Upaya Guru Kelas Dalam Pendisiplinan Sholat Fardhu Pada Anak Di Mi Hidayatuth Tholibin Karangtalun 01 Kalidawir (Pai-23)

BAB I

PENDAHULUAN



A.    Konteks Penelitian

Dalam Islam, insan dituntut bukan untuk beriman saja. Rukun-rukun iman tidak untuk dijadikan semboyan dan slogan saja. Akan tetapi. Islam menuntut biar iman itu dibuktikan dalam perbuatan nyata. Sedang pembuktian dan realisasai dari pada iman itu ialah mengerjakan semua petunjuk dan perintah Allah dan rosulnya berdasar atas kemampuan maksimal, serta menjauhi segala larangannya tanpa ditawar-tawar.[1]

Salah satu pokok-pokok ibadah yang diwajibkan ialah sholat lima waktu. Ibadah sholat mengandung nilai-nilai yang agung membawa imbas baik kepada yang mengerjakannya maupun kepada orang lain. Sholat merupakan manifestasi rohaniah, pengagungan terhadap zat yang maha kuasa, pelepasan kerinduan jiwa kepada pencipta alam semesta, pernyataan kerendahan dan kelemahan di hadapan zat yang maha perkasa, sehingga menghancurkan setiap kesombongan hati. Maka insan yang melaksanakan ibadah akan melahirkan insan yang punya “sibghah” (ciri-ciri yang karakteristik muslim), yang hidup dalam satu kesatuan masyarakat akan membentuk masyarakat yang mempunyai sibghah Islamiyah.

Kedisiplinan yaitu suatu peraturan yang sedikit, tetapi terang atau tegas dimana isi dan rumusan peraturan dipikirkan secara mantap dan matang dibina dan dikembangkan secara lebih kasatmata biar supaya apa yang diinginkan itu sanggup terwujud dengan baik, sesuai dengan apa yang diperlukan dalam menjadikan kedisiplinan merupakan penggalan dari kiprah orang bau tanah di rumah. Disiplin sanggup melahirkan semangat menghargai waktu, bukan menyia-nyiakan. Waktu berlalu dalam kehampaan. Budaya jam karet yaitu musuh besar bagi mereka yang mengagumkan disiplin dalam belajar. Mereka benci menunda-nunda waktu belajar, setiap jam bahkan setiap detik sangat berarti bagi mereka yang menuntut ilmu di mana dan kapanpun juga.

Orang-orang berhasil dalam berguru dan berkarya disebabkan mereka selalu menempatkan disiplin di atas semua tindakan perbuatan. Aspek pendidikan ini kususnya pendidikan solat disebutkan dalam firman alloh dalam Al-Qur’an surat Luqman ayat 17


Artinya: “Hai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”.[2]



Ayat tersebut menjelaskan pendidikan solat tidak terbatas wacana kaifiyah di mana menjalankan sholat bersifat fidiyah melainkan termasuk menanamkan nilai-niali di balik sholat. Dengan denikian mereka harus bisa tampil aktivis amar ma’ruf nahi munkar serta jiwanya teruji sebagai orang yang sabar.[3]

Ditinjau dari segi disiplin, sholat merupakan pendidikan positif menjadikan insan dan masyarakatnya hidup teratur. Dengan kewajiban sholat sebanyak lima kali dalam 24 jam, seorang muslim tentu seorang yang selalu memperhatikan perjalanan masa dan selalu sadar wacana peredaran waktu. Kesadaran wacana waktu akan membawa hidup yang teratur dan hidup penuh manfaat. Waktu yaitu pedang, kalau engkau tidak menggunakannya memotong, maka engkau yang akan dipotongnya, demikian sya’ir Arab.

Nampaknya keterbelakangan masyarakat kita yaitu akhir belum lagi mempunyai kesadaran waktu. Waktu terlalu dihambur-hamburkan tanpa disadari, tidak ada suatu pertemuan yang dibuka sempurna pada waktunya berdasarkan undangan, lebih banyak waktu dipakai untuk santai, mengobrol dan menganggur daripada waktu yang dipakai untuk bekerja dan beramal.

Sedangkan realitas dalam kehidupan sehari-hari memperlihatkan, bahwa tidak setiap orang bau tanah bisa mendapat kiat dan taktik pendisiplinan sholat fardhu terhadap anak yang sesuai dengan kondisi perkembangan anak dan perubahan zaman. Wajar jikalau kemudian dalam pendisiplinan shalat fardhu itu orang bau tanah menemui kendala dan merasa kurang direspon oleh anak, bahkan mungkin terlihat disepelekan lagi dianggap kolot lagi kuno. Padahal masa bawah umur merupakan kesempatan paling sempurna mendidikkan aneka macam sikap keagamaan, termasuk pendisiplinan sholat fardu, lebih-lebih apabila diterapkan kiat dan taktik yang jitu.[4] Keadaan ini tampak unik lagi menarik apabila diteliti lebih lanjut.

Adapun dalam hal ini, guru berperan sebagai pendidik maupun sebagai Pembina dan pembentuk sikap keagamaan anak didik yang sanggup terwujud dalam bentuk acara sepeti halnya latihan-latihan keagamaan. Oleh lantaran itu, di dalam forum pendidikan guru merupakan orang bau tanah siswa. Kaprikornus pendisiplinan sholat fardhu meupakan penggalan yang sangat penting sehingga dengan demikian apabila pendisiplinan dilakukan dengan baik maka akan tercapai tujuan yang diperlukan sebagaimana tujuan pendidikan islam bahwa “ tujuan umum pendidikan yaitu membimbing anak biar mereka menjadi muslim sejati beriman teguh, bersedekah soleh dan berahlak mulia serta mempunyai kegunaan bagi masyarakat, agama dan Negara.”[5]

Banyak upaya yang dilakukan guru dalam aplikasinya yaitu untuk melaksanakan pendisiplinan sholat fardu kepada siswanya, upaya yang dilakukan seorang guru yaitu dengan melaksanakan upaya atau tindakan yang bersifat atau bertujuan untuk mendisiplinkan sholat fardhu, namun pada kenyataannya masih tetap saja banyak keluhan pada setiap forum pendidikan berkaitan dengan problem pendisiplinan siswa, begitu pula dengan MI Hidayatuth Tholibin Karangtalun Kalidawir. Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di forum sekolah yaitu di MI Hidayatuth Tholibin Karangtalun Kalidawir.

Sedangkan alasan peneliti menentukan lokasi tersebut lantaran dianggap perlu untuk mengetahui bagaimana upaya guru dalam pendisiplinan sholat fardhu pada siswa. Siswa dalam forum pendidikan tersebut rata-rata dari kalangan ekonomi menengah kebawah jadi orang bau tanah siswa kebanyakan sibuk dengan pekerjaannya bahkan ada yang jadi TKI ke luar negri sehingga anak dititipkan pada neneknya sehingga pendisiplinan itu dirasa kurang. Dan lokasi penelitian ini berada pada tempat yang strategis yang letaknya di daerah pertanian dan perdagangan sehingga mendorong adanya terusan perubahan dan konteks transformasi zaman globalisasi sehingga pengaruh-pengaruh dari luar cepat masuk. Oleh lantaran itu guru mempunyai kiprah penting dalam pendisiplinan siswa.[6]

Berangkat dari uraian  tersebut serta melihat kenyataan yang demikian itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan tema.” Upaya Guru Kelas Dalam Pendisiplinan Sholat Fardhu Pada Anak Di MI Hidayatuth Tholibin Karangtalun 01 Kalidawir” Dengan hasil penelitian ini diperlukan akan sanggup menunjukkan konstribusi anutan kepada pihak yang memerlukan.




0 Response to "Upaya Guru Kelas Dalam Pendisiplinan Sholat Fardhu Pada Anak Di Mi Hidayatuth Tholibin Karangtalun 01 Kalidawir (Pai-23)"