguasai, handal, berdikari dan profesional atas uraian kerja yang ditekuninya (Parasuraman, 2001:101). 

Kaitan dimensi pelayanan reliability (kehandalan) merupakan suatu yang sangat penting dalam dinamika kerja suatu organisasi. Kehandalan merupakan bentuk ciri khas atau karakteristik dari pegawai yang mempunyai prestasi kerja tinggi. Kehandalandalam dukungan pelayanan sanggup terlihat dari kehandalan memperlihatkan pelayanan sesuai dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki, kehandalan dalam terampil menguasai bidang kerja yang diterapkan, kehandalan dalam penguasaan bidang kerja sesuai pengalaman kerja yang ditunjukkan dan 

kehandalan memakai teknologi kerja. Sunyoto (2004:16) kehandalan dari  suatu individu organisasi dalam memperlihatkan pelayanan sangat diharapkan untuk menghadapi gerak dinamika kerja yang terus bergulir menuntut kualitas layanan yang tinggi sesuai kehandalan individu pegawai. Kehandalan dari seorang pegawai yang berprestasi, sanggup dilihat dari: 

a. Kehandalan dalam memperlihatkan pelayanan yang sesuai dengan tingkat pengetahuan terhadap uraian kerjanya. 

b. Kehandalan dalam memperlihatkan pelayanan yang terampil sesuai dengan tingkat keterampilan kerja yang dimilikinya dalam menjalankan kegiatan pelayanan yang efisien dan efektif. 

c. Kehandalan dalam memperlihatkan pelayanan yang sesuai dengan pengalaman kerja yang dimilikinya, sehingga penguasaan wacana uraian kerja sanggup dilakukan secara cepat, tepat, gampang dan berkualitas sesuai pengalamannya. 

d. Kehandalan dalam mengaplikasikan penguasaan teknologi untuk memperoleh pelayanan yang akurat dan memuaskan sesuai hasil output penggunaan teknologi yang ditunjukkan. 

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka sanggup dipahami bahwa kualitas layanan dari kehandalan dalam suatu organisasi sanggup ditunjukkan kehandalan pemberi pelayanan sesuai dengan bentuk-bentuk karakteristik yang dimiliki oleh pegawai tersebut, sesuai dengan keberadaan organisasi tersebut. Seorang pegawai sanggup handal apabila tingkat pengetahuannya dipakai dengan baik dalam memperlihatkan pelayanan yang handal, kemampuan keterampilan yang dimilikinya  diterapkan sesuai dengan penguasaan talenta yang terampil, pengalaman kerja mendukung setiap pegawai untuk melaksanakan kegiatan kerjanya secara handal dan penggunaan teknologi menjadi syarat dari setiap pegawai yang handal untuk melaksanakan banyak sekali bentuk kreasi kerja untuk memecahkan banyak sekali permasalahan kerja yang dihadapinya secara handal.

0 Response to "Pengertian Kualitas Pelayanan Dan Bentuk-Bentuk Kualitas Pelayanan"