Pengaruh Roa, Car, Ldr, Dan Bopo Terhadap Pertumbuhan Keuntungan Pada Bank Umum Tahun 2007-2011 (Ke-51)

Setiap pelaku ekonomi dalam menjalankan setiap kegiatan tentunya menginginkanmencari keuntungan atau berusaha untuk meningkatkan laba. Kemampuan menghasilkan keuntungan yang maksimal pada suatu bank sangat penting sebab intinya pihak-pihak yang berkepentingan, contohnya investor dan kreditur mengukur keberhasilan bank menurut kemampuan yang terlihat dari kinerja administrasi dalam menghasilkan laba. Hal ini mengakibatkan keuntungan menjadi salah satu ukuran kinerja sebuah bank yang sering dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan.
Laba yaitu pendapatan higienis yang dilihat dari selisih antara pendapatan total perusahaan dengan biaya totalnya. Besarnya keuntungan sanggup dilihat dari laporan keuntungan rugi suatu bank yang memperlihatkan sumber darimana penghasilan diperoleh serta beban yang dikeluarkan sebagai beban bank tersebut. Bank akan memperoleh keuntungan apabila penghasilan yang diperoleh lebih besar dari beban yang dikeluarkan dan dikatakan rugi apabila sebaliknya.
Laporan perhitungan keuntungan rugi suatu bank umum yaitu suatu laporan keuangan bank yang menggambarkan pendapatan dan biaya operasional dan nonoperasional bank serta keuntungan higienis bank untuk periode tertentu. (Dendawijaya, 2009:109).

 
Kegiatan suatu bank selama periode tertentu yang tercantum dalam laporan keuangan meliputi kegiatan rutin atau operasionalyang perlu dilaporkan, sehingga diperlukan bisa memperlihatkan informasi wacana kinerja bank serta indikasi arah bank tersebut pada masa yang akan datang. Hal ini juga sanggup menjadi sarana memperoleh masukan dari sejumlah kalangan wacana seberapa baik laporan tahunan tersebut sekaligus semakin memantapkan keberadaan suatu bank di komunitas industri.Penilaian kinerja keuangan bank pada umumnya dilakukan oleh pihak internal (manajemen) dan pihak eksternal bank yang mempunyai korelasi dengan bank yang bersangkutan ibarat investor, kreditur, dan pemerintah.

Kegiatan suatu bank untuk meningkatkan kinerjanya juga sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 wacana penilaian tingkat kesehatan bank umum yang didalamnya terdapat hukum bagi bank untuk wajib melaksanakan penilaian sendiri tingkat kesehatan bank.
Berikut ini akan dipaparkan tabellaba higienis dari beberapa Bank Umum yang menjadi sampel dalam penelitian ini :
Tabel 1.1 Laba Bersih Bank Umum
Bank Umum
Dalam Miliar Rupiah
2007
2008
2009
2010
2011
PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk
4,838
5,958
7,308
11,472
15,088
PT Bank Mandiri Tbk
4,346
5,313
7,155
9,218
12,246
PT Bank Central Asia Tbk
4,489
5,776
6,807
8,479
10,818
PT Bank NegaraIndonesia Tbk
898
1,222
2,484
4,102
5,808
PT Pan Indonesia Bank Tbk (Panin)
852
701
915
1,136
1,629
PT Bank Permata Tbk
499
452
480
1,011
1,157
PT Bank Tabungan Negara Tbk
402
430
490
916
1,119
Sumber : Laporan Keuangan Masing-masing Bank yang Bersangkutan
Berdasarkan Tabel 1.1 yang memaparkan sampel keuntungan higienis beberapa bank umum di Indonesia memperlihatkan nilai yang fluktuatif. Hampir semua bank yang menjadi sampel di atas mengalami peningkatan keuntungan setiap tahunnya. Seperti contohnya Bank BRI yang menempati posisi keuntungan terbesar pada periode 2007 hingga dengan 2011 dimana Bank BRI ini selalu mengalami peningkatan laba. Namun ada juga bank yang mengalami penurunan keuntungan ibarat Panin Bank yang mengalami penurunan keuntungan yaitu dari Rp 852 miliar pada tahun 2007 menurun menjadi Rp 701 miliar pada tahun 2008 dan juga Bank Permata yang mengalami penurunan keuntungan yaitu dari Rp 499 miliarpada tahun 2007 menurun menjadi Rp 452 miliar pada tahun 2008.
Jika ditinjau dari segi jumlah asset yang dimiliki, Bank Mandiri menempati posisi pertama sebagai bank dengan asset tertinggi di tahun 2011. Selain itu fenomena yang terjadi yaitu pada tanggal 19 September 2012 koran Kompas memberitakan bahwa PT Bank Mandiri Tbk meraih annual report award 2011 sebagai bank dengan laporan keuangan terbaik. Namun tingginya total asset yang dimiliki oleh Bank Mandiri di tahun 2011 yaitu Rp 551.891 miliaryang mengalami peningkatan sebesar Rp 102.117 miliardibandingkan dengan tahun 2010 bukan berarti menjadikan Bank Mandiri sebagai bank dengan keuntungan terbesar di tahun 2011. Posisi keuntungan tertinggi di tahun 2011 justru dimiliki oleh Bank BRI yang total asetnya Rp 469.899 miliar dan mengalami peningkatan sebesar Rp 65.613 miliar dibandingkan dengan tahun 2010.
Berdasarkan data keuntungan higienis di atas, dibutuhkan informasi mengenai faktor yang mempengaruhinya. Teknik analisis yang dipakai yaitu analisis rasio yang memungkinkan untuk mengidentifikasi, mengkaji dan merangkum hubungan-hubungan yang signifikan dari data keuangan sebuah bank. Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan tersebut,analis keuangan dan pemakai laporan keuangan melaksanakan analisis terhadap kesehatan bank. Alat yang biasa dipakai yaitu rasio keuangan.
Dalam analisis rasio, ada dua jenis perbandingan yang dipakai yaitu perbandingan internal dan perbandingan eksternal. Perbandingan internal yaitu membandingkan rasio ketika ini dengan rasio masa lalu. Jika rasio keuangan ini diurutkan dalam jangka waktu beberapa tahun atau periode, maka pemakai sanggup melihat imbas kecenderungan rasio keuangan tersebut, apakah mengalami penurunan atau peningkatan yang akan memperlihatkan kinerja dan kondisi keuangan suatu bank. Sedangkan perbandingan eksternal yaitu membandingkan rasio keuangan suatu bank dengan rasio bank lain. (Darsono dan Ashari, 2005:51).
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa keuntungan merupakan indikator yang penting untuk mengukur kinerja suatu bank dan bank tersebut memaparkan rasio-rasio keuangan yang sanggup dipakai sebagai alat bantu dalam mengukur kinerja bank. Rasio keuangan yang dipakai untuk menilai kinerja keuangan bank dalam penelitian ini yaitu ROA, CAR, LDR, dan BOPO.Return On Assets (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh pendapatan dalam keuntungan kegiatan operasi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya, sehingga dalam penelitian ini ROA dipakai sebagai ukuran kinerja suatu bank. Penggunaan rasio ROA dalam penelitian ini sebab ROA sanggup memperhitungkan kemampuan administrasi bank dalam mengelola aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan income. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset (Dendawijaya, 2009:118).
CAR (Capital Adequacy Ratio) yaitu rasio yang memperlihatkan seberapa jauh aktiva bank yang mengandung risiko ikut didanai dari dana modal sendiri bank di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, ibarat dana masyarakat, proteksi (utang), dan lain-lain (Dendawijaya, 2009:121).
Masalah yang sering dihadapi bisnis perbankan yaitu adanya persaingan tajam yang tidak seimbang yang sanggup menimbulkan ketidakefisienan administrasi yang berakibat pada pendapatan dan munculnya kredit bermasalah yang sanggup menimbulkan penurunan laba. Kredit bermasalah akan mempengaruhi permodalan yang juga sanggup mengakibatkan bank mengalami persoalan likuiditas. Pertumbuhan kredit yang belum optimal tercermin dari angka-angka LDR (Loan to Deposit Ratio). Rasio LDR merupakan perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang sanggup dihimpun oleh bank. LDR akan memperlihatkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan.
Selain persoalan LDR yang dialami oleh perbankan di Indonesia, persoalan yang lainnya yaitu wacana efisiensi yang berkaitan dengan kegiatan operasional suatu bank. Efisiensi operasional merupakan persoalan yang kompleks dimana setiap bank selalu berusaha untuk memperlihatkan layanan yang terbaik kepada nasabah, namun pada ketika yang sama bank harus berupaya untuk beroperasi dengan efisien. Kompetisi di industri perbankan bagaimanapun juga sanggup menurunkan tingkat profitabilitas masing-masing bank, dan apabila tingkat profitabilitas ini rendah maka akan sanggup menimbulkan bank akan mengalami kerugian yang cukup berarti dan ini tentunya sanggup mengancam kelangsungan hidup suatu bank. Indikator efisiensi operasional yang lazim dipakai yaitu BOPO. BOPO yaitu rasio perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Semakin besar BOPO maka akan semakin kecil atau menurun kinerja keuangan perbankan. Begitu juga sebaliknya, kalau BOPO semakin kecil, maka sanggup disimpulkan bahwa kinerja keuangan perbankan semakin meningkat atau membaik.
Berdasarkan uraian di atas, maka melalui penelitian ini akan dianalisis mengenai“Pengaruh ROA, CAR, LDR, dan BOPO terhadap Pertumbuhan Laba pada Bank Umum Tahun 2007-2011”.

0 Response to "Pengaruh Roa, Car, Ldr, Dan Bopo Terhadap Pertumbuhan Keuntungan Pada Bank Umum Tahun 2007-2011 (Ke-51)"