Makalah: Apes (Kelas Apes, Morfologi, Struktur, Fisiologi Danklasifikasi Vertebrata)

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Aves)
Hampir setiap cuilan dari anatomi burung yang khas termodifikasi dalam beberapa hal untuk meningkatkan kemampuan terbang. Tulang-tulang burung mempunyai struktur internal yang ibarat sarang lebah, yang menciptakan mereka berpengaruh namun ringan. Adaptasi lain yang mengurangi berat burung yaitu tidak adanya beberapa organ, contohnya : 
1.      Pada burung betina yang hanya mempunyai satu ovarium. 
2.      Selain itu burung modern juga tidak bergigi, suatu penyesuaian yang mengurangi bobot kepala. 
3.      Adaptasi lainnya mirip Makanan yang tidak dikunyah dalam ekspresi tetapi digerus di dalam empedal (organ pencernaan yang terletak erat lambung). 
4.      Paruh burung yang terbuat dari keratin, terbukti sangat adaptif selama evolusi burung dan terdapat dalam bermacam-macam bentukyang sesuai dengan jenis kuliner yang berbeda-beda. 
Saat terbang burung memerlukan berbagai pengeluaran energi dari metabolisme aktif. Burung merupakan binatang endodermik yang memakai panas metabolismenya sendiri untuk mempertahankan suhu tubuh yang hangat dan konstan. Bulu dan lapisan lemak pada beberapa spesies memperlihatkan penyekatan yang memungkinkan unggas untuk mempertahankan panas yang dihasilkan dari metabolisme tersebut.
Sistem pernafasan yang efisien dan sebuah sistem peredaran darah dengan sebuah jantung empat-ruang menjaga supaya jaringan tetap menerima suplai oksigen dan zat-zat kuliner yang mencukupi, sehingga mendukung laju metabolisme yang kuat. Paru-paru yang efisien mempunyai pipa halus yang menuju ke dan dari kantung udara lentur yang membantu membuang panas dan mengurangi kerapatan tubuh.
Untuk penerbangan yang aman, dibutuhkan alat indera yang tajam untuk penglihatan. Burung mempunyai mata yang sangat bagus, mungkin yang terbaik diantara semua vertebrata. 
Secara proporsional, otak burung lebih besar dibandingkan dengan otak reptile dan amfibi, burung umumnya memperlihatkan sikap yang sangat kompleks. Tingkah laris burung umumnya sangat rumit selama animo kawin. Karena telur sudah bercangkang dikala dikeluarkan, fertilisasi harus terjadi secara internal. Kopulasi melibatkan kontak antara lubang pasangan kawin tersebut, yaitu lubang bukaan kloakanya masing-masing. Setelah telur diletakkan, embrio burung harus dipertahankan dan dijaga supaya tetap hangat dengan di erami oleh induk betina, induk jantan, atau keduanya, bergantung pada spesies.
Adaptasi burung yang paling terang untuk terbang yaitu sayap. Sayap burung merupakan Airfoil yang menggambarkan prinsip aerodinamika yang sama mirip sayap pesawat terbang. Untuk menyediakan kekuatan untuk terbang, burung mengepakkan sayapnya dengan cara kontraksi otot pectoral (dada) besar yang ditambatkanke suatu taju (keel) pada tulang dada. Beberapa burung, mirip burung rajawali dan elang, mempunyai sayap yang diadaptasikan untuk meluncur hanya dengan pertolongan anutan udara maupun tiupan angin dan hanya sekali mengepakkan sayapnya. Burung lain mirip burung kolibri, harus mengepakkan sayapnya terus menerus untuk mempertahankan dirinya tetap melayang di udara. Pada kedua perkara tersebut, bentuk dan pengaturan bulu itulah yang membentuk sayap menjadi suatu airfoil.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kelas Aves
Kelas Aves yaitu kelas binatang vertebrata yang berdarah panas dengan mempunyai bulu dan sayap. Tulang dada tumbuh membesar dan memipih, anggota gerak belakang menyesuaikan diri untuk berjalan, berenang dan bertengger. Mulut sudah termodifikasi menjadi paruh, punya kantong hawa, jantung terdiri dariempat ruang, rahang bawah tidak mempunyai gigi alasannya yaitu gigi-giginya telah menghilang yang digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk dan berkembang biak dengan bertelur.
Kelas ini dimanfaatkan oleh insan sebagai. Aves adalahhewan paling dikenal orang alasannya yaitu sanggup dilihat dimana-mana, aktif pada sianghari, dan unik dalam hal mempunyai bulu sebagai epilog tubuh. Dengan bulu itu tubuh sanggup mengatur suhunya dan berfungsi juga untuk terbang. Dengan kemampuan terbang itu aves mendiami semua tempat. Warna dan bunyi dari beberapa aves merupakan daya tarik dan mempunyai nilai ekonomi.
Beberapa jenis aves merupakan materi kuliner sebagai sumber protein. Ilmu yang mempelajari burung disebut Ornithologi. (Jasin, 1992).
Burung atau aves yaitu salah satu kelompok yang paling banyak dan paling populer di dunia. Mereka berdarah panas mirip mamalia tetapi lebihdekat kekerabatannya dengan reptil, mereka berkembang semenjak 135 juta tahun yang lalu. Semua burung lebih dulu bernenek moyang dari fosil burung pertama, yaitu Archaeopteryx. (Mac Kinnon, 1991).
Aves yaitu vertebrata yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : adanya bulu yang menutupi tubhnya, anggota gerak depan sudah termodifikasi menjadi sayap, anggota gerak belakang teradaptasi untuk berjalan, berenan dan bertengger, pada tungkai terdapat sisik, rahang bawah tidak mempunyai gigi,mulut termodifikasi menjadi paruh, jantung terdiri dari empat ruang, mempunyai kantong udara atau kantong hawa (air sac) yang berperan dalam membantu sistem pernapasan terutama pada dikala terbang, berkembang biak dengan bertelur (oviparous) (Novarino, 2009).
Begitu banyak ciri-ciri dari kelas aves ini.
Dasar penting untuk mengidentifikasi di lapangan ada beberapa cara yaitu :
1.      Menentukan ukuran sanggup dilakukan dengan membandingkan ukuran burung yang telah dikenalumumya,
2.      Bentuk burung tersebut gemuk, langsing, mempunyai ekor, danleher pendek atau panjang, sayap pendek dan membulat atau panjang dan meruncing,
3.      Susunan warna ada perbedaan yang kasatmata pada susunan warna atau tidak, punya garis mata atau tidak, punya garis pada sayap atau tidak, dan ada atau tidaknya bintik pada badan,
4.      Berbentuk kerucut paruhnya, langsing,bulat, pendek, panjang, lurus atau melengkung,
5.      Kaki pendek, sedang, ataupanjang, berselaput atau tidak, berlobus atau tidak,
6.      Cara yang tidak kalahpentingnya dalam mengidentifikasi burung yaitu dengan mengenali suaranya.(Priyono, 1991).
Suara sebagian besar burung yaitu seistimewa penampilannya. Apalagi pada beberapa spesies, mirip burung yang suka mengoceh, bunyi mungkin menjadi satu- satunya huruf diagnosa lapangan.
Seorang pengamat burung berjalan melintasi hutan biasanya akan mendengar jauh lebih banyak bunyi burung atau dari pada melihatnya. Ornithologiist yang mahir mengabaikan info yang benar-benar penting kalau tidak mendengar untuk mengenal bunyi burung-burung yang berbeda (Mac Kinnon, 1991).
Aves hidup di darat. Kelompok ini dibedakan menjadi dua menurut kemampuan terbangnya, yaitu karinata dan ratita. Burung yang tergolong karinata mempunyai taju dada (carina). Taju dada berfungsi menyokong ototdadanya yang besar. Otot dada memperlihatkan kekuatan terbang. Pada penguin contohnya pinguin gentoo (Pygoscelis papua), yang merupakan karinata yang tidak terbang, otot dadanya dipakai untuk berenang di bahari mencari kuliner (Mac Kinnon, 1991).

B.     Morfologi Aves
a)      Struktur Bulu
Bulu yaitu ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai cuilan epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat kuliner dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).

Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan beberapa barbulae di puncak.
·         Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
·         Plumae, Bulu yang sempurna.
·         Barbae
·         Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae mempunyai filamen kecil disebut barbicels yang berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.
Susunan plumae terdiri dari :
·         Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
·         Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
·         Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan mempunyai jaringan.
·         Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis.

Gambar Struktur Bulu Burung
Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada dikala menetas disebut neossoptile, sedangkan sehabis cukup umur disebut teleoptile.
Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
o   Tectrices, bulu yang menutupi badan.
o   Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi.
Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
o   remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia.
o   Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
o   Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder tempat siku.
o   Parapterum, bulu yang menutupi tempat bahu.
Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984).
Pada burung heron terdapat bentukan bulu yang khusus yang disebut sebagai bulu powder/ bulu bubuk. Bulu ini hampir sama dengan bulu pada umumnya tetapi barbulaenya terpisah menjadi bubuk halus mirip bedak. Fungsi bulu ini belum jelas, tetapi pada dikala burung melumasi bulu dengan cara menjilatinya, bulu bubuk membantu mengisolasi panas tubuh dan membantu menghangatkan telur dikala pengeraman.

C.    Fisiologi
1.      Sistem Rangka
a.      Struktur rangka
Burung mempunyai struktur tulang yang menyesuaikan diri untuk terbang.Adaptasi tulang burung yaitu sebagai berikut :
·         Burung mempunyai paruh yang lebih ringan dibandingkan rahang dan gigi pada binatang mamalia.
·         Burung mempunyai sternum (tulang dada) yang pipih dan luas, berkhasiat sebagai tempat pelekatan otot terbang yang luas.
·         Tulang-tulang burung berongga dan ringan .Tulang-tulang tersebut sangat berpengaruh alasannya yaitu mempunyai struktur bersilang.
·         Sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih sedikit dibandingkan tulang-tulang pada tangan manusia.Hal ini berfungsi untuk mengurangi berat terutama ketika burung terbang.
·         Tulang belakang bergabung untuk memberi bentuk rangka yang padat,terutama ketika mengepakkan sayap pada dikala terbang.
Burung juga mempunyai tulang-tulang yang khas yang sesuai untuk terbang.Anggota depan berubah fungsi menjadi sayap.Tulang dan dada membesar dan memipih sebagai tempat melekatnya otot-otot dan sayap.Hal ini memungkinkan burung untuk terbang.

b.      Fungsi Rangka
Berikut fungsi rangka pada burung perkutut :
·         Tengkorak : Melindungi otak dan isi kepala
·         Tulang leher : Untuk menghubungkan ke tempurung kepala.
·         Tulang lengan : Untuk menggerakkan sayap.
·         Tulang hasta : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan.
·         Tulang pengumpil : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan.
·         Korakoid : Penghubung tulang dada.
·         Tulang dada : Tempat melekatnya otoT untuk terbang.
·         Tulang rusuk : Tulang yang melindungi isi perut.
·         Pelvis : Penghubung tulang ekor.
·         Tulang ekor : Tulang penghubung dengan kloaka.
·         Tulang kering : Penghubung tulang paha kebetis.
·         Tulang paha : Untuk persendian.

2.      Sistem Pencernaan
Organ pencernaan pada burung terbagi atas susukan pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, binatang kecil, dan buah-buahan.
Saluran pencernaan pada burung terdiri atas:
1.      Paruh: merupakan modifikasi dari gigi, yang berfungsi untuk mengambil makanan
2.      Rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga ekspresi danTanduk.
3.      Faring: berupa susukan pendek,
4.      Esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada cuilan ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan kuliner yang sanggup diisi dengan cepat,
5.      Lambung terdiri atas:
-         Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya tipis.
-         Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal.
Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama kuliner vang berkhasiat untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai ” hen’s teeth”,
6.      Intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.
Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas.

-          Sistem Pencernaan burung
Pada ekspresi terdapat paruh yang sangat berpengaruh dan berfungsi untuk mengambil makanan.Makanan yang diambil oleh paruh kemudian masuk kedalam rongga ekspresi kemudian menuju kerongkongan.Bagian bawah kerongkongan membesar berupa kantong yang disebut tembolok.Kemudian masuk ke lambung kelenjar . Disebut lambung kelenjar alasannya yaitu dindingnya mengandung kelenjar yang menghasilkan getah lambung yang berfungsi untuk mencerna makan secara kimiawi.Kemudian makan masuk menuju lambung pengunyah.
Disebut lambung pengunyah alasannya yaitu dindingnya mengandung otot-otot berpengaruh yang berkhasiat untuk menghancurkan makanan.Didalam hati,empedal sering terdapat kerikil kecil atau pasir untuk membantu mencerna kuliner secara mekanis. Kemudian,makanan masuk menuju usus halus.Enzim yang dihasilkan oleh pankreas dan empedu dialirkan kedalam usus halus.Hasil pencernaan berupa sari- sari kuliner diserap oleh kapiler darah pada dinding usus halus.Burung mem-punyai dua usus buntu yang terletak antara lambung dan usus.Usus buntu berkhasiat untuk memperluas tempat peresapan sari makanan. Sisa kuliner didorong ke usus besar kemudian kedalam poros usus (rektum) dan alhasil dikeluarkan melalui kloaka.

-          Sistematis pencernaan kuliner pada burung :
Mulut / paruh → Kerongkongan → Tembolok → Lambung kelenjar →
Lambung pengunyah → Hati → Pankreas → Usus halus → Usus besar →
Usus buntu → Poros usus (rectum) → Kloaka.

3.      Sistem Pernafasan
Unggas dalam hal ini mengambil pola pada burung, burung mempunyai alat pernafasan (pulmo). Ukuran pulmo relatif kecil di bandingkan ukuran tubuhnya. Paru-paru burung terbentuk untuk bronkus primer, bronkus skunder da pembuluh brokiolus. Bronkus primer bekerjasama dengan mesobronkus yang merupakan bronkiolus terbesar. Mesobronkus bercabang menjadi dua set bronkus sekunder anterior dan posterior yang disebut ventrobronkus dan dorsobronkus. Ventrobronkus dan dorsobronkus dihubungkan oleh parabronkus. Paru-paru burung mempunyai kurang/lebih 10000 buah. Parabronkus yang garis tengahnya kurang/lebih 0,5mm. sepasang paru-paru pada burung menempel di dinding dada cuilan dalam. Paru-paru burung mempunyai ekspansi yang disebut kantong udara sakus pneumatikus yang mengisi tempat selangka dada atas, dada bawah, tempat perut, tempat tulang humerus, dan tempat leher.

Alat pernapasan yang terdiri atas:
a.       Lubang hidung
b.      Celah tekaka pada faring, bekerjasama dengan trakea.
c.       Trakea berupa pipa dengan penebalan tulang rawan berbentuk cincin yang tersusun disepanjang trakea.
d.      Siring (alat suara), terletak dibagian bawah trakea. Dalam siring terdapat otot sternotrakealis yang menghubungkan tulang dada dan trakea, serta berfungsi untuk menimbulkan suara. Selain itu sanggup juga otot siringialis yang menghubungkan siring dengan dinding trakea sebelah dalam. Dalam rongga siring terdapat selaput yang gampang bergetar.
Getaran selaput bunyi tergantung besar kecilnya ruangan siring yang diatur oleh otot sternotrakealis dan otot siringialis.
e.       Bifurkasi trakea, yaitu percabangan trakea menjadi dua bronkus kanan dan kiri
f.       Bronkus (cabang trakea), tertletak antara siring dan paru-paru.
g.      Paru-paru dengan selaput pembungkus paru-paru yang disebut pleura.
Burung mempunyai alat bantu pernapasan yang disebut pundi-pundi udara yang bekerjasama dengan paru-paru. Fungsi pundi-pundi udara antara lain untuk membantu pernapasan dan membantu membesarkan rongga siring sehingga sanggup memperkeras suara. Proses pernapasan pada burung terjadi sebagai berikut. Jika otot tulang rusuk berkontaksi, tulang rusuk bergerak ke arah depan dan tulang dada bergerak ke bawah.
Rongga dada menjadi besar dan tekanannya menurun. Hal ini mengakibatkan udara masuk ke dalam paru-paru dan selanjutnya masuk ke dalam pundi-pundi udara.
Pada waktu otot tulang rusuk mengendur, tulang rusak bergerak ke arah belakang dan tulang dada bergerak ke arah atas. Rongga dada mengecil dan tekanannya menjadi besar, mengakibatkan udara keluar dari paru-paru. Demikian juga udara dari pundi-pundi udara keluar melalui paru-paru. Pengambilan oksigen oleh paru-paru terjadi pada waktu ide dan ekspirasi. Pertukaran gas hanya terjadi di dalam paru-paru. Untuk lebih jelas, dibawah ini akan dijelaskan bagaimana prosedur pernapasan pada burung.
Pertukaran gas terjadi dalam paru-paru, tepatnya pada parabronkus yang banyak mengandung pembuluh-pembuluh darah. Paru-paru burung bekerjasama dengan sakus pneumatikus melalui mediator bronkus rekurens. Selain berfungsi sebagai alat bantu pernapasan dikala terbang, sakus pneumatikus juga membantu memperbesar ruang siring sehingga sanggup memperkeras suara, mencegah hilangnya panas tubuh yang terlalu tinggi, menyelubungi alat-alat dalam untuk mencegah kedinginan, serta mengubah massa jenis tubuh pada burung-burung perenang. Perubahan massa jenis ini dengan cara memperbesar atau memperkecil kantong udara.
Pernapasan burung dilakukan dengan dua macam, yaitu pada terbang dan tidak terbang. Pada waktu tidak terbang, pernapasan terjadi alasannya yaitu gerakan tulang dada sehingga tulang-tulang rusuk bergerak kemuka dan ke arah bawah. Akibatnya, rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Mengembangnya paru-paru mengakibatkan udara luar masuk (inspirasi). Sebaliknya dengan mengecilnya rongga dada, paru-paru akan mengempis sehingga udara dari kantung udara kembali ke paru-paru. Jadi, udara segar mengalir melalui parabronkus pada waktu ide maupun ekspirasi sehingga fungsi paru-paru burung lebih efisien dari pada paru-paru mamalia.
Pada waktu terbang, gerakan aktif dari rongga dada tak sanggup berlangsung alasannya yaitu tulang-tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal pelekatan yang berpengaruh untuk otot-otot terbang. Akibatnya, ide dan ekspirasi dilakukan oleh kantung udara diketiak, caranya yaitu dengan menggerak-gerakkan sayap ke atas dan ke bawah. Gerakkan ini sanggup menekan dan melonggarkan kantong udara tersebut sehingga terjadilah pertukaran udara didalam paru-paru. Semakin tinggi terbang, burung harus semakin cepat menggerakkan sayap untuk memperoleh semakin banyak oksigen. Frekuensi bernapas burung kurang lebih 25 kali permenit, sedangkan pada insan hanya 15-20 kali permenit.
Untuk mempelajari peredaran darah pada aves, kita ambil pola peredaran darah burung. Peredaran darah burung tersusun oleh jantung sebagai pusat peredaran darah, dan pembuluh-pembuluh darah. Darah pada burung tersusun oleh eritrosit berbentuk oval dan berinti.
Jantung burung berbentuk kerucut dan terbungkus selaput perikardium. Jantung terdiri dari dua serambi yang berbdinding tipis serta dua billik yang dindingnya lebih tebal.
Pembuluh-pebmuluh darah dibedakan atas arteri dan vena. Arteri yang keluar dari bilik kiri ada tiga buah, yaitu dua arteri anonim yang bercabang lagi menjadi arteri-arteri yang memberi darah kebagian kepala, otot terbang, dan anggota depan; dan sebuah aorta yang merupakan sisa dari arkus aortikus yang menuju kekanan (arkus aortikus yang menuju kekiri mereduksi). Pembuluh nadi ini kemudian melingkari bronkus sebelah kanan dan membelok kearah ekor menjadi aorta dorsalis (pembuluh nadi punggung). Pembuluh nadi yang keluar dari bilik kanan hanya satu, yakni arteri pulmonalis (pembuluh nadi paru-paru), yang kemudian bercabang menuju paru-paru kiri dan kanan.

Pembuluh balik atau vena dibedakan atas:
1.      Pembuluh balik tubuh cuilan atas (vena kava superior); vena ini membawa darah dari kepala, anggota depan, dan anggota otot-otot pektoralis menuju jantung.
2.      Pembuluh balik tubuh cuilan bawah (vena kava inferior); membawa darah dari cuilan bawah tubuh ke jantung.
3.      Pembuluh balik yang tiba dari paru-paru (pulmo) kanan dan paru-paru kiri serta membawa darah menuju serambi kiri jantung.

4.      Sistem Eksresi
Burung merupakan salah satu binatang yang mempunyai manfaat yang tidak terhingga bagi insan diantaranya ada beberapa jenis burung mirip kalkun, bebek, angsa, ayam yang sudah dari dulu kita sudah terbiasa untuk mengonsumsi, baik daging dan telur yang mereka hasilkan sebagai kuliner yang mengandung protein yang baik bagi kesehatan tubuh manusia.
Sistem ekskresi pada aves bisa kita lihat pada jenis burung di mana burung mempunyai ginjal, paru-paru dan kulit, alat-alat tersebut merupakan alat ekskresi. Bisa dilihat lebih jauh yaitu bila Anda memelihara burung bahwa burung itu mempunyai ginjal yang warnanya coklat dan ginjal yang dimiliki burung yaitu sepasang, jadi satu sama lain tentunya mempunyai fungsi yang saling menguntungkan.
Burung di dalam sistem pencernaannya akan mengeluarkannya dalam bentuk asam urat dan garam yang merupakan hasil metabolisme yang sudah tidak diharapkan lagi oleh tubuh, sehingga dengan adanya sistem ekskresi pada aves ini akan memudahkan aves dalam beraktivitas dan juga supaya metabolisme tubuh pada aves bisa semakin sehat dan terpelihara dengan baik.

5.      Sistem Saraf
Susunan saraf pada burung serupa dengan susunan saraf pada insan dan binatang menyusui.Segala kegiatan saraf di atur oleh susunan saraf pusat.
Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum belakang.Otak burung juga terdiri atas empat cuilan ,otak besar,otak tengah,otak kecil dan sum-sum lanjutan.Selain otak kecil maka otak besar pada burung juga bisa tumbuh dengan baik.Otak besar burung berbeda dengan otak besar pada manusia.
Permukaan otak besar pada burung tidak berlipat-lipat,sehingga jumlah neuron padda burung berkembang dengan membentuk dua gelembung.Perkembangan ini bekerjasama dengan fungsi penglihatanya.
Otak kecil pada burung mempunyai lipatan-lipatan yang memperluas permukaan sehingga sanggup menampung sejumlah neuron yang cukup banyak.Perkembangan Otak kecil ini berkhasiat bagi pengaturan keseimbangan burung di waktu terbang.
Pada retina mata burung ada dua macam sel indra peserta rangsang cahaya, yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel batang peka terhadap rangsang cahaya lemah sedangkan sel kerucut peka terhadap cahaya yang kuat. Burung malam mempunyai retina yang banyak mengandung sel batang. Burung siang mempunyai banyak sel kerucut. Lensa mata pada burung mempunyai fasilitas yang baik

6.      Sistem Reproduksi
Kelompok burung merupakan binatang ovipar. Walaupun kelompok burung tidak mempunyai alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.
a.       Sistem Genitalia Jantan.
Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian- permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus penis cuilan paling kranial. Pada animo kawin ukurannya membesar. Di sinilah dibentuk dan disimpan spermatozoa.
Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan- epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen cuilan distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Dekat glomere cuilan posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen bekerjasama dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka.

b.      Sistem Genitalia Betina.
Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di cuilan dorsal rongga abdomen.
Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri,- bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; cuilan anterior yaitu infundibulumyang punya cuilan terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya yaitu magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur.

c.       Proses Fertilisasi
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh tepat dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong peserta ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di tempat ujung oviduk pada dikala sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di tempat oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.
Telur sanggup menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan memakai paruhnya. Anak burung yang gres menetas masih tertutup matanya dan belum sanggup mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.

d.      Fungsi bagian-bagian telur aves :
o   Titik embrio –> cuilan yang akan berkembang menjandi embrio
o   Kuning telur –> cadangan kuliner embrio
o   Kalaza –> menjaga goncangan embrio
o   Putih telur –> menjaga embrio dari goncangan
o   Rongga udara –> cadangan oksigen bagi embrio
Jantung burung gereja berdetak 460 kali dalam semenit. Suhu tubuhnya yaitu 108°F (42°C). Suhu tubuh setinggi ini, yang bisa berakibat janjkematian pada binatang darat, sangat penting bagi kelangsungan hidup sang burung. Tingkat energi yang tinggi yang diharapkan oleh burung untuk terbang dihasilkan oleh metabolisme tubuh yang cepat ini.
Dari semua jenis hewan, burung (kelas Aves) termasuk salah satu binatang yang gampang dikenal oleh insan alasannya yaitu keunikanya. Struktur yang paling menonjol pada burung yaitu bulu yang khas (feathers). Berfungsi sebagai epilog tubuh dan sebagai isolator yang ikut mengatur suhu tubuh. Fungsi lainnya yaitu membantu proses dikala terbang. Kemampuan terbang memungkinkan burung mendiami beberapa habitat yang tidak terjangkau oleh binatang lain. Warna dan bunyi burung yang indah sangat menarik perhatian manusia. Nama burung yang klasik dalam bahasa Yunani adalah ornis, dan dalam bahasa latin adalah aves. Studi perihal burung disebut ornithologi.

7.      Sistem Transportasi
Sistem transportasi pada binatang Aves hampir mempunyai kesamaan dengan sistem transportasi pada manusia, yaitu sistem transportasi Aves dan Manusia dibangun oleh dua organ penting mirip pembuluh darah dan jantung.

Aves menyatakan bahwa jantung pada binatang tersebut terdiri atas empat wilayah, diantaranya serambi kanan dan serambi kiri, serta bilik kanan dan bilik kiri. Di mana diantara keduanya dibatasi oleh sebuah sekat yang sangat sempurna.
Sekat yang terdapat diantara serambi dan bilik pada jantung Aves sangat bermanfaat untuk memisahkan udara yang mengandung oksigen dengan karbon dioksida, dengan demikian kedua udara tersebut tidak bercampur menjadi satu. Peredaran darah pada biologi kelas 10 Avesmerupakan jenis peredaran darah ganda dan tertutup.

8.      Sistem sirkulasi Aves
Alat ekskresi burung yaitu paru-paru, ginjal, kulit, dan kloaka. Paru-paru dan kulit berfungsi untuk membuang sisa ekskresi berupa karbon dioksida dan air. Burung mengekskresikan asam urat sebagai limbah nitrogen yang utama. Asam urat diekskresikan dalam bentuk pasta.
Burung mempunyai sepasang ginjal yang terletak di cuilan kiri dan kanan tulang pinggang. Urine yang dihasilakn dikeluarkan tubuh melalui kloaka.
Burung bahari mirip bangsa Pelican mempunyai organ suplemen untuk tetap bertahan hidup. Untuk memenuhi kebutuhan akan air, burung ini minum air bahari yang mempunyai konsentrasi garam tinggi. Garam ini kemudian diekstrak oleh dua kelenjar garam yang terdapat di kepalanya dan dikeluarkan melalui lubang hidungnya. Cairan yang dikeluarkan dari kelenjar garam lebih asin daripada darah

D.     Ciri-Ciri Kelas Aves
a.       Tubuhnya tertutup oleh bulu yang khas (feathers)
b.      Anggota gerak (tungkai) dua pasang. Tungkai depan berupa sayap yang berfungsi untuk terbang. Tungkai belakang berfungsi untuk bertengger, berjalan atau berenang. Tiap-tiap kaki umumnya mempunyai empat buah jari.
c.       Kerangkanya merupakan material yang tipis, berpengaruh dan mengalami osifikasi yang sempurna.
d.      Mulutnya berupa paruh yang menonjol dengan selubung zat tanduk.
e.       Jantung terdiri dari empat ruangan (dua buah antrium dan dua buah ventriculus). Eritrosit bernukleus dengan bentuk oval dan bikonveks.
f.       Bernafas dengan paru-paru dan mempunyai kantong-kantong udara, kotak bunyi (syrinx) terdapat pada pangkal trachea.
g.      Kantong air seni tidak ada, hasil ekskresi setengah padat, burung betina umumnya hanya mempunyai ovarium dan oviduct sebelah kiri saja.
h.      Nervus cranialis ada 12 pasang.
i.        Suhu tubuh teratur sehingga relatif tetap (homoiotherm).
j.        Fertilisasinya berlangsung di dalam tubuh burung betina. Sel telur ini dibungkus oleh cangkang  yang keras. Dalam perkembangan embrionalnya terdapat selaput mirip amnion, chorion, yolk sac dan allantois.

E.     Klasifikasi Vertebrata (Aves) :
Burung termasuk dalam kelas aves dan beranggotakan lebih kurang 9000 spesies. Meski burung tidak mempunyai gigi dan hanya mempunyai ekor, binatang ini mempunyai kesamaan ciri dengan reptil, mirip bentuk tubuh, sisik kaki, paruh yang keras dan termasuk binatang ovivar yang menghasilkan telur amniotik bercangkang keras.
Klasifikasi burung berdasarkan tipe paruh, habitat dan tingkah laku. Keberagaman terlihat dari beragamnya ordo, antara lain burung pemburu yang mempunyai paruh menukik dan cakar tajam, burung pantai yang mempunyai paruh yang ramping dan tajam serta tungkai yang panjang, burung pelatuk yang berparuh mirip pahat dengan tipe kaki penggenggam, burung air yang mempunyai jari bersirip dan paruh lebar, penguin yang memodifikasi sayap mirip dayung, dan burung pengicau yang mempunyai tipe kaki untuk bertengger.
Burung adalah satu-satunya binatang modern yang berbulu. Bulu tersebut merupakan modifikasi dari sisik reptile.
Ada dua jenis bulu, yaitu bulu terbang dan bulu bawah yang berkhasiat untuk menghalangi hilangnya panas tubuh. Hal tersebut penting karenaburung termasuk binatang homeoterm yaitu binatang yang memelihara suhu konstan dan relative tetap tinggi. Sehingga tetap sanggup aktif walau cuaca dingin.
Berdasarkan susunan anatominya, bulu sanggup dibagi menjadi tiga macam yaitu:
a.       Plumae,merupakan bulu yang memberi dasar bentuk tubuh yang berada pada sayap dan ekor, berfungsi untuk terbang.
b.      Plamulae,bulu yang terdapat pada burung yang masih muda dan pada burung yang sedang mengerami telur, berfungsi sebagai isolator (misalnya, suhu).
c.       Filoplumae, bulu yang mempunyai rambut. Bulu tersebbut tumbuh di seluruh permukaan tubuh. Berfungsi sebagai sensor.
Tubuh burung tidak sepenuhnya ditumbuhi oleh bulu. Sebagian permukaan kulit yang tidak berbulu disebut apteria sedangkan yang berbuku disebut pterilae.
Bentuk dan struktur tubuh burung sering dihubungkan dengan kemampuannya untuk terbang. Hal demikian berkaitan dengan dimilkinya tulang berronga udara yang sangat ringan. Paruh sanggup meggantikan fungsi rahang serta mempunyai leher ramping, tulang dada burung agak luas sesuai untuk penyeimbang tubuh dan dilengkapi oleh otot yang berpengaruh untuk terbang. Otot memperoleh energi melalui oksidasi di dalam tubuh. Oksigen tersebut mengalir satu arah melalui kantong udara (hawa) dan paru-paru. Fungsi kantong hawa (saccus pneumaticus) antara lain untuk membantu pernafasan ketika terbang, membungkus organ dalam supaya tidak kedinginan, mencegah hilangnya panas terlalu banyak, mengatur berat jenis tubuh ketika berenang. Dan membantu memperkeras suara. Sistem peredaran darah ganda pad burung sudah lebih tepat alasannya yaitu jantungnya terdiri atas empat ruang dan darah yang kaya O2 sudah terpisah dari darah miskin O2
Kemampuan terbang burung didukung oleh indra dan sistem saraf yang telah berkembang dengan baik. Daya penglihatan burung sangat berpengaruh dan mempunyai refleks otot yang sangat baik. Adanya kemampuan terbang mengakibatkan binatang ini sanggup bermigrasi dan mencari sumber kuliner sampai jauh dari habitat aslinya. Salauran pencernaan burung terdiri atas paruh, rongga mulut, taring esophagus, tembolok, lambung kelenjar, lambung pengunyah, usus halus, usus besar, dan kloaka. Tembolok merupakan pelebaran dari esophagus.

Peranan aves bagi kehidupan manusia
Hampir seluruh potensi yang dimiliki burung telah dimanfaatkan manusia, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun ekonomi. Daging dan telur unggas merupakan sumber lemak dan protein yang dibutuhkan manusia. Keindahan kicauan dan warna jenis burung tertentu mengakibatkan insan tertarik untuk memeliharanya. Dahulu, bulu burung cendrawasih dijadikan hiasan kepala oleh sukusuku masyarakat di papua. Begitu juga kemempuan terbang beberapa jenis merpati dimanfaatkan untuk suatu hobi atau diperlombakan.
F.     Kelas Aves )

Klasifikasi
Nama
Catatan
Kerajaan
Animalia
Hewan: sistem Multicelular yang memberi makan oleh konsumsi.
Subkingdom
Eumetazoa
Hewan dengan tubuh yang terbuat dari dua atau lebih pihak simetris.
Cabang
Bilateria
Tubuh dengan dua sisi yang berlawanan simetris.
Divisi
Chordata
Chordata
Subphylum
Vertebrata
Vertebrata
Superclass
Gnathostomata
Vertebrata dengan rahang.
Kelas
Aves
Burung : Vertebrata dengan bulu.

1. Subclass Aves

Subclass
Deskripsi
Archaeornithes
Burung primitif
Enantiornithes
Burung Opposite
Benar burung

2. Subclass  Neornithes
Superorder
Nama Umum
Paleognathae
Ratities & tinamous
Neognathae
Terbang burung

BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
Aves merupakan salah satu jenis makhluk hidup yang merupakan cuilan dari ekosistem, pada umumnya Aves berhabitat di darat akan tetapi ada pula yang mencari kuliner di air.  
Ciri-ciri Aves : 
1.      Anggota gerak depan Aves adalah sayap 
2.      Berdarah panas 
3.      Suhu tubuh tetap 
4.      Fertilisasi secara internal 
5.      Jantung 2 serambi dan 2 bilik 
6.      Sekatnya sempurna 
7.      Alat pernafasan paru-paru dan pundi-pundi hawa (untuk burung-burung yang terbang) 
8.      Testis sepasang berkembang dengan baik, sedangkan ovarium yang berkembang hanya sebelah kiri. 
9.      Rangka tubuh terdiri dari tulang-tulang yang berpengaruh dan berisi udara

klasifikasi Aves :
1.      Sphenisciformes, contohnya penguin raja 
2.      Pelecaniformes, contohnya burung camar 
3.      Anseriformes, contohnyaangsa/soang 
4.      Galliformes, contohnya merak 
5.      Columbiformes, contohnya merpati

B.     Saran
Dalam system penulisan makalah ini Kami sebagai penulis belum sanggup mengakui bahwa makalah ini benar-benar tepat sesuai dengan aslinya, namun itu  penulis membutuhkan saran dan keritikan untuk sanggup memperbaiki makalah ini, dan muda-mudahan makalah ini sanggup bermanfaat bagi penulis dan kepada generasi penerus bangsa. Secara global.

Selengkapnya Klik DOWNLOAD

0 Response to "Makalah: Apes (Kelas Apes, Morfologi, Struktur, Fisiologi Danklasifikasi Vertebrata)"