Layanan Perpustakaan Berbasis M-Libraries

 

 

BAB I

Pendahuluan

A. Latar belakang masalah

Perkembangan teknologi dan pengetahuan serta persaingan bisnis di bidang teknologi informasi dan komunikasi telah memperlihatkan kemudahan bagi setiap orang mendapat kanal ke teknologi mobile secara cepatdan murah.Data yang penulis peroleh dari mobithinking.com menyebutkan bahwa pada bulanFebruari 2013 terdapat 6,8 miliar pelanggan mobile telephone di dunia atau 96% dari populasi yang ada di dunia. Saat ini perkembangan teknologi mobile  juga sudah merambah ke perpustakaan. 
Sudah banyak perpustakaan di dunia ini yang mulai memanfaatkan teknologi mobile untuk memberikan pelayanankepada pengguna atau pemustakanya.Untuk itu sangatlah penting apabila pustakawanIndonesia juga harus mulai mengetahui bagaimana perkembangan teknologimobile daninisiatif.
Implementasiyang sudahdi lakukan di perpustakaan. Tulisan ini mencoba mengajakpembaca untuk memahami bagaimana teknologimobilediterapkan untuk mendukung layanan di perpustakaan.[1]

B. Objektif dan tujuan

Dalam menerapkan layanan perpustakaan berbasis mobile, perpustakaan harus terlebih dahulu menyiapkan kesiapan SDM perpustakaan dalam pengelolaan layanan tersebut.SDM perpustakaan disini mencakup pustakawan dan staf TIKperpustakaan. Dalam menerapkan layanan m-libraries tersebut perpustakaan harus mempunyai, antara lain:
SDM perpustakaan harus terlebih dahulu familiar dengan teknologi yang digunakan dalam m-libraries. Kemampuan untuk memakai teknologi mobile dan membangunPlatform teknologi mobile untuk perpustakaan menjadi penting. Setidaknya pengetahuan itu akanmembantu pustakawan dan pengelola perpustakaan ketika pengembangan sistem dilakukanagar sesuai dengan kebutuhanperpustakaan dan roadmap m-libraries yang sudah dirancang. Perpustakaan juga harus melaksanakan orientasi atau riset terhadap pengguna (user) terkait dengan penggunaan perangkat mobile pada umumnya.perangkat mobile ibarat apa yang palingbanyak dipakai sehingga perpustakaan sanggup menentukan platform m-libraries ibarat apa yang akan dikembangkan atau dibangun, apakah cukup mobile platform standard , atau mobile web version atau mobile app.

Adapun tujuan dari layanan berbasis M-libraries tersebut yaitu:
1.      perpustakaan lebih gampang dalam menjangkau penggunanya dengan lebih gampang dan cepat.
2.      Menjangkau pengguna next generation yang lebih banyak
3.      Memberikan kanal lokasi yang lebih luas
4.      Meningkatkan korelasi dengan pengguna
5.      Bagian dari pemasaran dan sumber-sumber perpustakaan yang ada
6.      Peningkatan kanal dan ketersediaan sumber daya bagi pengguna dimana saja dan kapan saja

A.Defenisi mobile

Pada ketika kita mendengar kata mobile dan dihubungkan dengan perpustakaan, yang sering terjadi ialah kita membayangkan sebuah perpustakaan keliling atau perpustakaan bergerak. Mobile diartikan atau didefinisikan sebagai bergerak, sehingga ketika ada kata mobile library maka merujuk pada perpustakaan bergerak atau keliling. Bahkan kita bisa lihat bahwa istilah mobile library ini identik dengan penggunaan kendaraan yang ‘dialihfungsikan’ sebagai perpustakaan yang dipakai untuk menjangkau masyarakat atau pengguna perpustakaan di kawasan terpencil atau ‘terasing’. Perpustakaan model ibarat ini hingga ketika ini masih banyak dimanfaatkan oleh perpustakaan sebagai bentuk layanan andalan yang memang diharapkan oleh masyarakat. Namun istilah m-libraries atau mobile libraries disini ‘berbeda’ dengan konsep mobile yang dimaknai ibarat di atas. Mobile disini merujuk pada penggunaan atau pemanfaatan teknologi atau perangkat telekomunikasi berbasis mobile. Dua definisi berikut ini memperkuat apa bergotong-royong yang dimaksud dengan m-librariesdalam konteks goresan pena ini:
“M-libraries, a shortening of the phrase “mobile libraries,” are libraries that accommodate the needs of clients using mobile platforms, such as mobile phones, personal digital assistants (PDAs), tablet PCs, and any other portable communication technology.”[2]
 Definisi lain adalah:
“M-libraries are libraries that deliver information and learning materials on mobile devices such as cell phones, PDAs, palm top computers, and smart phones to allow access by anyone from anywhere and at any time.”[3]
Kedua definisi di atas terang mengisyaratkan bagaimana perpustakaan memanfaatkan perangkat mobile ibarat telpon seluler, PDA, komputer tablet, komputer jinjing, maupun peralatan telekomunikasi portable lainnya. Perangkat-perangkat itu harus sanggup dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh perpustakaan dalam mendukung setiap layanan yang ada di perpustakaan mulai dari transaksional., sekedar informasi umum, hingga ke kanal sumber informasi berupadigital dan multimedia.

B.Ruang lingkup berbasis mobile teknologi

Secara sederhana kita sanggup memulai melihat ruang lingkup layanan berbasis mobile melalui layanan yang selama ini ada di perpustakaan. Beberapa layanan yang biasa dan sanggup memanfaatkan teknologi mobileataum-librariesdiantaranya adalah:
a.       Layanan katalog online atau disebut juga sebagai m-opac atau mobile OPAC yakni menyediakan akomodasi kanal katalog berbasis mobile. Pemustaka sanggup melaksanakan pencarian koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan melalui m-OPACini.
b.      Layanan rujukan online atau disebut sebagai m-reference atau mobile reference services yakni menyediakan layanan rujukan untuk pemustaka dengan memakai pemakaian perangkat mobile. Hal ini sanggup dilakukan dengan model memanfaatkan akomodasi SMS maupun penggunaan social media atau fitur khusus chat online, bahkan dengan menyiapkan staf acuan yang siap 24 jam menjawab pertanyaan melalui mobile phones.
c.       Memberikan informasi lokasi perpustakaan dengan memanfaatkan akomodasi aplikasi ibarat google maps atau google earth atau GPS yang memungkinkan pengguna perpustakaan sanggup menemukan lokasi perpustakaan melalui perangkat mobile.
d.      Memberikan layanan kanal koleksi multimedia dengan memanfaatkan youtube, flickr, instagram, dan sejenisnya sehingga pengguna perpustakaan atau pemustaka sanggup mengakses koleksi berbentuk film, gambar, maupun bentuk multimedia lainnya melalui perangkat mobile.
e.       Memberikan akomodasi kanal ke dalam sumber koleksi digital ibarat eBooks, eJournals, eDatabases, ePaper, eArticles, eProceeding, dan eAudio baik yang dilanggan atau tidak melalui perangkat mobileatau biasa disebut juga sebagai m-databases.

f.       Memberikan layanan informasi transaksi perpustakaan ibarat informasi peminjaman koleksi, perpanjangan koleksi, informasi keterlambatan peminjaman hingga melaksanakan pemesanan koleksi melalui perangkat mobile.
g.      Menyediakan informasi atau akomodasi streaming atau realtime acara dan layanan perpustakaan yang sanggup diakses melalui perangkat mobile misal dengan memanfaatkan kamera atau CCTV yang tersedia di perpustakaan.
h.      Memanfaatkan “QR Codes” yang berisi informasi koleksi tertentu atau elektronik sehingga memudahkan kanal kepada perangkat mobile.
i.        Menyediakan panduan atau instruksi-intruksi perpustakaan yang sanggup dengan gampang diakses melalui perangkat mobile.
Sembilan hal di atas tentunya sanggup dimplementasikan sesuai dengan kebutuhan masing- masing perpustakaan dalam memperlihatkan layanan kepada pemustaka melalui perangkat mobile. Bahkan dari Sembilan hal di atas masih sangat mungkin untuk dikembangkan oleh masing- masing perpustakaan.

C. Jenis teknologi mobile yang bisa di buat untuk layanan perpustakaan.

Setidaknya ada 3 jenist platform teknologi mobile yang sanggup dimanfaatkan perpustakaan dalam membangun m-libraries untuk penggunanya yakni mobile phones standard, mobile web versiondanmobile apps platform.[4]

1. Mobile Phones Standard Platform

Platform ini diterapkan hanya dengan memanfaatkan fitur dan teknologi standar yang sudah ada di dalam teknologi perangkat mobile phones ibarat SMS dan pangggilan telpon. Dengan memanfaatkan kedua teknologi ‘klasik’ dari perangkat mobile ini perpustakaan sanggup memperlihatkan layanan berbasis m-libraries ibarat M-References atau SMS References atau Call References. Artinya perpustakaan sanggup memanfaatka untuk sekedar melaksanakan rujukan melalui pertanyaan-pertanyaan yang dikirim melalui SMS atau panggilan telepon. Namun platform ini juga memungkinkan untuk dihubungkan dengan SMS Broadcast Server sehingga memungkinkan pengguna untuk mendapat informasi transaksi ibarat peminjaman, masa perpanjangan atau lainnya. Artinya perpustakaan sanggup menghubungkan dengan sistem informasi perpustakaan yang dimiliki untuk memanfaatkan SMS dalam memperlihatkan informasi terkait transaksi yang dilakukan oleh pemustaka.

2. Mobile Web Version Platform

Perpustakaan juga sanggup membangun satu buah situs web berbasis mobile atau mobile web version. Makara perpustakaan membangun situs web yag memungkinkan setiap pengguna mobile tetap bisa mengakses informasi melalui alamat web yang dimiliki perpustakaan. Namun demikian ibarat halnya sebuah situs web, layanan yang ditampilkan melalui platform ini seringkali hanya sebatas informasi umum ibarat jam buka perpustakaan, lokasi perpustakaan, daftar koleksi elektronik, informasi keanggotaan dan informasi ringkas lainnya.

3. Mobile Apps Platform

Perangkat mobile terutama mobile phones atau komputer tablet diproduksi oleh bermacam vendor atau produsen yang mempunyai platform sistem operasi sendiri misal Iphones dengan iOS-nya, Blackberry dengan BlackBery 10 System, Nokia dengan Windows Phone-nya, dan tentu yang sedang ramai dipakai Smartphones berbasis Android. Hal ini menimbulkan aplikasi yang dipakai juga menjadi bermacam-macam tergantung pada perangkat mobile atau sistem operasi mobile yang digunakan. Inilah yang kemudian menimbulkan munculnya apa yang disebut dengan mobile apps, termasuk m-libraries. Melihat kebutuhan pengguna dan beragamnya pengguna perangkat mobile, maka beberapa forum atau institusi sanggup membuatkan sendiri sebuah aplikasi mobile untuk perpustakaan atau sanggup disebut sebagaim-librariesappataumobile libraries app atau secara umum disebut mobile app. Mobile app ini memungkinkan pengguna perangkat mobile tertentu meng-install atau men- setup aplikasi khusus m-libraries dalam perangkatnya sehingga sanggup mengakses akomodasi yang ada di dalamnya. Makara untuk sanggup memakai akomodasi m-libraries, maka pengguna harus terlebih dahulu memasang aplikasi mobile app untuk perpustakaan di perangkat mobile-nya. Tanpa meng-install ini maka pengguna tidak akan pernah sanggup memakai akomodasi m-libraries yang disediakan oleh perpustakaan. Perpustakaan perlu mengunggah aplikasi mobile-nya ke dalam server market atau direktori aplikasi yang disediakan oleh masing-masing perangkat misal Android melalui googlestore atau googleplay dan iOS melaluiI-marketstore. [5]
Ketiga platform di atas mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri, pilihan terhadap bentuk platform sangat tergantung kepada kebutuhan pengguna perpustakaan dan juga kemampuan perpustakaan dalam menyediakan platform tersebut. Karena bagaimanapun pemilihan platform juga sangat dipengaruhi oleh kondisi SDM, infrastruktur maupun kesiapan keuanganlembaga dalam mendukung pengembangan sistem.

D.Implementasi M-libraries

mplementasi m-libraries harus mulai menjadi perhatian bagi para pengelola dan pengambil keputusan di perpustakaan. Pengetahuan terkait tahapan implementasi menjadi penting untuk diketahui para pengelola perpustakaan dan pustakawan. Ada beberapa iplementasi yang harus dilakukan oleh perpustakaan M-libraries[6],antara lain:

1. Riset terhadap sikap pengguna.

Perpustakaan perlu melaksanakan orientasi atau riset terhadap sikap pengguna atau pemustakanya, terutama terkait dengan penggunaan perangkat mobile. Perangkat mobile ibarat apa yang paling banyak dipakai sehingga perpustakaan sanggup menentukan platform m-libraries ibarat apa yang akan dikembangkan atau dibangun, apakah cukup mobile platform standard, ataumobile web version ataumobile app?

2. Membuat Situs Web Fleksibel.

untuk memulai implementasi dengan sesuatu yang mudah, yakni dengan menciptakan situs web perpustakaan mobile sederhana. Hal ini sanggup dilakukan dengan memakai Cascading Style Sheets (CSS), perangkat lunak Auto-detect and Reformat , atau dengan memanfaatkan aplikasi web yang sudah tersedia misal joomla for mobile atau wordpress for mobile. Hal ini penting sebagai stimulasi sebelum melaksanakan pengembangan m-libraries yang lebih luas dan lengkap.

3. MembuatRoadmapPengembanganM-Libraries

Pengembangan teknologi mobile memang tidak gampang dan murah sehingga perlu perencanaan yang baik dan berkesinambungan. Berbagai pertimbangan harus dilakukan oleh perpustakaan dalam menentukan konten m-libraries, teknologi yang akan digunakan, hingga layanan ibarat apa yang sanggup diakses pengguna melalui mobile-nya. perlunya perpustakaan menciptakan roadmap pengembangan m-libraries yang menjadi panduan tahapan implementasi yang akan dicapai. Roadmap disusun dan dirancang menurut hasil riset sikap pengguna, penilaian layanan perpustakaan, analisa keuangan atau anggaran biaya, serta visi dan misi organisasi induk.

4. MembangunSinergi dengan pihak-pihak terkait

Ketika berbicara persoalan teknologi informasi, maka kita bergotong-royong berbicara mengenai keterlibatan banyak pihak. Suatu institusi tidak sanggup berdiri sendiri dalam pengembangan TIK termasuk di dalamnya teknologi mobile di perpustakaan. Mau tidak mau pengembangan sistem di perpustakaan akan melibatkan sistem lain. Untuk alasan inilah maka perpustakaan perlu membangun sinergi dengan pihak-pihak lain. Selain itu keterbatasan kemampuan pengembangan sistem oleh staf perpustakaan, maka pilihan untuk melibatkan tenaga TIK dari pihak lain juga menjadi penting. Perpustakaan perlu untuk melibatkan dan bersinergi dengan tenaga TIK ibarat programmer, sistem analis, maupun konsultan TIK. Hal ini penting mengingat pengembangan sistem m-libraries sering kali membutuhkan kemampuan teknis dari hal yang sederhana hingga sangat komplek. Selain kelima rekomendasi di atas, penulis melihat bahwa implementasi m-libraries juga memerlukan kesiapan sumber daya perpustakaan baik sumber daya keuangan maupun sumber daya informasi. Perpustakaan perlu menyiapkan dengan lebih baik anggaran untuk pengembangan m-libraries dan juga tak kalah penting informasi-informasi yang akan ditampilkan dalam m-libraries. Pada sisi yang lain, perpustakaan juga harus menyiapkan satu kajian efektifitas dan efisiensi dari implementasi m-libraries. Hal ini penting sebagai materi apakah pengembangan m- libraries yang dilakukan sudah sesuai dengan kebutuhan pemustaka atau pengguna serta bisa mendukung visi dan misi perpustakaan. Namun untuk ketika ini satu langkah awal yang harus dilakukan perpustakaan ialah keberanian untuk memulai implementasi m-libraries walaupun dengan cara yang paling standar atau sederhana.

A.Kesimpulan

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa kepada satu fase dimana teknologi mobile menjadi salah satu pilihan yang harus diperhatikan. Hal ini didukung dengan potensi besarnya pengguna mobile phones dan mobile internet di dunia. Perpustakaan sebagai institusi yang sangat bersahabat dengan TIK mempunyai kepentingan untuk memanfaatkan teknologi mobile dalam peningkatan pelayanan kepada pemustaka. M-Libraries ialah salah satu pilihan yang sanggup dilakukan oleh perpustakaan. Perpustakaan sanggup menentukan apakah memakai platform mobile phones standard, mobile web version atau mobile apps sebagai teknologi yang akan dipakai untuk mengimplementasikan m-libraries dan menghadirkan layanan perpustakaan berbasis mobile technology. Perpustakaan sanggup menyediakan kanal bagi pemustaka atau penggunanya ke katalog online, melaksanakan transaksi peminjaman, kanal ke sumber koleksi digital, hingga mengakses ke informasi umum perpustakaan melalui perangkat mobile- nya.









Needham, G., & Ally, M. (Eds.). (2008). M-Libraries: Libraries on the Move to Provide Virtual Access. London: Facet Publishing. doi:10.1007/SpringerReference_5735

Prince, J. D. (2009). M-libraries: Libraries on the Move to Provide Virtual Access (Book Review). Journal of the Medical Library Association : JMLA, 97(4), 321–322. doi:10.3163/1536-5050.97.4.022

Surachman, Arif. (2012). Implementasi M-Libraries di Asia Tenggara. Makalah disampaikan dalam Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia ke-5, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur,18-20Oktober 2012. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.






[1] Makalah disampaikan dalam Bimbingan Teknis Teknologi Informasi, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia,UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno,Malang,20 maret 20014

[2]Prince, J. D. (2009). M-libraries: Libraries on the Move to Provide Virtual Access (Book Review). Journal of the Medical Library Association : JMLA, 97(4), 321–322. doi:10.3163/1536-5050.97.4.022
[3]Needham, G., & Ally, M. (Eds.). (2008). M-Libraries: Libraries on the Move to Provide Virtual Access. London: Facet Publishing. doi:10.1007/SpringerReference_5735
[4]Needham, G., & Ally, M. (Eds.). (2008). M-Libraries: Libraries on the Move to Provide Virtual Access. London: Facet Publishing. doi:10.1007/SpringerReference_5735
[5]Prince, J. D. (2009). M-libraries: Libraries on the Move to Provide Virtual Access (Book Review). Journal of the Medical Library Association : JMLA, 97(4), 321–322. doi:10.3163/1536-5050.97.4.022
[6]Surachman, Arif. (2012). Implementasi M-Libraries di Asia Tenggara. Makalah disampaikan dalam Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia ke-5, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur,18-20Oktober 2012. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

0 Response to "Layanan Perpustakaan Berbasis M-Libraries"