Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Uang Kuasi Di Indonesia (Bank-25)

A. Latar Belakang Masalah
Salah satu studi yang masih menimbulkan kontroversi hingga ketika ini, khususnya dibidang moneter, yaitu wacana undangan uang. Kontroversi tersebut berawal dari dua kutub utama dalam undangan uang, yaitu mashab keynes dan mashab monetaris. Kunci utama aliran keynes terletak pada suku bunga sedangkan mashab monetaris mengacu pada stok uang. Perdebatan kedua mashab tersebut tidak terbatas pada perdebatan teoritis, namun juga merambat pada perdebatan empiris.


Dengan makin berkembangnya teknologi, aktifitas ekonomi, perbankan dan forum keuangan menjadi semakin maju. Derajad kepekaan (responsiveness) variabel–variabel moneter, khususnya suku bunga domestik, menjadi semakin tinggi terhadap perubahan variabel moneter internasional. Fakta tersebut memperlihatkan bahwa pembatas antara ekonomi domestik dengan ekonomi intenasional menjadi semakin luntur. Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi, menciptakan para pelaku ekonomi menjadi semakin cerdas dalam mengurai warta ekonomi yang diterimanya.

Masih terkait dengan kemajuan teknologi, perkembangan analisispun juga terbawa dalam proses kemajuan. Analisis yang berkembang ketika ini bukan hanya sekedar menyajikan hubungan dalam jangka panjang yang bersifat statis, namun juga telah bisa menganalisis kondisi jangka pendek dengan menampilkan banyak sekali metode analisis. 
Teori undangan uang merupakan penggalan dari pilihan alokasi sumber daya yang langka. Seluruh anggota masyarakat hanya mempunyai sumber daya terbatas yang tersedia pada mereka dalam bentuk pendapatan kini dan aktiva total yang terkumpul. Oleh lantaran itu mereka harus menciptakan pilihan yang menyangkut alokasi mereka.
Jika mereka menentukan lebih banyak konsumsi, mereka harus menyimpan lebih sedikit aktiva total. Jika mereka menentukan untuk menyimpan lebih banyak jenis aktiva yang satu mereka harus menyimpan lebih sedikit aktiva yang lain. Mereka harus menyeimbangkan terus menerus laba menyimpan yang satu lebih banyak terhadap kerugian menyimpan yang lain lebih sedikit.
Meletakkan permasalahan dengan cara ini menimbulkan pertanyaan mengapa orang-orang menentukan untuk menyimpan saldo uang. Uang biasanya tidak menghasilkan pendapatan yang eksplisit, atau paling banter, hanya tingkat hasil yang rendah dibandingkan dengan hasil aktiva lain. Tetapi menyimpan uang berarti mengorbankan sesuatu, kerugiannya yaitu kepuasan atau pendapatan yang dikorbankan dengan menyimpan uang dan bukan memakai dana ini untuk manfaat lain.

Kenyataan bahwa orang menentukan untuk menyimpan sejumlah tertentu saldo uang dengan biaya alternatif yang menarik memberi kesan bahwa menyimpan uang niscaya menghasilkan semacam laba terhadap individu itu. Hal ini diakibatkan oleh kualitas uang akseptabilitasya yang umum dalam pembayaran, likuiditasnya yang sempurna, dan keamanannya dalam arti bahwa uang tidak menurun nilainya (depresiasi) dilihat dari segi uang. Memang sebagaimana akan kita lihat, sifat-sifat uang ini menimbulkan beberapa alasan yang berbeda untuk menyimpan uang. 
Beberapa studi yang menampilkan analisis jangka panjang dengan pendekatan yang relatif wacana undangan uang. Studi ini diarahkan pada beberapa persoalan, yang pertama menganalisis dalam perspektif jangka pendek maupun jangka panjang wacana undangan uang terutama uang kuasi, yang didefenisikan sebagai aset moneter yang mempunyai likuiditas tinggi, namun secara eksklusif tidak sanggup berfungsi sebagai medium of exchange. Yang termasuk dalam kategori uang kuasi yaitu deposito berjangka baik dalam bentuk rupiah maupun dalam bentuk valuta asing.
Disamping itu, studi ini juga akan mengamati bagaimana sikap masyarakat dalam memegang uang kuasi. Mengamati stabilitas undangan uang kuasi ini sangat penting lantaran terkait dengan efektif tidaknya kebijakan pemerintah, dalam hal ini Bank Indonesia, untuk memakai instrumen suku bunga dan valuta absurd sebagai instrumen kebijakan, pada dua masa yang mempunyai kondisi berbeda yaitu normal dan kondisi krisis.

Perkembangan perekonomian dunia sampaumur ini ditandai dengan semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan tersebut melalui serangkaian deregulasi keuangan dan perbankan yang di mulai tahun 1983. Implikasi dari deregulasi tersebut yaitu semakin meningkatnya integrasi dan interaksi antar banyak sekali unsur ekonomi yang menimbulkan struktur ekonomi menjadi dinamis dan kompleks. 

Struktur ekonomi yang kompleks akan merubah sikap pelaku ekonomi yang diindikasikan dengan munculnya banyak sekali fenomena yang relatif gres bagi perekonomian Indonesia. Perkembangan industri keuangan non-bank menyerupai pasar modal akan mendorong terjadinya disintermediasi dan perubahan sikap investasi. 
Selain itu, terlihat pula tanda-tanda merenggangnya hubungan antar variabel makro ekonomi. Kondisi ini pada alhasil akan mempersulit otoritas moneter untuk mengambil keputusan dalam administrasi moneternya. Di Indonesia, kebijakan moneter sepenuhnya diserahkan kepada otoritas moneter yaitu Bank Indonesia. Dalam hal ini, jumlah uang beredar merupakan alat yang dipakai oleh Bank Indonesia dalam menetapkan kebijakan moneter. Jumlah uang beredar dipengaruhi oleh berapa besarnya jumlah uang kartal, jumlah tabungan masyarakat dan jumlah uang kuasi. 

Jumlah uang kuasi di suatu negara dipengaruhi banyaknya faktor-faktor antara lain kebijakan pemerintah, politik, dan keamanan. Selain itu faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu tingkat suku bunga, tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya, jumlah uang yang beredar, inflasi, ramalan mengenai keadaan ekonomi masa depan, tingkat laba yang diramalkan akan diperoleh, dan laba yang diperoleh perusahaan .

Berdasarkan data statistik jumlah perkembangan uang kuasi di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup bervariasi. Perkembangan jumlah uang kuasi di Indonesia dalam kurun waktu 1996 hingga tahun 2005 sanggup dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Perkembangan Jumlah Uang Kuasi di Indonesia
Selama Periode 1996 – 2005 (Milyar Rp)

Tahun Jumlah Uang Kuasi
(Milyar Rp) Pertumbuhan
(%)
1996 224.543 -
1997 277.300 23,50
1998 476.184 71,72
1999 521.572 9,53
2000 584.842 12,13
2001 666.322 13,93
2002 691.969 3,85
2003 731.893 5,77
2004 779.709 6,53
2005 921.310 18,16
Sumber: Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia

Seperti terlihat pada Tabel di atas perkembangan jumlah uang kuasi di Indonesia selama periode 1996-2005 mengalami pertumbuhan yang bervariasi. Data statistik memperlihatkan pada setiap tahunnya jumlah uang kuasi selalu mengalami pertambahan, peningkatan yang berarti terjadi dari tahun 1997 hingga dengan tahun 1998, ini merupakan dampak dari krisis ekonomi yang dialami oleh semua aspek perekonomian indonesia.

Pada tahun 1998 terjadi peningkatan jumlah uang kuasi hingga mencapai 71,72% yang bekerjasama dengan tingginya tingkat suku bunga di Indonesia, dan menimbulkan masyarakat mendepositokan uang mereka lantaran tinginya tingkat bunga dan merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.
Data statistik memperlihatkan pada tahun 1997 jumlah uang kuasi di Indonesia sebesar Rp 277.300 milyar dan mengalami peningkatan selama dua tahun berturut–turut hingga pada tahun 1999, hingga mencapai angka Rp 521.572 milyar. Berarti tahun 1997 hingga tahun 1999 jumlah uang kuasi di Indonesia selalu mengalami peningkatan baik dalam angka otoriter maupun angka relatif (persentase). Pada tahun berikutnya jumlah uang kuasi terus mengalami peningkatan dan tidak diikuti dengan persentasenya yang pertumbuhannya tidak tetap. Terakhir dari tahun 2004-2005 pertumbuhan uang kuasi mencapai 18,16%

Faktor yang paling mempengaruhi terhadap perkembangan jumlah uang kuasi antara lain pendapatan nasional, nilai tukar dan tingkat suku bunga. Berikut disajikan data wacana perkembangan pendapatan nasional, nilai tukar dan tingkat suku bunga di Indonesia selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir :
Tabel 2. Perkembangan Pendapatan Nasional, Nilai Tukar,dan Tingkat Suku Bunga Di Indonesia Selama Periode 1996-2005
Tahun PDB Atas Harga Konstan 2000 (%) Nilai Tukar
(Kurs Tengah BI) (%) Tingkat 
Suku
Bunga
(Deposito) (%)
1996 14432,74 - 2.383 - 16,92 -
1997 15125,18 4,80 4.650 95,13 23,01 35,99
1998 13146,53 -13,08 8.025 72,58 51,67 124,55
1999 13249,76 0,79 7.100 -11,53 23,97 -53,61
2000 13897,70 4,89 9.595 35,14 11,16 -53,44
2001 14432,56 3,85 10.400 8,39 14,54 30,29
2002 15062,81 4,37 8.940 -14,04 14,41 -0,89
2003 15773,43 4,72 8.465 -5,31 9,70 -32,69
2004 16569,37 5,05 9.290 9,75 6,20 -36,08
2005 17498,14 5,61 9.830 5,81 8,36 34,84
Sumber : Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia

Tabel 2 memperlihatkan bahwa jumlah PDB, nilai tukar dan tingkat suku bunga di Indonesia cenderung mengalami perubahan dari tahun ketahun. Perubahan itu diduga kuat terhadap jumlah uang kuasi di Indonesia. 
Pada pertengahan tahun 1998 awal terjadinya krisis ekonomi di Indonesia menimbulkan turunnya nilai PDB Indonesia mencapai Rp.13146,53 dengan pertumbuhan ekonomi -13,08, melonjaknya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika mencapai Rp 8.025. Begitu juga dengan tingkat suku bunga yang mengalami pertumbuhan hingga 124,55% dan itu semua berakibat pada meningkatnya jumlah uang kuasi dari Rp 277.300 mencapai Rp 476.184 dengan perumbuhan mencapai 71,72%. 
Pada tahun 1999 hingga dengan 2005 PDB Indonesia terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Jumlah tertinggi yaitu pada tahun 2005 sebesar Rp.17498,14 milyar dengan laju pertumbuhan 5,61%. Sementara itu nilai tukar terendah terjadi pada tahun pada tahun 1996 sebesar Rp 2.383 terhadap dolar Amerika. Pada tahun 2005 nilai tukar kembali naik menjadi 5,81% disebabkan lantaran adanya perubahan struktur politik dan ekonomi dalam negeri. Sedangkan tingkat suku bunga tertinggi yaitu pada tahun 1998 yaitu sebesar 124,55%.
Dengan terjadinya peningkatan PDB, nilai tukar, dan kenaikan tingkat suku bunga ini kuat terhadap jumlah uang kuasi di Indonesia dimana jumlah nilai tukar juga mengalami peningkatan yang cukup berarti pada tahun 1998 dan selalu mengalami kenaikan, dan laju pertumbuhan tertingginya terjadi di awal krisis moneter di tahun 1998 pada angka 95,13%
Di Indonesia, jumlah undangan uang tiap tahunnya selalu mengalami perubahan. Terutama pada jumlah uang kuasi, yang mencakup tabungan, giro dan deposito baik yang dalam bentuk rupiah maupun dalam bentuk valuta asing. Dengan adanya kenaikan dan penurunan jumlah uang kuasi tersebut, menjadikan terjadinya fluktuasi terhadap kondisi likuiditas perekonomian Indonesia. Akibatnya, baik pemerintah maupun Bank Indonesia mengalami kerepotan dalam mengatasi hal tersebut. Melihat adanya efek jumlah uang kuasi dalam perekonomian Indonesia sekaligus melanjutkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan memperlihatkan masukan kepada pemerintah.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji secara statistik apakah terdapat efek variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan tidak mengabaikan variabel lain, untuk menerangkan hal ini perlu dilakukan suatu penelitian ilmiah yang dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul : “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Uang Kuasi di Indonesia”
B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang kasus yang telah diuraikan sebelumnya maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini yaitu : “Apa saja faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi perkembangan undangan atau jumlah uang kuasi di Indonesia.”
1. Sejauhmana pendapatan nasional mempengaruhi jumlah uang kuasi di Indonesia.
2. Sejauhmana nilai tukar rupiah mempengaruhi jumlah uang kuasi di Indonesia.
3. Sejauhmana tingkat suku bunga deposito mempengaruhi jumlah uang kuasi di Indonesia.
4. Sejauhmana suku bunga internasional mempengaruhi jumlah uang kuasi di Indonesia.
5. Sejauhmana jumlah uang beredar mempengaruhi jumlah uang kuasi di Indonesia.
6. Sejauhmana Kebijakan Pemerintah mempengaruhi jumlah uang kausi di Indonesia.
C. Pembatasan Masalah
Untuk lebih memfokuskan penelitian ini dibatasi pada permasalahan yang menyangkut jumlah uang kuasi di Indonesia selama periode 1991-2005. adapun variabel-v`riabel bebas yang akan diteliti yaitu : Pendapatan Nasional, Nilai Tukar, dan Tingkat Suku Bunga Deposito.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan hal di atas maka permasalahan yang sanggup dirumuskan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Sejauhmana pendapatan nasional mempengaruhi jumlah uang kuasi di Indonesia?
2. Sejauhmana nilai tukar mempengaruhi jumlah uang kuasi di Indonesia?
3. Sejauhmana tingkat suku bunga deposito mempengaruhi jumlah uang kuasi di Indonesia?
4. Sejauhmana pendapatan nasional, nilai tukar, dan tingkat suku bunga deposito mempengaruhi jumlah uang kuasi di Indonesia?


E. Tujuan Penelitian 
Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis :
1. Pengaruh pendapatan nasional terhadap jumlah jumlah uang kuasi di Indonesia.
2. Pengaruh nilai tukar terhadap jumlah uang kuasi di Indonesia
3. Pengaruh tingkat suku bunga deposito terhadap jumlah uang kuasi di Indonesia.
4. Pengaruh pendapatan nasional, nilai tukar, dan tingkat suku bunga deposito terhadap jumlah uang kuasi di Indonesia.

F. Manfaat Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, penulis sangat berharap biar hasil penelitian yang dilakukan sanggup bermanfaat bagi banyak sekali pihak sebagai berikut :
1. Bagi penulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
2. Pengembangan ilmu ekonomi moneter dan ekonomi makro, terutama wacana teori jumlah uang beredar, pendapatan nasional, nilai tukar mata uang dan tingkat suku bunga.
3. Pengambil kebijakan disini perlunya tugas serta pemerintah, terutama menteri keuangan, dalam hal melihat laju peredaran uang.
4. Peneliti lebih lanjut, sanggup menjadi contoh dalam melaksanakan penelitian yang bekerjasama dengan keadaan jumlah uang beredar di Indonesia terutama uang kuasi.





0 Response to "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Uang Kuasi Di Indonesia (Bank-25)"